Cara Mendidik Anak Jadi Soleh Dengan Ketauladanan
Anak yang Soleh atau Solehah adalah dambaan setiap manusia, khususnya orang tua yang sudah mempunyai anak. Oh iya. Sebelumnya abanaonline.com juga pernah menulis: Cara Mengatasi Anak Nakal dan Cara Menghukum Anak dalam Islam. Di sana kami membahas tentang ketegasan. Tegas dalam menerapkan hukuman, dan juga kurikulum yang harus diajarkan ke anak-anak, berupa karakter Iman.
Artikel tersebut juga mempuyai peran yang penting dalam perbaikan Akhlak dan Adab anak-anak. Di sana berisikan sistem dan tata cara memperbaiki adab. Namun selain sistem ternyata masih ada yang lebih penting dari itu semua. Yaitu kedekatan pembimbing terhadap Sang Pencipta Alam atau ikatan ruh orangtua dan guru kepada Allah ta'ala.
Banyak kalangan pendidik yang selalu mendorong anaknya beribadah, belajar ilmu agama namun tanpa memperhatikan dirinya. Dengan alasan, "Anak saya harus bisa lebih baik dari saya". Sehingga orangtua yang sudah merasa kurang baik, tidak mau berbenah diri.
Banyak kalangan pendidik yang selalu mendorong anaknya beribadah, belajar ilmu agama namun tanpa memperhatikan dirinya. Dengan alasan, "Anak saya harus bisa lebih baik dari saya". Sehingga orangtua yang sudah merasa kurang baik, tidak mau berbenah diri.
Men-sholeh-kan Diri Kita
Siapa yang tahu kesholehan orangtua atau guru? Bahkan, teman sendiri pun tidak tahu tentang keikhlasan seseorang! Semua hanya Allah taala yang tahu. Menjaga kesholehan kita sama dengan memberi keteladanan kepada anak kita. Coba perhatikan ayat tentang ruhiyah atau kesolehan orangtua dan guru yang ada di Qs.Al-Kahfi :82
أَمَّا الْجِدَارُ فَكَانَ لِغُلَامَيْنِ يَتِيمَيْنِ فِي الْمَدِينَةِ وَكَانَ تَحْتَهُ كَنْزٌ لَهُمَا وَكَانَ أَبُوهُمَا صَالِحًا فَأَرَادَ رَبُّكَ أَنْ يَبْلُغَا أَشُدَّهُمَا وَيَسْتَخْرِجَا كَنْزَهُمَا
رَحْمَةً مِنْ رَبِّكَ ۚ وَمَا فَعَلْتُهُ عَنْ أَمْرِي ۚ ذَٰلِكَ تَأْوِيلُ مَا لَمْ تَسْطِعْ عَلَيْهِ صَبْرًا
"Adapun dinding rumah adalah kepunyaan dua orang anak yatim di kota itu, dan di bawahnya ada harta benda simpanan bagi mereka berdua, sedang ayahnya adalah seorang yang saleh, maka Tuhanmu menghendaki agar supaya mereka sampai kepada kedewasaannya dan mengeluarkan simpanannya itu, sebagai rahmat dari Tuhanmu; dan bukanlah aku melakukannya itu menurut kemauanku sendiri. Demikian itu adalah tujuan perbuatan-perbuatan yang kamu tidak dapat sabar terhadapnya". (Qs.Al-Kahfi : 82)
Ayat tersebut adalah bagian kisah Nabi Musa Alaihissalam yang menuntut ilmu dan mendapat ujian Ilmu dari Nabi Hidzir Alaihissalam, dan ayat 82 ini, Nabi Hidzir Alaihissalam menjelaskan ujian yang terakhir dari 3 ujian.
Ujian yang pertama adalah Nabi Hidzir melubangi sebuah kapal. Ujian kedua Nabi Hidzir membunuh seorang anak dan ujian yang terakhir Nabi Hidzir menegakkan dinding rumah dua orang anak yatim. Ketika saya membuka tasir As-Sa’di beliau menjelaskan tentang ujian Nabi Musa Alaihissalam yang terakhir, yaitu kenapa Nabi Hidzir menegakkan dinding yang mau roboh?
-وَكَانَ أَبُوهُمَا صَالِحًا-
As-Sa’di Rahimahullah berkata:
Dikarnakan orangtuanya yang sudah tidak ada dan Allah ta'ala menjaga keduanya atas kesolehan AyahnyaSubahanallah ternyata karna kesolehan orangtuanya, kedua anak itu dijaga oleh Allah Azza wa jalla.
Sudahkah kita mengahafl Al-Quran disaat kita memerintah anak-anak menghafal? Bahkan kita akan memberi hukuman jika anak itu tidak hafal.
Sudahkah kita rajin ibadah kepada Allah, disaat kita menyuruh anak dan murid kita solat?
Sudahkah kita ingat akan Neraka, kebesaran Allah Azaa wa jalla, pengawasan Allah Ta’ala dan Hari akhir kelak, disaat kita selalu memberikan nasehat-nasehatkepada anak kita tentang mengingat Allah ta’ala dan takut atas pengawasan-Nya?
Semua yang sudah kita ajarkan dan kita sampaikan ke Mereka, sudahkan kita mengamalkannya?
Ya Allah bimbinglah kami.
Berdoa Kepada Allah Azza wa jalla
Cara kedua mengatasi anak nakal adalah berdoa kepada Allah ta'ala.
Qs.Ash-Shaffaat :100
رَبِّ هَبْ لِي مِنَ الصَّالِحِينَ
"Ya Tuhanku, anugrahkanlah kepadaku (seorang anak) yang termasuk orang-orang yang saleh"
Sahabat Abana...
Cara-cara dzohiriyah hanyalah sebatas usaha manusia
Tanpa melupakan doa-doa kepada Yang Maha Kuasa
Ababila usaha tanpa doa
Harapan akan sirna
Walau setinggi langit harapan kau gantungkan
Bak menggarami lautan
Karna yang Kau dapat hanyalah kesia-siaan
Carilah waktu terkabul doa
Supaya lebih mudah menggapai harapan kita
Pantun tersebut adalah akhir dari tulisan saya..
Sekian cara mendidik anak menjadi soleh dengan ketauladanan. Wassalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh..Penulis Abu Zaid Al-Amir
Referensi:
- Al-Qur’an Al-Kariem
- Tafsir As-Sa’di
- Tafsir Ibnu Katsir
3 komentar untuk "Cara Mendidik Anak Jadi Soleh Dengan Ketauladanan"
Tulis komentar di sini dan centang tombol "Notify me" atau "Ingatkan kami" agar Antum bisa melihat balasannya. Syukran