Kisah Muadzin Rasulullah Abdullah bin Ummi Maktum Sahabat Buta
Kisah Abdullah bin Ummi Maktum-Abdullah bin Ummi Maktum lebih dikenal sebagai sosok Muadzin Rasulullah Shalallahu alaihi wassalam bersamaan dengan Bilal bin Rabah. Namun, sedikit sekali yang mengenal beliau, padahal banyak sekali keistimewaan dari Abdullah bin Ummi Maktum. Sebelum kita menjelaskan keistimewaan-keistimewaan dari Abdullah bin Ummi Maktum, sebaiknya kita mengenal dulu sifat-sifatnya serta latar belakangnya.
Namanya adalah Abdullah bin Ummi Maktum, Ayahnya bernama Qais bin Zaidah, dan ibunya bernama Atikah binti Abdullah. Adapun Rasulullah menyebutnya dengan nama Ibnu Ummi Maktum. Selain panggilan itu, ada juga yang memanggil dengan nama Abdullah bin Qois bahkan Amru. (Lihat Syarh Umdatul Ahkam H: 239 No: 63 tentang penjelasan Ar-Rawi).
Dia berasal dari Makkah, dia termasuk sahabat As-Sabiqunal Awwalun (kelompok sahabat yang pertama masuk Islam), selain itu dia juga termasuk kerabat Rasulullah Shalallahu alaihi wassalam, yakni sepupu Khadijah binti Khuwailid (Istri pertama Rasulullah).
Abdullah bin Ummi Maktum adalah sahabat yang buta sejak lahir. Oleh karna itu ibunya yang bernama Atikah binti Abdullah sering dipanggil dengan Ummi Maktum (Ummi Maktum:Ibu dari Anak yang Buta). Bahkan, sampai sampai nasabnya lebih sering disandarkan kepada Ummi Maktum, dan bukan nama ayahnya, Qois. Meskipun dia buta, tidak membuatnya putus asa, karna dia adalah sahabat yang tegar hatinya.
Bukti dari ketegarannya adalah saat Abdullah bin Ummi Maktum masuk Islam, lalu kafir Quraisy mendengar kabar keislamannya dan mereka pun menyiksanya, berbagai siksaan dan cobaan telah ia alami namun siksaan tersebut tidak membuat imannya goyah. Keteguhan iman Abdullah bin Ummi Maktum menjadikannya dekat dengan Rasulullah Shalallahu alaihi wasslaam, ia belajar dan menghafal Al-Qur’an bersama Rasulullah.
Kisah Abdullah bin Ummi Maktum dan Sebab Turunnya Qs.Abasa:1-16
Salah satu keistimswaam Abdullah bin Maktum yaitu namanya diabadikan di dalam Al-Qur’an, dan kisahnya menjadi sebab turunnya Qs.Abasa:1-16. Berawal saat Rasulullah ingin memfokuskan dakwahnya kepada para pembesar Quraisy, Nabi sangat berharap mereka mau menerima dakwahnya, sebab keislaman mereka akan membawa dampak yang besar terhadap Islam.
Maka Nabi pun menyeru kepada Utbah bin Rabi’ah, Syaibah bin Rabi’ah, Amru bin Hisyam (Abu Jahal), Umayyah bin Khalaf, dan Walid bin Mughirah agar masuk Islam. Ketika Rasulullah sedang bersungguh-sungguh mendakwahi mereka, tiba-tiba datang lah Abdullah bin Ummi Maktum. Lalu Abdullah bin Ummi Maktum meminta Rasulullah Shalallahu alaihi wassalam untuk membacakan kitab Allah kepadanya, Abdullah bin Ummi Maktum berkata:
"Ya Rasulullah, ajarkan kepadaku apa yang telah Allah ajarkan kepadamu."
Mendengar perkataan Abdullah bin Ummi Maktum, Rasulullah Shalallahu alaihi wassalam langsung berpaling dengan muka masam. Karna saat itu beliau sedang fokus mendakwahi para pembesar Quraisy, sehingga pertanyaan Abdullah terabaikan.
