Curhat Mukidi
Baagaiman Curhat Mukidi dalam Masalah Pendidikan?
Mukidi seorang yang berpendidikan tinggi, namun Mukidi mempunyai masalah tentang pendidikannya. Pada siang hari, setelah solat dzuhur, Mukidi terlihat sedang merenung, sambil memutar-mutarkan ponsel di tangan kanannya, nampaknya Mukidi sedang memikirkan sesuatu sambil melihat Joki mengaji.
"Sepertinya ini waktu yang tepat, untuk berbicara dengan Joki" Mukidi berkata dalam hati.
Di kampung Mukidi, Joki adalah orang yang dipercaya oleh masyarakat. Mukidi dan Joki adalah teman dekat. Mukidi pun mendekati Joki.. Seperti apa Curhat Mukidi ke Joki??
Sahabat Abana, prolog di atas bukanla sebuah cerita, karna cerita dengan konten berbohong, sangat tidak dianjurkan.. bak sebuah dongeng-dongen yang tidak ada manfaatnya. Lalu untuk apa saya menulis prolog?
Baru-baru ini, nama Mukidi banyak diangkat dalam dialog-dialog lucu, dan Mukidi sebagai tokoh utamanya. Fenomena ini, membuat saya tertarik untuk menulis dialog tentang mukidi yang bertujuan untuk menjelaskan tentang pendidikan yang dialami oleh Mukidi dan Kebanyakan Masarakat Indonesia. Lalu kami beri judul Curhat Mukidi.
Saya akan memakai nama Mukidi, dalam bentuk dialog, mengapa? Supaya Sahabat Abana bisa lebih mudah memahami teks yang akan saya sampaikan. Jadi sekali lagi, ini bukan kisah atau cerita yang mengandung unsur bohong.
Saya di sini juga tidak sedang menilai kurikulum pendidikan negara kita, namun saya hanya memberi gambaran saja serta mengajak pembaca melihat keadaan pendidikan kita secara detail. Silahkan pembaca seklain yang menilainya.
Baca juga: Berkisah Dapat Memperbaiki Adab Anak
Baik, langsung saja.. Check it out..
Mukidi dan joki sudah berhadap-hadapan dan saling salam sapa.
- Mukidi, "Joki, saya pingin cerita ke kamu tentang masalah pendidikan saya"
- Joki, "Pendidikan apa? Bukankah kamu sudah mempunyai gelar di Universitas ternama? masalah apa lagi?"
- Mukidi, "Kamu tahu sendirikan umur saya sudah 37?"
- Joki, "Apa iya?! Saya kira 60, ko’ mukamu sudah kusut?"
- Mukidi, "Saya serius jok!! muka saya kusutkan, karena lagi mikirin masalah ini, jadi begini, saya sudah punya anak dan sudah besar, umurnya 5 tahunan, besok mau saya daftarin ke sekolah, tapi belum ketemu, belum ada yang cocok, kamu tahu laah.. sudah sewajarnya seorang ayah bercita-cita supaya anaknya lebih baik dari orang tuanya, benar kan Jok?"
- Joki, "Benar, lalu?"
- Mukidi, "Kan, kamu tau sendiri, dulu kita belajarnya seperti apa, waktu kita masuk SD, kita merasa jendela dunia terbuka lebar, karena kita belajar bermacam-macam Ilmu, Matematika, Bahasa Inggris, Bahasa Indonesia bahkan IPA, Fisika sudah diajarkan juga."
- Joki , "lalu?"
- Mukidi, "Saat kita di SMP, jendela dunia masih terlihat lebar, kita masih belajar Sosial, Ilmu Alam ,Matematika dan Bahasa, namun di SMA sudah mulai dipetak-petakkan atau dipersempit, ada yang fokus belajar Agama, ada yang fokus belajar IPS dan IPA"
- Joki, "Iya, benar sekali Mukidi !!! jadi maksud kamu kita dulu belajar IPA, IPS waktu SD dan SMP sia-sia?"
- Mukidi , "Nanti Jok !! saya belum selesai ngomong, jangan main potong kayak gunting kumis dong!"
