Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Widget Atas Posting

Memperbaiki Adab Anak dengan Cara Berkisah

Assalamualaikum, sebelum ke pembahasan. Coba teman-teman jawab dulu soal-soal di bawah :

Nasehat seperti apa yang lembut dan mudah dikenang?

Nasehat seperti apa yang tidak menyakiti hati?

Nasehat seperti apa yang enak didengar?

Nasehat seperti apa yang orang-orang siap duduk berlama-lama ?

Nasehat seperti apa yang bisa menjadikan motivator dan mudah dihadirkan kapan saja?

Dari pertanyaan-pertanyaan di atas kita hanya membutuhkan satu jawaban saja. Jawabannya adalah berkisah. Sehingga berkisah sangat dahsyat pengaruhnya, sangat mudah disajikan tanpa menyakiti orang yang dinasehati,memotivator pendengar, mereka siap berlama-lama duduk di depan kisah bahkan tidak hanya anak kecil, kita pun demikian bukan?

Apa yang terjadi hari ini nampaknya konsep berkisah sudah dipandang sebelah mata oleh para guru atau orangtua. Coba kita berkeliling mencari anak-anak di sekitar kita, lalu kita bertanya pada anak tersebut tentang kisah Nabi Muhammad Shalallahu alaihi wassalam atau Nabi-Nabi terdahulu atau kisah-kisah sahabat dan orang shaleh! hanya berapa persen anak yang menguasai dan mengetahui tentang kisah di atas??


Kenapa kami harus berkisah?


Harusnya berkisah sudah menjadi panduan di lembaga-lembaga Islam dan bukan hanya sebagai mata pelajaran tambahan. Satu pekan anak hanya mendapat kisah dari gurunya satu kali, bahkan ada juga yang tidak dapat sama sekali.

Sahabat Abana yang saya cintai, sangat menarik jika kita melihat ke Al-Qur’an, dimana sepertiganya adalah kisah. Menarik lagi, ternyata kisah-kisah umat terdahulu yang dikisahkan kepada Nabi Muhammad Shalallahu alaihi wassalam dalam Al-Qur'an berada di fase Makkah atau kita sebut surat Makkiyah.

Sekarang teman-teman bisa melihat di Al-Qur’an, setiap surat yang terdapat kisah- kisah para Nabi dan umat terdahulu itu adalah surat Makkiyah kecuali surat Al-Baqarah.

Kurang lebih turunnya Al-Qur’an atau wahyu selama 23 tahun Makkah dan Madinah, sedangkan turun di Makkah selama 13 tahun, itu artinya di Makkah lebih banyak dari pada turun di Madinah, lalu kisah tersebut menjadi sepertiga dari Al-Qur’an ! Kesimpulannya Makkah adalah fase yang sangat banyak terdapat Kisah-Kisah!! Subhanallah...

Memperbaiki Adab Anak dengan Cara Berkisah

Jawaban dari pertanyaan di atas yang terakhir adalah:

Di dalam kisah terdapat pelajaran yang tidak ternilai.. lihatlah ayat yang berada setelah selesai kisah Yusuf Alaihissalam [Qs.Yusuf : 111]

قَدْ كَانَ فِي قَصَصِهِمْ عِبْرَةٌ لِأُولِي الْأَلْبَابِ ۗ مَا كَانَ حَدِيثًا يُفْتَرَىٰ وَلَٰكِنْ تَصْدِيقَ الَّذِي بَيْنَ يَدَيْهِ وَتَفْصِيلَ كُلِّ شَيْءٍ وَهُدًى وَرَحْمَةً لِقَوْمٍ يُؤْمِنُونَ

"Sesungguhnya pada kisah-kisah mereka itu terdapat pengajaran bagi orang-orang yang mempunyai akal. Al Quran itu bukanlah cerita yang dibuat-buat, akan tetapi membenarkan (kitab-kitab) yang sebelumnya dan menjelaskan segala sesuatu, dan sebagai petunjuk dan rahmat bagi kaum yang beriman." (Qs.Yusuf :111)


Kenapa Kisah Turun di Makkah?


Ini adalah pertanyaan yang sangat menarik. Kisah turun di Makkah karna fase Makkah adalah fase penguatan pondasi dan fase penguatan iman. Sangat berbeda dengan fase Madaniyah, di Madinah adalah fase Ibadah ,hukum Halal Haram. Lantas apa kaitannya dengan anak-anak? Kenapa berkisah kepada mereka?

Sahabat Abana yang kami cintai, jawabannya adalah :

Karna anak-anak kedudukannya ada di fase Makkah, sebagaimana yang sudah saya jelaskan di artikel sebelumnya [Cara Supaya Anak Kita Tidak Nakal ]. Bagi teman-teman yang belum membaca artikel tersebut silahkan dibuka artikelnya insyallah bermanfaat, karna ada kaitannya dengan artikel ini.