Setelah selesai mendakwahi pembesar-pembesar Quraisy, Rasulullah Shalallahu alaihi wassalam kembali ke rumahnya, namun tiba-tiba Allah menahan sebagian pandangannya, dan beliau merasakan ada sesuatu yang mengetuk kepalanya. Pada kejadian ini, Allah menurunkan firmanNya, surat Abasa ayat 1-16.
Yang artinya :
(1)Dia (Muhammad) bermuka masam dan berpaling, (2)karena telah datang seorang buta (Abdullah bin Ummi Maktum) kepadanya.(3)Tahukah kamu barangkali ia ingin membersihkan dirinya (dari dosa), (4)atau ia ingin mendapatkan pengajaran, lalu pengajaran itu memberikan manfaat kepadanya?
(5)Adapun orang yang merasa dirinya serba cukup, (6)maka kamu melayaninya.(7)Padahal tidak ada celaan atasamu kalau dia (pembesar Quraisy) tidak membersihkan diri(beriman).(8)Adapun orang yang datang kepadamu dengan bersegera untuk mendapatkan pengajaran, (9)sedangkan ia takut kepada Allah, (10)maka kau mengabaikannya.
(11)Sekali-kali janganlah (demikian)! sesungguhnya ajaran-ajaran Tuhan itu adalah suatu peringatan, (12)maka barangsiapa yang menghendaki, tentulah dia memperhatikannya, (13)didalam kitab-kitab yang dimuliakan, (14)yang ditinggikan lagi disucikan, (15)ditangan para penulis (malaikat), (16)yang mulia lagi berbakti."
16 ayat tersebut dibawa oleh Jibril kedalam hati Rasulullah Shalallahu alaihi wassalam. Sehingga kisah Abdullah ini akan diabadikan di dalam Al-Qur’an, yang akan terus dibaca orang-orang Mukmin hingga sekarang sampai hari kiamat. Subhanallah..
Keistimewaan-Keistimewaan Abdullah bin Ummi Maktum
Sejak Rasulullah Shalallahu alaihi wassalm mendapat teguran dari Allah, beliau Shalallahu alihi wassalam tidak pernah berhenti mengistimewakan Abdullah bin Ummi Maktum, dan beliau tidak pernah lagi mengabaikannya sekecil apapun, bahkan beliau selalu bertanya kabarnya dan memenuhi kebutuhannya.
Kisah Abdullah bin Ummi Maktum Diangkat Rasulullah Sebagai Muadzin Kaum Muslimin
Keistimewaan Abdullah bin Ummi Maktum lainnya yang paling terkenal adalah diangkatnya Abdullah bin Ummi Maktum oleh Rasulullah Shalallahu alaihi wassalam sebagai Muadzin kaum muslimin. Kisah ini berawal saat Rasulullah mengizinkan kaum Muslimin untuk berhijrah ke Madinah, setelah kafir Quraisy semakin keras dalam menyiksa kaum muslimin.
Singkat cerita, Abdullah bin Ummi Maktum dan Mush’ab bin Umair adalah orang pertama tiba di Madinah, keduanya langsung berkeliling kepada penduduk Madinah dan menyampaikan risalah dakwah nabi serta membacakan kitab Allah yang Mulia (Al-Qur’an).
Setelah semua sahabat nabi dan Rasulullah Shalallahualaihi wassalam tiba di Madinah, Baginda Rasulullah Shalallahu alaihi wassalam langsung membangun Masjid dan menetapkan muadzin. Akhirnya beliau menetapkan Bilal bin Rabah dan Abdullah bin Ummi Maktum sebagai muadzin kaum muslimin.
Saat bulan Ramadhan, Bilal mengumandangkan adzan di sepertiga malam terakhir supaya membangunkan orang untuk bersiap-siap menyantap makan sahur dan shalat Tahajjud. Sedangkan Abdullah bin Ummi Maktum yang mengumandangkan adzan shubuh.