- Joki, "Oh, baik, silakan lanjutkan!"
- Mukidi:
"Lalu saya masuk ke Perguruan Tinggi dan Ilmu yang diajarkan semakin sempit dan semakin dalam lagi.. ada jurusan Pertanian, Hukum dan saat itu saya mengambil hukum.
ini masalah yang saya rasakan Jok, ketika SD saya melihat jendela dunia terbentang luas namun saat saya selesai perguruan tinggi, saya seperti senter yang hanya bisa menerangi 1 titik,tidak bisa menerangi kearah yang lain
Saya tertarik dengan pembicaraan teman saya, namanya Zaid, Beliau berpendapat seperti ini :
"Kenapa ya, di Indonesia sudah tahu seperti ini kejadinya, tapi ko’ tidak dari kecil kita diarahkan kesatu titik, bahkan saya setelah lulus SMA, ngomong Bahasa Inggris saja belum bisa, lalu terpaksa saya ikut privat 4 bulan, Alhamdulillah 4 bulan saja sudah Fasih!
Bukan 12 tahun loh.. saya jadi berfikir, kalau saya telah membuang waktu selama 12 tahun, apalagi orangtua-orangtua sekarang sudah tidak percaya lagi dengan sekolah, buktinya anaknya masih ikut privat Bahasa Inggris,Matematika di luar Sekolah?? Aneh kan?"
Nah,menurut kamu gimana Jok?? Tentang pendapat teman saya ini? Sebenernya seperti apa sih, pendidikan yang digunakan pada masa kejayaan Islam? sehingga melahirkan pemuda-pemuda hebat yang menguasai berbagai bidang ilmu, bukan cuma satu!
Seperti Ibnu Sina, dengan keilmuannya yang luar biasa, bahkan Ilmunya diabadikan sampai sekarang! Beliau orang Islam kan? Dan ada lagi, Al-Khawarizmi atau Muhammad ibnu Musa Al Khawarizmi, selain ahli berhitung beliau juga ahli ilmu-ilmu yang lain. Nah, kurikulum seperti apa sih yang digunakan pada masa itu?
Saya yakin bukan seperti kurikulum yang digunakan di indonesia pada saat ini, karena sangat berbelit-belit dan membuang banyak waktu, namun hasil belum jelas,saya sendiri jurusan hukum malah masuknya keperdagangan, apalagi kurikulumnya ganti-ganti, seperti kelinci saja anak kita..."
Joki:
"Sebenarnya saya sudah memperhatikan itu sejak lama Mukidi !? kalau kamu tanya seperti apa pendidikan yang digunakan pada masa kejayaan Islam, Kamu buka-buka buku saja!!
Masih tertulis lengkap ko’! seperti apa Ibnu Abbas dan Ibnu Umar belajar, belum lagi Usamah bin Zaid, Ibnu Sina , Muhammad Al-Fatih , dan seperti apa ulama-ulama belajar??
mereka itu orang-orang yang sukses dan hebat, di masa mudanya! jadi kamu jangan salah menilai, dalam Islam itu, belajar berhitung, belajar Bahasa Dll juga!
Ah, sudahlah, kamu baca sendiri saja,kalau dijelasin nanti panjang!!"
Mukidi, "Oh, Terimakasih Jazakumullah khoiran Jok’ ya sudah, nanti saya baca-baca buku lagi"
Nah, begitu teman-teman, problem pendidikan yang dialami Mukidi, sampai-sampai Mukidi curhat ke Joki. Bagaimana menurut Sahabat Abana, tentang Problem pendidikan Mukidi?
Silahkan teman-teman yang menilai sendiri...
Jika dari Umur 5 tahun – Umur 25 Tahun, Mukidi aktif belajar = 21 tahun? Hasilnya?
Nah, itu yang harus teman-teman jawab.... Syukran saya tunggu jawabannya..
Silahkan komen atau like halaman FB kami !
6 komentar untuk "Curhat Mukidi"
pada sibuk sama mukidi nih ya min
Tulis komentar di sini dan centang tombol "Notify me" atau "Ingatkan kami" agar Antum bisa melihat balasannya. Syukran