Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Widget Atas Posting

Pendidikan Anak Usia Dini: Dari Mana Saya Memulai?

Pendidikan Anak Usia Dini: Dari Mana Saya Memulai?

Apakah Antum pernah melihat perkembangan seorang bayi? Bayi akan belajar balik badan terlebih dahulu sebelum merangkak, merambat dan berjalan. Akan aneh rasanya bila melihat bayi baru lahir langsung bisa jalan. Hal semacam itu tidak mungkin terjadi. Begitulah hukum kehidupan, sudah mengajarkan bagaimana tahapan belajar.

Mari melihat bagaimana kalau urutan belajar tersebut diterapkan dalam dunia pendidikan.

Andai saja pelajaran MTK kelas 6 SD diajarkan di kelas 1 SD atau sebaliknya materi kelas 1 SD diajarkan di kelas 6 SD, maka yang akan terjadi kurikulum tersebut tidak ada hasilnya bahkan bisa menimbulkan trauma dalam belajar. Bagaimana tidak? Kelas 1 SD sudah diajarkan pelajaran kelas 6.

Nah sebelum berbicara jauh tentang urutan pendidikan Islam, coba antum baca dahulu sub judul berikut ini.

Mengingatkan Kembali Visi dan Misi Keluarga Muslim


    Sebagaimana yang sudah saya tulis dalam artikel rindu generasi kualitas sahabat, generasi kita sedang ditugaskan mendidik anak supaya tumbuh seperti generasi kualitas sahabat. Jika generasi yang akan kita bangun adalah sehebat dan sebesar para sahabat, maka di ibaratkan kita akan membangun bangunan yang besar tinggi nan kokoh.

    Tentu saja para orangtua adalah arsiteknya dan anak kita adalah sebuah lahan kosong yang akan digunakan untuk membangun gedung yang kokoh, menawan dan menjulang tinggi.

    Arsitek dan Orangtua dalam Pendidikan Anak dalam Islam


    Untuk mewujudkan gedung yang megah, biasanya para arsitektur sudah memikirkan dan merancang hasil akhir dari gedung tersebut. maka tidak heran jika mereka sudah mempunyai gambaran lengkap, penuh dengan taman, lampu, kolam renang dan parkiran.

    Padahal pembangunan belum dimulai, namun sudah mempunyai gambaran dan rancangannya.

    Begitu juga dengan para orangtua dalam pendidikan anak, mereka harus sudah mempersiapkan visi-misi keluarga muslim, seperti Arsitek yang mempunyai rencana sebelum membangun dan sudah mengira hasil akhirnya.

    Bukan malah kita kebingungan saat anak sudah besar, ternyata hasilnya jauh dari harapan, dalam Pendidikan Anak Usia Dini harus lebih diperhatikan. Sekali lagi jangan mengabaikan visi misi Nabi Shalallahu alaihi wassalam

    Lalu Darimana Kita Akan Memulai Pendidikan Anak Usia Dini??

    Tahapan Memulai Pendidikan Usia Dini


    Tahapan pendidikan anak seperti seorang arsitek yang ingin membangun tempat parkir atau mendirikan rumah. Ahli bangunan mempunyai rencana dan urutan-urutan supaya hasil akhir dari bangunan tersebut benar-benar kokoh. Begitu pula dalam membangun generasi ini (Pendidikan Anak), semua ada urutannya, semua ada tahapannya.

    Mana yang harus kita dahulukan dan mana yang harus kita akhirkan, sesuai panduan-panduan Nubuwah Shalallahu alaihi wassalam.

    Bukankah kita sering berbicara, Islam sudah sempurna, Islam kamil (sempurna)? Lalu bagaimana dengan pendidikan anak atau pendidikan Islam? Apakah Nabi shalallahu alaihi wassalam juga sudah mengajarkan urutan? Misalnya mana yang perlu didahulukan dan mana yang perlu diakhirkan.

    Urutan Kurikulum Nubuwah ( Kenabian)


    Perhatikanlah baik-baik Sahabat Abana, kami akan mengutip kalimat dari buku Kuttab Modul 1.

    "Yang diluluskan oleh sekolah Nubuwah adalah para sahabat yang menjadi pemimpin dunia setelah Rasulullah Shalallahu alaihi wassalam
    Kurikulum yang diturunkan Allah Subhanahu Wata'ala hanyalah Al-Qur'an dengan penjelasan langsung oleh Rasululllah Shalallahu Alaihi wassalam.

    Untuk itulah, dengan menggali Al-Qur'an yang digabungkan dengan hadist Rasulullah Shalallahu alaihi wassalam dan melihat aplikasi kehidupan Nabi Muhammad Sholallahu alaihi wassalam melalui Sirahnya. Akan jelas terlihat dengan detail dari awal hingga akhir bagaimana generasi terbaik itu hadir (Subhanallah..)" 

    Kata-kata tersebut sudah membuat kita untuk membuka mata dan menajamkan pandangan mengarah kepada aplikasi Nabi Shalallahu alaihi wassalam dalam pendidikan anak usia dini. Yang perlu Sahabat Abana ketahui adalah, permasalahan Makkiyah dan Madaniyah itu tidak ada perdebatan antara ulama Al-Qur'an dan Ahli sejarah, bahwa Nabi berdakwah di dua fase.

    Fase Makkah dan Fase Madinah


    Para ulama Al-Qur'an sudah menjelaskan bahwa, ada perbedaan karakter antara fase Makkah dan fase Madinah. Sehingga perbedaan karakter tersebut bisa kita gali urutan kurikulumnya, apa saja yang di ajarkan di fase Makkah selama 13 Tahun, dan apa saja yang diajarkan di Madinah selama 10 tahun.