Menjadi Kepercayaan Rasulullah Shalallahu alaihi wassalam
Keistimewaan lainnya dari Abdullah bin Ummi Maktum yaitu, kepercayaan Rasulullah Shalallahu alaihi wassalam kepadanya. Karna Rasulullah sudah belasan kali menyerahkan urusan Madinah kepada Abdullah bin Ummi Maktum jika Rasulullah pergi dari Madinah.
Sikap Abdullah bin Ummi Maktum saat Turun Ayat Jihad
Seusai perang Badar, Allah menurunkan ayat yang berkaitan dengan keutamaan berjihad, dan mengangkat derajat orang yang berjihad, ayat ini turun agar menambah semangat kaum Muslimin dalam berjihad dijalan Allah dan mendorong kaum Muslimin yang tidak berjihad agar berjihad. Namun, di lain sisi, Abdullah bin Ummi Maktum merasa sangat sedih dan berat jika harus melewatkan keutamaan jihad ini. Karena tidak mungkin ia berjihad dalam keadaan buta.
Maka Abdullah bin Ummi Maktum berkata kepada Rasulullah, "Ya Rasulullah, kalau aku mampu berjihad niscaya aku akan melakukannya." Kemudian Abdullah bin Ummi Maktum berdoa memohon kepada Allah agar menurunkan ayat terkait dengan apa yang dialaminya (tidak bisa mengikuti jihad karna berhalangan).
Dia berdoa: "Ya Allah, turunkanlah alasanku, Ya Allah turunkanlah alasanku..."
Setelah berdo’a, Allah Subhanahu Wata’ala langsung menjawab doanya. Tatkala itu Rasulullah berkata kepada Zaid bin Tsabit (beliau adalah penulis wahyu, silahkan baca kisanya di sini): "Tulislah Wahai Zaid." Zaid bin Tsabit pun menulis apa yang dikatakan Rasulullah, yang isinya:
"Tidaklah sama antara orang mukmin yang duduk, tidak ikut berperang dengan orang-orang yang berjihad dijalan Allah."
Mendengar sabda nabi, Abdullah bin Ummi Maktum langsung bersiap-siap untuk mengajukan permasalahannya. Sebab momen ini menjadi kesempatan emas baginya untuk menanyakan masalah kesedihannya, maka Abdullah bin Ummi Maktum langsung berdiri dan berkata: "Ya Rasulullah, bagaimana dengan orang yang tidak mampu berjihad?
Rasulullah Shalallahu alaihi wassalam kembali menyuruh Zaid bin Tsabit membacakan wahyu yang baruan ia tulis: "Baca apa yang telah kau tulis wahai Zaid."
Zaid bin Tsabit membacakan, "Tidaklah sama antara orang mukmin yang duduk, tidak ikut berperang dengan orang-orang yang berjihad dijalan Allah."
Rasulullah bersabda, "Tambahkan kalimat ini (Yang dia tidak mempunyai udzur’ wahai Zaid)."
Dengan demikian bunyinya jadi, "Tidaklah sama antara orang mukmin yang duduk, tidak ikut berperang dengan orang-orang yang berjihad di jalan Allah yang dia tidak mempunyai udzur"
Sekalipun Allah telah memberi udzur (keringanan) kepada Abdullah bin Ummi Maktum yang buta untuk tidak ikut berjihad di jalan Allah, dia tetap memiliki tekad yang kuat untuk ikut serta dalam medan perang. ia tetap ingin berdiri tegak untuk ikut serta berperang tatkala ada kesempatan.
Kisah Abdullah bin Ummi Maktum dalam Medan Perang
Pada tahun ke empat belas hijriyah, Umar bin Khattab mengirimkan pasukan Muslimin untuk memerangi pasukan persia yang kekuatannya sangat dahsyat. Maka kesempatan ini adalah momen terbaik untuk Abdullah bin Ummi Maktum, saat itu ia berkata:
"Letakkan aku diantara dua barisan, berikanlah panji kalian kepadaku,aku akan menjaganya untuk kalian, aku laki-laki buta sehingga tidak bisa kabur." Abdullah bin Ummi Maktum akhirnya mendapat izin untuk mengikuti medan jihad.
