Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Widget Atas Posting

Kisah Fudhail bin Iyadh Perampok Jalanan Menjadi Ulama Terkenal

Kisah Fudhail bin Iyadh Perampok Jalanan Menjadi Ulama Terkenal
Gambar hanya ilustrasi

Kisah Fudhail bin Iyadh Perampok Jalanan Menjadi Ulama Terkenal- Siapa yang tidak pernah membaca kisah yang satu ini? Kisah yang penuh hikmah dan ibrah. Siapa saja yang membacanya akan merasa takjub dengan perjalanan hidupnya. Ya, dia adalah Fudhail bin Iyadh bin Mas’ud bin Bisyr at-Tamimi. Lahir di Samarkand dan tumbuh dewasa di Abyurd, sebuah kota di antara Sarakhs dan Nasa. Dan beliau adalah seorang ulama yang terkenal sampai saat ini.

Namun, sebenarnya sebelum ia menjadi ulama pun, namanya sudah dikenal di mana-mana. Dikenal sebagai perampok yang kuat, handal, menakutkan dan pemberani. Dia melakukan perbuatan yang tercela ini sendirian tanpa bantuan siapapun. Saat mendengar namanya saja, orang-orang sudah gemetar, dan siapa saja yang bertemu dengan Fudhail bin Iyadh maka ia harus menyerahkan hartanya.

Dikisahkan dalam Kitab At-Tawabun Imam Ibnu Qudamah, ada salah satu tetangga Fudhail bin Iyadh yang berkata, "Fudhail bin Iyadh adalah perampok jalanan yang handal, dia tidak memerlukan tim dalam merampok"

Kisah Fudhail bin Iyadh Saat Menjadi Perampok


Pada malam hari, ada serombongan kafilah yang hendak menyebrangi desa Fudhail bin Iyadh, di antara anggota tersebut berkata, "Jangan masuk ke desa itu, karena di depan kita terdapat seorang perampok yang bernama Fudhail." Lalu kafilah tersebut mencari tempat tinggal untuk istirahat malam.

Tidak lama kemudian, mereka menemukan rumah yang rumah itu adalah milik Fudhail bin Iyadh, namun mereka tidak mengetahuinya. Maka mereka pun menuju rumah tersebut dan mengetuk pintunya. Lalu Fudhail membukanya seraya berkata, "Siapa kalian? untuk apa kalian malam-malam ke rumahku?"

Mereka menjawab: "Kami adalah rombongan kafilah, izinkan kami bermalam di sini, supaya kita terhindar dari perampok Fudhail bin Iyadh" Mendengar jawaban tersebut, hati Fudhail langsung terketuk, "ternyata selama ini saya sudah membuat resah dan takut banyak orang." gumamnya dalam hati. Lalu Fudhail bin Iyadh langsung berkata kepada mereka, "Masuklah ke rumahku, Kalian aman dari Fudhail."

Fudhail pun mencari makanan untuk ternak mereka. Manakala dia pulang, dia mendengar seseorang membaca ayat:

أَلَمْ يَأْنِ لِلَّذِينَ ءَامَنُوا أَن تَخْشَعَ قُلُوبُهُمْ لِذِكْرِ اللهِ وَمَانَزَلَ مِنَ الْحَقِّ وَلاَيَكُونُوا كَالَّذِينَ أُوتُوا الْكِتَابَ مِن قَبْلُ فَطَالَ عَلَيْهِمُ اْلأَمَدُ فَقَسَتْ قُلُوبُهُمْ وَكَثِيرٌ مِّنْهُمْ فَاسِقُونَ

Belumkah datang waktunya bagi orang-orang yang beriman, untuk tunduk hati mereka mengingat Allah dan kepada kebenaran yang telah turun (kepada mereka), dan janganlah mereka seperti orang-orang yang sebelumnya telah diturunkan Al-Kitab kepadanya, kemudian berlalulah masa yang panjang atas mereka lalu hati mereka menjadi keras. dan kebanyakan di antara mereka adalah orang-orang yang fasik. (QS. Al-Hadid: 16)

Saat mendengar ayat yang dibacakan mereka, Fudhail langsung berkomentar dalam hati, "Benar telah tiba waktunya....

"Berita-berita kami ditampakkan! Jika Engkau menampakkan keadaan kami, maka apa yang kami sembunyikan pasti akan terlihat dan kami akan malu. Jika Engkau menampakkan amalan kami, maka kami akan celaka karena adzab-Mu."

