Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Widget Atas Posting

Waktu Paling Tepat Mengajarkan Bahasa Asing Pada Anak

Kapan Kita Boleh Mengajarkan Bahasa Asing pada Anak?

Kapan Kita Boleh Mengajarkan Bahasa Asing pada Anak? -Alhamdulillah, segala puji bagi Allah Ta’ala dan Solawat serta salam kepada Muhammad bin Abdullah Shalallahu alaihi wassalam..

Sahabat Abana yang kami cintai karna Allah, kita sebagai orangtua kadang memiliki keinginan kuat supaya anak kita bisa menguasai bahasa selain bahasa ibu (Bahasa Indonesia), seperti Bahasa Arab dan Bahasa Inggris. Namun, di sisi lain kita juga bingung, kapan boleh mengajarkan bahasa asing pada anak yang sesuai konsep pendidikan Islam pada masa kejayaannya (Kuttab). Mungkin ada yang bertanya, Mengapa harus Konsep Pendidikan Islam?

Karna konsep-konsep yang saya temui sekarang ini sudah sangat jauh berbeda dengan apa yang diajarkan Allah dan RasulNya, maka tidak heran jika orangtua sekarang banyak yang berhati-hati dalam memberikan pendidikan pada anak, mereka lebih memilih untuk merujuk kepada konsep-konsep pendidikan Islam yang dahulu juga pernah melahirkan manusia-manusia hebat.

Panduan Mengajarkan Bahasa Asing Sudah Dijelaskan dalam Konsep Islam


Apakah dalam belajar bahasa asing juga sudah dibahas dalam Islam??
Ya, Sudah dibahasa. Islam adalah agama yang sempurna, segala urusan manusia sudah diatur dalam Islam, jika cara makan saja ada panduan Islamnya apalagi dalam hal pendidikan?

Maka dengan kesempurnaan agama Islam ini, kita tidak perlu mengambil konsep lain di luar Islam yang belum jelas hasilnya. Bahkan sampai sekarang kita belum menemukan tokoh Islam seperti Muhammad Al-Fatih, Ibnu Sina, Abdullah bin Abbas. Baiklah langsung saja, saya akan membahas tentang kapan kita bisa mengajarkan bahasa asing kepada anak-anak sesuai konsep pendidikan Islam, namun sebelum itu, sangat penting untuk mengetahui 3 poin di bawah ini:

Pentingnya Belajar Bahasa Ibu dan Bahasa Asing Sejak Dini


Mengajarkan bahasa ke anak-anak sejak dini memang sangat penting, sebagaimana yang sudah Abana tulis di Apakah Kita Perlu Mengajarkan Bahasa pada Anak Sejak Dini?.

Di situ tertulis Zaid bin Tsabit yang belajar bahasa Yahudi dalam waktu 17 hari di Umur 11 Tahun.

Tiga Bahasa yang Harus Dikuasai


Seluruh bumi ini adalah amanah kaum muslimin, sehingga orang-orang Islam harus bisa berkomunikasi dengan bahasa-bahasa asing yang ada di bumi. Setidaknya ada 3 bahasa yang harus kita kuasai.

1.Bahasa Ibu

Bahasa ibu adalah bahasa lokal kita. Dengan bahasa tersebut bisa berkomunikasi dengan masyarakat sekitar. Sebagaimana para nabi diutus dengan menguasai bahasa kaumnya. Jika tidak demikian, maka hidayah tidak akan sampai kepada mereka.

Allah berfirman dalam ( Qs.Ibrahim:4 )

(4) وَمَا أَرْسَلْنَا مِنْ رَسُولٍ إِلَّا بِلِسَانِ قَوْمِهِ لِيُبَيِّنَ لَهُمْ ۖ فَيُضِلُّ اللَّهُ مَنْ يَشَاءُ وَيَهْدِي مَنْ يَشَاءُ ۚ وَهُوَ الْعَزِيزُ الْحَكِيمُ

"Kami tidak mengutus seorang rasulpun, melainkan dengan bahasa kaumnya, supaya ia dapat memberi penjelasan dengan terang kepada mereka. Maka Allah menyesatkan siapa yang Dia kehendaki, dan memberi petunjuk kepada siapa yang Dia kehendaki. Dan Dialah Tuhan Yang Maha Kuasa lagi Maha Bijaksana.(4)"

Oleh sebab itu, tujuan kita menguasai bahas ibu adalah supaya kita bisa menyampaikan penjelasan agama Islam kepada masyarakat sekitar. Lebih Afdhol(baik) lagi jika kita bisa menguasai bahasa daerah bagi yang tinggal di sana.