Saya ulang kembali dari artikel sebelumnya, jangan sampai lengah di fase Makkah ini, tentunya akan menentukan nasib anak kita, apakah kuat pondasinya atau sebaliknya.

Kapan Waktu yang Tepat untuk Berkisah?


Sebenarnya tidak ada waktu khusus untuk berkisah, kapan saja bisa, hanya saja saya akan memberi masukan untuk para guru yang mungkin tidak diberikan waktu berkisah di sekolahannya, silahkan teman-teman Abana bisa berkisah sebelum memulai pelajaran.
Misalnya: Saya hari ini mengajar pelajaran bahasa, maka sebelum mengajar 15 menit / 20 menit saya akan berkisah di depan anak-anak sekolah.

Adapun untuk orangtua, jangan lengah untuk memberikan kisah-kisah pada anak, silahkan Ayah/Bunda bisa memulai dari kisah-kisah Nabi-Nabi sambil diambil ibrahnya, lalu kisah Nabi Muhammad Shalallahu alaihi wassalam kemudian para Sahabat Radhiyallahuanhu dan kisah orang-orang shaleh.

Alhamdulillah kebetulan situs Abana online sudah menyediakan media berkisah, mulai dari kisah Nabi sampai orang shaleh beserta bonus-bonus yang menarik dari  kami (bisa dilihat pada kolom daftar isi ). Dengan demikian maka kisah adalalah metode yang istimewa untuk konsep pendidikan,namun harus berkisah dengan metode Qur'ani.


Seperti Apa Metode yang Sesuai Qur'an?


Memperbaiki Adab Anak dengan Cara Berkisah

Berceritalah kisah fakta bukan dongeng. Al Quran mengajarkan agar bercerita sesuatu yang fakta.

Dahulu orang-orang kafir Quraisy pernah melontarkan perkataan yang negatif terhadap Al-Qur’an dan menuduh Al-Qur’an sebagai dongeng-dongeng terdahulu, lalu Allah taala membalas perkataan orang kafir tersebut. [Qs.Al-Furqon: 4-6]

وَقَالَ الَّذِينَ كَفَرُوا إِنْ هَٰذَا إِلَّا إِفْكٌ افْتَرَاهُ وَأَعَانَهُ عَلَيْهِ قَوْمٌ آخَرُونَ ۖ فَقَدْ جَاءُوا ظُلْمًا وَزُورًا

"Dan orang-orang kafir berkata: "Al Quran ini tidak lain hanyalah kebohongan yang diada-adakan oleh Muhammad dan dia dibantu oleh kaum yang lain"; maka sesungguhnya mereka telah berbuat suatu kezaliman dan dusta yang besar.(4)

وَقَالُوا أَسَاطِيرُ الْأَوَّلِينَ اكْتَتَبَهَا فَهِيَ تُمْلَىٰ عَلَيْهِ بُكْرَةً وَأَصِيلًا

"Dan mereka berkata: "Dongengan-dongengan orang-orang dahulu, dimintanya supaya dituliskan, maka dibacakanlah dongengan itu kepadanya setiap pagi dan petang"(5)

قُلْ أَنْزَلَهُ الَّذِي يَعْلَمُ السِّرَّ فِي السَّمَاوَاتِ وَالْأَرْضِ ۚ إِنَّهُ كَانَ غَفُورًا رَحِيمًا

"Katakanlah: "Al Quran itu diturunkan oleh (Allah) yang mengetahui rahasia di langit dan di bumi. Sesungguhnya Dia adalah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang"(6)

Bahkan Allah mengancam. Ada di Qs.An-Nahl 24-25:

وَإِذَا قِيلَ لَهُمْ مَاذَا أَنْزَلَ رَبُّكُمْ ۙ قَالُوا أَسَاطِيرُ الْأَوَّلِينَ

"Dan apabila dikatakan kepada mereka "Apakah yang telah diturunkan Tuhanmu?" Mereka menjawab: "Dongeng-dongengan orang-orang dahulu"

لِيَحْمِلُوا أَوْزَارَهُمْ كَامِلَةً يَوْمَ الْقِيَامَةِ ۙ وَمِنْ أَوْزَارِ الَّذِينَ يُضِلُّونَهُمْ بِغَيْرِ عِلْمٍ ۗ أَلَا سَاءَ مَا يَزِرُونَ

"(ucapan mereka) menyebabkan mereka memikul dosa-dosanya dengan sepenuh-penuhnya pada hari kiamat, dan sebahagian dosa-dosa orang yang mereka sesatkan yang tidak mengetahui sedikitpun (bahwa mereka disesatkan). Ingatlah, amat buruklah dosa yang mereka pikul itu."