Kisah Taubat Fudhail bin Iyadh dan Menjadi Ulama


Setelah mendengar bacaan Al Qur'an dari kafilah tersebut, Fudhail langsung bertaubat, ia juga merasa perbuatannya sudah membuat orang-orang merasa takut dan gemetar. Maka taubat Fudhail bin Iyadh ini adalah sesuatu yang luar biasa, karena sedikit  sekali manusia yang ketika ia sudah melangkah jauh kedalam kesesatan ia masih mengingat kebenaran.

Kisah Fudhail bin Iyadh Perampok Jalanan Menjadi Ulama Terkenal

Ya, semua itu karna izin Allah dan di dalam diri Fudail bin Iyadh masih ada celah kecil yang membuat cahaya bisa masuk kedalam kegelapan. Setelah Fudhail bin Iyadh bertaubat, kini ia berubah menjadi ulama yang sangat takut akan kekuasaan Allah, dan tidak sedikit, ulama-ulama besar saat itu yang memuji beliau.

Pujian Para Ulama Terhadap Fudhail bin Iyadh

Pujian-Pujian ulama yang diberikan kepada Fudhail bin Iyadh ini, kami ambil dari kitab Biografi 60 Ulama Ahlussunnah cetakan Darul Haq, berikut pujiannya:

Ibnu Hibban berkata:

"Fudhail bin Iyadh tumbuh dewasa di Kufah, dan di sana dia menulis hadits. Kemudian dia berpindah ke Makkah dan bermukim di sana, ia belajar dengan kesungguhan yang keras, wara’ yang berkelanjutan, rasa takut yang sempurna, tangisan yang banyak, menyepi seorang diri, menolak berbaur dengan orang lain dan faktor-faktor keduniaan hingga ia wafat disana."

Bahkan Ulama terkenal pun juga memujinya, yakni Abdullah bin Mubarak mengatakan :

"Fudhail bin Iyadh adalah orang yang jujur kepada Allah, maka Allah menjalankan hikmah lewat lisannya. Fudhail adalah salah satu orang yang Allah jadikan amalannya bermanfaat."

Kisah Fudhail bin Iyadh dalam Beribadah dan Rasa Takutnya Kepada Allah


Sahabat Abana, Selain keberanian yang ia miliki, beliau juga sangat takut kepada Allah, wujud takut beliau salah satunya adalah kehati-hatian dalam memberikan hadist, serta sangat takut jika hadis yang ia miliki tidak diamalkan.

Suatu ketika Fudhail bin Iyadh berkata kepada temannya, "Seandainya engkau meminta kepadaku sejumlah dinar, maka itu lebih mudah bagiku daripada engkau meminta hadits dariku."

Temannya menjawab, "Sekiranya engkau menceritakan kepadaku hadits-hadits yang berisikan sejumlah faidah yang tidak aku miliki, niscaya itu lebih aku sukai daripada engkau memberikan kepadaku dinar sebanyak hadits itu."

Fudhail bin Iyadh kembali berkata, "Engkau terfitnah, demi Allah sekiranya engkau mengamalkan hadis yang telah engkau dengar dan engkau miliki, niscaya itu telah menyibukkanmu dari apa yang belum engkau dengar"

Guru-Guru dan Murid-Murid Fudhail bin Iyadh


Di riwayatkan bahwa, guru Fudhail bin Iyadh sangatlah banyak, diantaranya adalah:

Manshur, Ubaidullah bin Umar, Yahya bin Said al-Anshari, Muhammad bin Ishaq, Hisyam bin Hasan, Laits bin Abu Sulaim, Ja’far bin Muhammd dan lain sebagainya.

Adapun murid-murid Fudhail bin Iyadh:

Yahya al-Qathathan, Ibnu Mahdi, Yusuf bin Marwan dan lain sebagainya.

Kata-Kata Mutiara Fudhail bin Iyadh
Fudhail bin Iyadh:

"Jika ada seseorang yang datang kepadamu mengadukan tentang orang lain maka katakanlah kepadanya untuk memaafkan orang itu karena pemaafan itu lebih dekat kepada ketakwaan. Jika dia mengatakan, ‘Hatiku tidak bisa memaafkan, tetapi aku akan membalas sebagaimana yang diperintahkan Allah.'

Katakanlah, 'Jika engkau bisa membalasnya dengan baik, balaslah dengan setimpal, jika tidak maka kembalilah kepada pintu ampunan, karena ia adalah pintu yang lebih luas.