Umar bin Khattab menyerahkan pasukan ini kepada Saad bin Abi Waqash, tatkala pasukan ini sampai di Qadisiyah, Abdullah bin Ummi Maktum muncul dengan baju besinya dan menenteng senjata, ia menyerahkan dirinya untuk mengibarkan panji kaum Muslimin dan menjaganya.
Pada akhirnya kemenangan diraih kaum Muslimin, namun di sinilah Abdullah bin Ummi Maktum menemui ajalnya. Meninggal pada tahun 14 H
Kematian yang mulia, dia berjuang demi mempertahankan panji kaum Muslimin dengan jiwa dan raganya yang penuh keimanan dan kecintaannya terhadap Allah dan RasulNya, demi meraih keutamaan jihad dan RidhaNya.
Semoga Allah merahmatinya....
Penulis Ummu Zaid
Refrensi :
Shuwaru Min Hayatis Shahabah
Syarh Umdatul Ahkam Shalih Fauzan Al-Utsaimin
Tag Hafalan:
- Abdullah bin Ummi Maktum adalah seorang muadzin Rasulullah Shalallahu alaihi wassalam bersamaan dengan Bilal bin Rabah
- Abdullah bin Ummi Maktum berasal dari Makkah
- Abdullah bin Ummi Maktum termasuk orang yang pertama masuk Islam (Assaabiqunal awwalun)
- Abdullah bin Ummi Maktum termasuk kerabat istri Rasulullah (sepupu khadijah)
- Ayah Abdullah bin Ummi Maktum bernama Qais bin Zaidah dan Ibunya bernama Atikah binti Abdullah
- Abdullah bin Ummi Maktum lebih sering disandarkan dengan nama ibunya bukan ayahnya (Qais)
- Ibunya Abdullah sering dipanggil Ummi Maktum karena saat melahirkan Abdullah sudah dalam keadaan buta (ummi maktum: ibu nya anak yang buta)
- Allah mengabadikan nama Abdullah bin Ummi Maktum dalam surat Abasa ayat 1-16
- Sejak Allah menegur Rasulullah tentang Abdullah bin Ummi Maktum, beliau tidak pernah lagi mengabaikannya sedikit pun.
- Ketika bulan Ramadhan Abdullah bin Ummi Maktum bertugas adzan diwaktu subuh dan Bilal disepertiga malam terakhir
- Ketika Rasulullah ada urusan diluar Madinah, beliau menyerahkan Madinah kepada Abdullah bin Ummi Maktum
- Meski buta, Abdullah bin Ummi Maktum ikut perang didalam pasukan Saad bin Abu Waqash
- Abdullah bin Ummi Maktum wafat sebagai syahid pada tahun ke 14 hijriyah
- Abdullah bin Ummi Maktum mempunyai beberapa panggilan : Ibnu Ummi Maktum, Abdullah bin Qois dan Amru
- Abdullah bin Ummi Maktum meninggal di medan perang pada tahun 14 H.
RPA
Apa RPA?? Baca Bonus Abana RPA dan Tag Hafalan
- Ayah/Bunda mengajarkan anak selalu mensyukuri atas nikmat yang Allah berikan, terlebih lagi bagi anak yang mempunyai fisik yang sempurna tanpa cacat.
- Ayah/Bunda mengajarkan anak untuk melihat ke bawah supaya bisa bersyukur
- Ayah/Bunda menceritakan sifat dan fisik Abdullah bin Ummi Maktum
- Ayah/Bunda mengajak anak-anak untuk mencari teman tidak dari fisik dan kondisi, namun dari kesolehan
- Ayah/Bunda mengajarkan anak untuk bersabar dengan apa yang terjadi pada kondisinya dsb.
Sekian dari kami Kisah Muadzin Rasulullah Abdullah bin Ummi Maktum Sahabat Buta semoga bisa menjadi pelajaran dan penyegar hati bagi kita semua.
Posting Komentar untuk "Kisah Muadzin Rasulullah Abdullah bin Ummi Maktum Sahabat Buta"
Tulis komentar di sini dan centang tombol "Notify me" atau "Ingatkan kami" agar Antum bisa melihat balasannya. Syukran