Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Widget Atas Posting

Kisah Zaid bin Haritsah Sahabat Nabi yang Mulia

Kisah Zaid bin Haritsah- Beliau adalah sahabat yang mulia di mata Rasulullah shalallahu alaihi wassalam. Karena di mata nabi Zaid seperti anaknya sendiri. Mengapa bisa demikian? Berikut kisah lengkap sahabat Zaid bin Haritsah.

Kisah dan Latar Belakang Zaid bin Haritsah


Kisah Zaid bin Haritsah Sahabat Nabi yang Mulia

Zaid bin Haritsah merupakan anak dari Haritsah bin Syurahil. Sedangkan nama ibunya adalah Su'da binti Tsa’labah (keluarga dari Bani Ma’an).

Zaid sendiri memiliki anak bernama Usamah bin Zaid (salah satu sahabat didikan Rasulullah). Anak tersebut hasil dari pernikahannya dengan Harakah Al-Habasyiyah, yang dijuluki dengan Ummu Aiman. Sedangkan Ummu Aiman adalah hamba sahaya dari ibunda nabi yang bernama Aminah binti Wahab.

Dalam sejarah dikatakan bahwa Zaid adalah sahabat yang sangat cerdas. Di samping itu beliau juga sangat mencintai Rasulullah shalallahu alaihi wassalam. Sampai-sampai cintanya pada nabi melebihi cintanya kepada kedua orangtuanya.

Kisah Zaid bin Haritsah Menjadi Budak


Pada suatu hari ibunya yang bernama Su'da ingin membawa Zaid menemui kaumnya Bani Ma'an. Namun, tiba-tiba saja Su’da binti Tsa'labah diserang oleh pasukan berkuda milik Bani Al-Qoin. Akhirnya Zaid pun ditawan, lalu membawanya ke pasar Ukazh untuk dijual. [Pada saat itu Zaid menginjak umur 8 tahun].

Di sana Zaid bin Haritsah langsung dibeli oleh orang kaya dari Quraisy, yang bernama Hakim bin Hazam bin Khuwailid. Kebetulan saja, Hazam ini adalah keponakan Khadijah binti Khuwailid.

Setelah keponakan Khadijah membeli Zaid seharga 400 dirham, Hakim bin Hazam langsung menghadiahkan budak-budak yang sudah dibeli dari pasar Ukazh kepada Bibinya bernama Khadijah binti Khuwailid.

Hakim tidak langsung memberikan pada bibinya, tapi dia memberi kesempatan pada Khadijah untuk memilih budak-budak yang telah dibelinya. Maka dari sini lah Khadijah melihat kecerdasan Zaid, dan akhirnya Khadijah memilih Zaid untuk dijadikan budak.

Kisah Pertemuan Zaid bin Haritsah dengan Rasulullah Shallallahu alaihi wassalam


Kisah Zaid bin Haritsah Sahabat Nabi yang Mulia

Singkat cerita Khadijah menikah dengan nabi Muhammad Shallallahu alaihi wassalam. Tidak lama kemudian Khadijah ingin memberikan hadiah terbaik dan teristimewa kepada suaminya.

Saat itu Khadijah merasa bingung, kira-kira hadiah apa yang pantas untuk Rasulullah Shalallahu alaihi wassalam. Setelah lama berfikir, akhirnya Khadijah memutuskan menghadiahkan Zaid bin Haritsah kepada suaminya. Hal itu disebabkan karena keistimewaan yang dimiliki Zaid bin Haritsah.

Setelah hidup bersama Nabi, Zaid bin Haritsah selalu dalam didikan beliau Shallallahu alaihi wassalam, Zaid hidup dalam kebahagiaan bersama Muhammad Shallallahu alaihi wassalam dan menikmati keluhuran tabiatnya. Hingga akhirnya rasa cinta Zaid kepada Rasulullah Shallallahu alaihi wassalam semakin besar. Bahkan cinta dia kepada Rasul lebih besar daripada cintanya kepada ayahnya.

Di sisi lain, di sebuah tempat yang berbeda. Ibunda Zaid yang bernama Su'da binti Tsa'labah dan ayahnya bernama Haritsah bin Syurahil merasakan kesedihan yang luar biasa. Mereka terus mengkhawatirkan keadaan anaknya, menanti kehadirannya dan berharap dia masih berada di dunia.

Ayahnya tidak putus asa untuk terus-menerus mencarinya diseluruh pelosok bumi, setiap bertemu dengan seseorang, dia selalu melantunkan syair syair yang menyedihkan.

Singkat cerita, suatu hari ada kabilah dari keluarga Zaid yang selesai melaksanakan haji di masa jahiliyyah. Mereka pun kembali ke kampungnya dan menemui ayahnya Zaid. Lalu mereka mengaku telah bertemu Zaid di Makkah, sehingga Haritsah pun langsung pergi bersama Kaab (paman Zaid) beserta harta untuk menebusnya.

Dari sinilah terjadi percakapan yang luar biasa antara Haritsah bin Syurahil, Rasululloh dan anaknya.

Haritsah, "Wahai putra Abdul Muthalib, kalian adalah tetangga Allah ta’ala, kalian membantu orang yang memerlukan bantuan, memberi makan orang yang kelaparan dan menolong orang yang susah. Kami datang kepadamu untuk mengambil Zaid dari sisimu. Kami membawa harta untuk menebusnya, maka terimalah tebusan kami."