Sebab barangsiapa yang memaafkan dan berbuat kebajikan, maka pahalanya dalam tanggungan Allah. Orang yang suka memaafkan itu bisa tidur nyenyak pada malam hari diatas ranjangnya, sedangkan orang yang suka membalas itu urusannya runyam (rumit)."

 "Orang yang paling dusta ialah orang yang kembali pada dosanya, orang yang paling jahil adalah orang yang menunjukkan kebaikan-kebaikannya, dan orang yang paling tahu tentang Allah adalah orang yang paling takut kepadaNya.

Seorang hamba tidak akan sempurna hingga dia lebih mendahulukan agamanya daripada syahwatnya, dan hamba tidak akan binasa hingga dia lebih mendahulukan syahwatnya daripada agamanya."

"Jika engkau tidak mampu melakukan Qiyamullail dan berpuasa di siang hari, maka ketahuilah bahwa engkau sedang dihalangi dan dibelenggu oleh dosamu."

"Sesungguhnya kesedihan dunia akan menghilangkan kesedihan akhirat, dan kebahagiaan dunia akan menghilangkan kemanisan ibadah."

Kisah Wafatnya Fudhail bin Iyadh


Sebagian dari teman Fudhail bin Iyadh mengatakan, "Kami duduk di samping Fudhail bin Iyadh lalu kami menanyakan kepadanya, ‘berapa usiamu?’

Fudhail bin Iyadh menjawab, "Aku mencapai 80 tahun atau telah melampauinya lalu apakah yang aku harapkan dan aku mati, usia tua telah menderaku sehingga aku mengalami kerusakan dan kerapuhan tulang serta kelemahan penglihatanku."

Diriwayatkan dari Mujahid bin Musa bahwa Fudhail bin Iyadh meninggal pada tahun 186 H namun ada yang mengatakan beliau meninggal pada tahun 187 H awal Muharram. Dan Adz-Dzahabi mengatakan Fudhail bin Iyadh meninggal pada usia antara 83-89 tahun.

Demikianlah kisah Preman yang Menjadi Ulama, Fudhail bin Iyadh. Dahulu dia adalah Orang yang terkenal karna kejahatannya dan sekarang Fudhail terkenal karna Ilmunya. Subhanallah..

Mujahid Pendidikan Abu Zaid Al-Amir

Referensi:

Biografi 60 Ulama Ahlus Sunnah judul asli Min A'lam As Salaf Syaikh Ahmad Farid. Cet Darul Haq 1 tahun 1426 H

Dan sebagian percakapan kami ambil dari kisah muslim, dengan sedikit perubahan bahasa dan tata letak.



Tag Hafalan:

  1. Nama panjangnya adalah Fudhail bin Iyadh bin Mas’ud bin Bisyr at-Tamimi
  2. Fudhail bin Iyadh lahir di Samarkand, namun tumbuh dewasa di Abyurd sebuah kota antara Sarakhs dan Nasa.
  3. Fudail bin Iyadh adalah orang yang dahulu dikenal sebagai perampok dan dikenal sebagai ulama
  4. Kisah taubat Fudail bin Iyadh saat mendengar (Qs.Al-Hadid :16)
  5. Fudhail bekerja dan menulis di Kufah lalu pindah ke Makkah
  6. Abdullah bin Mubarak adalah salah satu teman dekat Fudhail bin Iyadh
  7. Fudhail bin Iyadh adalah seorang yang memiliki rasa takut yang luar biasa kepada Rabbnya
  8. Fudhail bin Iyadh wafat pada tahun antara 186-187 H
  9. Fudhail bin Iyadh wafat pada usia antara 83-89 tahun

RPA

Apa RPA? Baca Bonus Abana RPA dan Tag Hafalan
  • Ayah Bunda mengatakan kepada anak anak, "Naak, Fudhail saja yang sebelumnya preman bisa lembut hatinya, ia sangat takut sama Allah, masa kita yang orang biasa tidak pernah merampok,dll tidak gemetar saat dibacakan Al-Qur'an?? apalagi tidak takut sama Allah??"
  • Ayah Bunda menanamkan sifat Allah yang maha pemberi taubat, dengan catatan taubat sebenarnya, tidak mengulangi perbuatannya
  • Ayah Bunda mengatakan, siapapun bisa jadi ulama asala mau berusaha
Silahkan tambahkan sendiri. Saya akhiri kisah Fudhail bin Iyadh yang penuh hikmah ini.

Posting Komentar untuk "Kisah Fudhail bin Iyadh Perampok Jalanan Menjadi Ulama Terkenal"