    Contoh Fase Makkah:

    Sangat menarik sekali jika kita bisa melihat detail, namun jangan ke sana dulu sebelum kita melihat posisi fase Makkiyah beserta karakter umum Makkiyah dan Madaniyah.

    Posisi Makkiyah Potret Pendidikan Anak Usia Sebelum Baligh


      Anak, Akar, Pondasi, Aqidah dan Makiyah semua berada di posisi paling bawah.

      Ibarat pohon: ada akar, batang pohon dan buah.

      Ibarat bangunan: ada pondasi, dinding, atap dan hiasan.

      Dalam ilmu islam: ada Aqidah,Syariah dan Akhlaq, Aqidah adalah akar, Syariah adalah ranting sedangkan Akhlaq adalah buahnya.

      Makkiyah adalah pondasi atau akarnya, Madaniyah adalah yang akan menjadi beban pondasi. Madaniyah harus selalu berdiri setelah akar atau pondasi. Jika pondasi atau akarnya tidak kuat, maka beban tersebut akan mudah ambruk seperti gubuk reyot.

      Dimana Posisi Pendidikan Anak-Anak Sebelum Baligh? Mari buka Al-Qur'an atau Terjemahan, kita akan temui  ayat-ayat Makkiyah lebih banyak membangun pondasi tidak memberi beban.
      • Puasa Ramadhan
      • Haji
      • Zakat
      • Umrah
      • Hijab
      • Jihad
      • Dll.
      Daftar hukum di atas semuanya diturunkan di Madinah bukan di Makkah. Subhanallah.. Jadi, harusnya kurikulum pendidikan seperti ini, membangun pondasi harus diperhatikan dengan tidak memberi banyak memberi beban.

      Apa jadinya, jika pondasi bangunan masih belum kuat dan sangat lemah, namun sudah dibangun atap dan dinding? Apakah bisa bertahan? Mungkin bisa! Apakah bisa bertahan lama? Saya yakin tidak!

      Tapikan ada hukum syariat yang turun di Makkah?

      Kami tidak membantah jika ada hukum syariat yang turun di Makkah, seperti Solat, Infaq, Qiyamullail dan Tilawah. Tapi mari lihat kembali, ada beberapa berapa ayat tentang hukum hukum di atas? Cuma sedikit, tidak banyak. Sehingga hukum tersebut tidak menopang atau mengganggu pondasi.

      Jika kita lihat maka :

      Hukum Solat wajib diturunkan kira-kira setahun menjelang hijrah dalam peristiwa Isra Mi'raj.
      Infaq dan Sadaqoh [Qs.Al-An'am :141]

      (Ayat ini berkaitan tentang Zakat pertanian, namun belum disebutkan perinciannya, pembelajarannya turun di Madinah) Qiyamullail dan Tilawah Al-Quran ada di (Qs.Al-Muzammil)

      Bahkan Qiyamullail sempat diwajibkan selama setahun, sebelum Akhirnya di sunahkan pada Qs.Al-Muzammil Ayat terakhir. (Ibnu Katsir)

      Karakter Makkiyah dan Madaniyah Potret Pendidikan Anak


      Maaf abanaonline.com akan mengutip lagi dari buku Modul Kuttab 1:

      Berikut ini beberapa karakter umum Surat-surat Makiyyah, semoga menjadi inspirasi bagi setiap pendidik:

      Setiap surat yang terdapat ayat sajdah. Setiap surat yang terdapat kisah para Nabi dan umat terdahulu, kecuali surat Al baqarah cenderung pendek-pendek ayatnya.

      Mari kita urai sedikit ketiga hal tersebut. Ayat sajdah adalah ayat yang disunnahkan untuk bersujud saat membacanya didalam ataupun diluar shalat. Hal ini menguatkan kembali tentang memperbanyak sujud (shalat) dan syariat sujud tilawah sendiri.

      Kisah diperkirakan merupakan sepertiga al Qur'an. Metode berkisah berarti sangat mendominasi fase Makiyyah. Pendek-pendek ayatnya, tetapi jumlah suratnya jauh lebih banyak daripada surat-surat madaniyah. Inspirasi: pendek-pendek tapi banyak (sering). Wallah'ulam. Penulis: Abu Zaid

      Baca halaman berikutnya, Mendidik Anak Jangan Gagal di Tahap Ini

      Referensi: Al-Qur’an Al-Karim/Modul Kuttab 1

      5 komentar untuk "Pendidikan Anak Usia Dini: Dari Mana Saya Memulai?"

      Unknown 26 Oktober 2016 pukul 09.58 Hapus Komentar
      Mendidik anak usia dini memang sangat penting terlebih kita harus menanamkan jiwa islami ke dalam anak2 kita.
      Unknown 26 Oktober 2016 pukul 10.01 Hapus Komentar
      mantap gan... untuk kebutuhan anak.
      Unknown 2 November 2016 pukul 06.51 Hapus Komentar
      MASYAALLAH.. INI YANG ANA CARI. SYUKRAN
      ridmee 3 November 2016 pukul 14.26 Hapus Komentar
      Bermanfaat mas artikelnya, kebetulan anak saya baru 2,5 tahun....
      Abu Zaid Amir 3 November 2016 pukul 23.58 Hapus Komentar
      Barakallah fiiiik... smga bisa diamalkan