Sayangnya cara orang kafir ini sudah diikuti oleh sebagian kaum muslimin, mereka mengganti kisah-kisah yang penuh hikmah dengan dongeng-dongeng yang hampir tidak berguna, mereka mengajarkan berbohong kepada anak. Pada dasarnya dongeng-dongeng dibuat oleh mereka. Soal pendidikan kita emang harus lebih berhati-hati dalam mengambil rujukan.

Nabi Mencontohkan Berkisah Tidak dengan Dongeng!


Kisah Aisyah dan kuda Sulaiman:

"Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam pernah tiba dari perang Tabuk atau Khoibar, sementara kamar ‘Aisyah ditutup dengan kain penutup. Ketika ada angin yang bertiup, kain tersebut tersingkap hingga mainan boneka Aisyah terlihat.

Beliau lalu bertanya :

"Wahai ‘Aisyah, apa ini?"    Aisyah menjawab  "Itu mainan bonekaku."  Lalu beliau juga melihat patung kuda yang mempunyai dua sayap. Beliau bertanya:

"Lalu suatu yang aku lihat di tengah-tengah boneka ini apa?"  Aisyah menjawab : "Boneka kuda."

Beliau bertanya lagi,  "Lalu yang ada di bagian atasnya itu apa?"

Aisyah menjawab, "Dua sayap."

Beliau bertanya lagi :   "Kuda mempunyai dua sayap!"

Aisyah menjawab : "Tidakkah Engkau pernah   mendengar bahwa Nabi Sulaiman mempunyai kuda yang punya banyak sayap?"

Aisyah berkata :"Beliau lalu tertawa hingga aku dapat melihat giginya."

[HR. Abu Daud no. 4932 dan An Nasai dalam Al Kubro no. 890. Al Hafizh Abu Thohir mengatakan bahwa sanad hadits ini
hasan].

Dari kisah di atas kita tahu bahwa daya imajinasi anak sangatlah kuat, lalu Rasulullah memelihara imajinasi itu. Saat itu Aisyah Radiyallahuanha berumur 9 tahun. Jiwa kekanak-kanakannya masih ada, jangankan usia 9 tahun, beberapa hari ini masih banyak yang suka boneka walaupun sudah dewasa. Apakah imajinasi Aisyah itu fiktif? Kuda yang mempunyai sayap apakah dongeng?

Saya akan mengutip penjelasan dari Modul Kuttab 1

"Ali bin Burhanuddin Al-Halaby (w:1044H) dalam buku sirohnya terhadap kisah Aisyah di atas :

"Adapun perkatannya (tidakkah engkau mendengar bahwa Sulaiman memiliki kuda dengan beberapa sayap?), diamnya Nabi terhadap hal itu menunjukan bahwa hal tersebut benar. Kemudian saya melihat pernyataan sebagian orang bahwa Sulaiman mempunyai kuda dengan beberapa sayap."

Sehingga dengan boneka kuda imijinatif pun, tidak mengandung dongeng atau fiktif. Subhanallah..

Setelah Kita Sering Berkisah..


Dalam hal ini saya akan menulis sesuai pengalaman pribadi, setelah kita sering berkisah pada Anak-Anak di kelas maupun di rumah, kita akan lebih mudah mengarahkan anak dalam hal adab.

Misal :"Naak, Kamu jangan seperti itu, Imam Syafii tidak seperti itu loh" Maka anak tersebut langsung mengerti dan ber adab, namun coba bayangkan jika kita tidak berkisah tentang Imam Syafii sebelumnya?

"Naak, Imam Syafii tidak seperti itu looh" Maka anak itu akan bingung "Imam Syafii siapa sih?"

Anak Mudah Kagum


Tidak usah jauh-jauh, keponakan saya melihat sinetron yang tokoh utamanya membawa ketapel (sebut saja si Cecep) esok harinya ponakan saya membuat ketapel lalu di bawa kemana-mana. Saat ditanya "Kenapa bawa ketapel terus?" Jawabnya "Kaya si Cecep".

Subahanallah andai saja anak tersebut kagum dengan kisah Nabi-Nabi Sahabat Nabi dan Orang-orang soleh lainnya .

Jangan salahkan anak, namun salahkan bagaimana orangtua mendidik. Alhamdulillah, demikian cara memperbaiki adab anak dengan berkisah. Wassalamualaikum Wr.Wb Referensi:
  • Buku Modul Kuttab 1
  • Al-Qur’an Al-Karim
  • Tarbiyatul Aulad Kholid Syantut

1 komentar untuk "Memperbaiki Adab Anak dengan Cara Berkisah"

mymastah 21 Oktober 2016 pukul 15.34 Hapus Komentar
Cara paling ampuh adalah yg seperti ini :D.