Muhammad, "Apakah kalian berdua berkenan menerima sesuatu yang lebih baik daripada tebusan?" Lalu Haritsah bertanya, "Apa itu?"

Muhammad menjawab, "Kita memberikan kesempatan kepada Zaid untuk memilih, dengan siapa ia ingin tinggal" Haritsah, "Pilihan yang sangat tepat"

Lalu Nabi Muhammad Shalallahu alaihi wassalam memanggil Zaid dan bertanya, "Siapakah dia wahai Zaid”?

Zaid menjawab, "Dia Ayahku Haritsah bin Syurahil dan yang satunya adalah pamanku Ka’ab." Lalu Nabi Muhammad berkata, "Aku memberimu pilihan jika kau mau tinggalah bersamanya, jika kau tidak mau, maka tinggalah bersamaku."

Zaid, "Aku memilih tinggal bersamamu."

Haritsah pun kaget dan berkata, "Celaka kamu wahai Zaid! Apakah kamu lebih memilih sebagai budak, daripada Ayah dan Ibumu."

Zaid membalas perkataan ayahnya, "Aku melihat sesuatu pada orang ini dan aku tidak ingin berpisah selamanya."

Setelah itu Rasulullah Shallallahu alaihi wassalam membawa Zaid bin Haritsah berdiri di depan orang orang Quraisy, dan Rasulullah Shallallahu alaihi wassalam berkata, "Wahai orang orang Quraisy! Saksikanlah bahwa orang ini adalah anakku, dia mewarisiku dan aku mewarisinya."

Maka setelah itu Zaid dipanggil dengan sebutan Zaid bin Muhammad dan ayahnya pergi dengan tenang karena Zaid sudah tidak menjadi budak lagi.

Tapi julukan Zaid bin Muhammad ini berakhir setelah turun (Qs.Al-Ahzab:5),

"Panggillah mereka dengan bapak bapak mereka"

Pelajaran yang Bisa Diambil dari Keputusan Zaid


Dalam keputusannya terdapat pelajaran yang sangat besar, yaitu Zaid bin Haritsah sendiri belum tahu, keuntungan apa yang akan diraihnya manakala dia lebih memilih ikut bersama Muhammad Shallallahu alaihi wassalam daripada bapak dan ibunya. Lalu hanya beberapa tahun setelah kejadian ini(pemilihan Zaid bin Haritsah) diutuslah Nabi Muhammad Shallallohu alaihi wassalam sebagai Nabi.

Kedudukan Zaid bin Haritsah di Mata Nabi


Kedudukannya di mata Rasulullah amatlah tinggi, karna Zaid adalah salah satu orang yang paling dicintai oleh Rasulullah Shalallahu alaihi wassalam, selain itu Zaid bin Haritsah juga menjadi orang kepercayaan atas Rahasia Nabi Shallallahu alaihi wassalam, menjadi panglima bagi pasukannya dan pengganti Rasulullah saat Nabi tidak berada di Madinah.

Perkara cintanya Rasulullah Shallallohu alaihi wassalam kepada Zaid sudah tidak diragukan lagi, bahkan sudah menyebar dikalangan sahabat-sahabat Nabi, dan sudah banyak kisah-kisah yang menunjukan kecintaan Nabi Shallallahu alaihi wassalam dengan Zaid bin Haritsah.

Salah satu kisahnya yaitu, saat kematian Zaid bin Haritsah diperang Mu’tah, beliau menangis sampai terdengar suara tangisannya, sehingga membuat Saad bin Ubadah bertanya, "Kenapa wahai Rasulullah?" Beliau menjawab, "Ini adalah tangisan orang yang mencintai dan orang yang dicintai"

Subhanallah...

Bahkan ada cerita lain, suatu ketika Zaid datang dan Rasulullah Shallallahu alaihi wassalam menyambut dengan pelukan, pada saat itu Rasulullah hanya menggunakan kain yang menutupi pusar dan lutut.


Tag Hafalan:

  1. Ayah dan Ibu Zaid : Haritsah bin Syurahil dan Su’dah binti Tsalabah
  2. Paman Zaid : Kaab dan mereka semua keluarga dari Bani Ma’an
  3. Zaid berumur 8 Tahun, saat dijual di pasar Ukazh
  4. Ukuazh : Nama pasar milik orang-orang Arab di Bulan Haram, untuk jual beli dan adu sya’ir (Jahiliah)
  5. Rasulullah belum diangkat menjadi Nabi, saat menjadikan Zaid seorang Anak.

Rencana Pembelajaran untuk Anak terkait Kisah Zaid bin Haritsah


  • Orangtua menjelaskan keistimewaan Zaid, dan mengajarkan sifat cinta kepada Nabi supaya Kita juga dicintai Nabi
  • Pembimbing menjelaskan kepada Anak, jika orang sholeh pasti dicintai Allah dan Rasulnya, seperti Zaid.

Baiklah, itu saja Kisah Zaid bin Haritsah beserta RPA nya. Ayah bunda juga bisa menambahkannya sendiri. Wallahua'lam. Ditulis oleh Abu Zaid. Sumber [Shuwaru Min Hayatish Shahabah Dr.Abdurrahman Ra’fat Basya]

Posting Komentar untuk "Kisah Zaid bin Haritsah Sahabat Nabi yang Mulia"