2.Bahasa Asing, Bahasa Peradaban Sekarang

Peradaban hari ini dipegang oleh Bahasa Inggris, hampir semua hal ditulis dengan Bahasa Inggris. Sedangkan tugas umat Islam adalah menyampaikan kepada dunia, untuk menyampaikan kepada mereka kita harus belajar bahasa mereka dengan baik, supaya mereka mudah menerimanya.

3.Bahasa Peradaban Masa Depan

Dalam hadits Rasulullah Shalallahu alaihi wassalam mengatakan bahwa peradaban Islam akan kembali hadir, setelah masa kerajaan yang diktaktor. Bahasa peradaban Islam selalu menggunakan Bahasa Al-Qur’an, bahkan ketika Turki berkuasa atas nama Islam, mereka menggunakan Bahasa Arab.

Apalagi Bahasa Arab adalah kunci utama dalam memahami Al-Qur’an dan Hadits serta kitab-kitab para ulama. Jadi kita harus menguasai Bahasa Arab dengan baik sesuai kaidah.

Urutan Bahasa yang Diajarkan kepada Anak-Anak dan Kapan Boleh Mengajarkan Bahasa Asing pada Anak


Baca juga: Pendidikan Islam Bukan Anti Matematika

Poin ketiga ini adalah inti dari penjelasan judul di atas, nantinya kita akan tahu bahasa apa dulu yang harus diajarkan kepada anak-anak, apakah bahasa ibu? Atau bahasa asing? Atau keduanya jadi satu? Doktor Adnan Baharits (pakar pendidikan kota Makkah tepatnya di Universitas Ummul Qura) berkata dalam kitabnya at-Tarbiyah al-Lughowiyah :
Jika anak-anak usia awal pendidikan didesak dengan bahasa baru maka akan mengalamai dampak yang negatif terhadap bahasa aslinya. Bahkan di masing-masing bahasa akan tidak maksimal. 
Sehingga disarankan untuk mengajarkan satu bahasa saja pada anak-anak usia dini 6-12 tahun sampai dia menguasai secara utuh dan baik

Mari kita analisa kalimat beliau:

  1. Beliau adalah orang Arab asli, jadi Bahasa Arab adalah bahasa ibunya, sedangkan kita Bahasa Arab adalah Bahasa peradaban masa depan dan bahasa ibu kita adalah Bahasa Indonesia atau Bahasa Daerah.
  2. Maka untuk memahami kaliamat beliau kita harus mencari contoh ulama yang dia bukan dari Arab asli, seperti Imam Bukhari dan Muhammad Al-Fatih.

Dalam sejarah, meraka sudah menguasai bahasa ibu sejak kecil dan setelah itu mereka mengejar dan belajar Bahasa Arab, karna mereka harus menggali ilmu-ilmu dalam Al-Qur’an dan Hadits yang tertulis dengan Bahasa Arab.

Dengan Demikian Kita Bisa Simpulkan Bahwa:
*Bahasa Ibu harus segera dikuasai dengan baik

*Bahasa Al-Qur’an bisa disegerakan bahkan "Wallahu’alam" bisa dipelajari bersamaan dengan bahasa ibu

*Belajar Bahasa Inggris harus diakhirkan, hingga usia yang sudah matang (SMP). Kalaupun harus dipelajari maka disarankan tidak ditingkat usia dini 6-12 tahun. Dan apabila dipaksa oleh kurikulum maka pembelajarannya dibuat sesederhana mungkin.

Dalam hal ini kita juga bisa melihat kisah Zaid bin Tsabit yang mempelajari bahasa asing, yaitu Bahasa Yahudi setelah ia mahir dengan bahasa ibunya. Dia mempelajari Bahasa Yahudi setelah usia 11 tahun.

Sekian dari kami penjelasan kapan kita boleh mengajarkan bahasa asing pada anak. Share Artikel Ini sebagai ladang dakwah kita.

Penulis Mujahid Pendidikan Abu Zaid
Referensi:
  • Al-Qur’an Al-Kariim
  • Hadits
  • Modul Kuttab 1
  • Shuwaru Min Hayatis Shahabah

14 komentar untuk "Waktu Paling Tepat Mengajarkan Bahasa Asing Pada Anak"

CYBERFORCE17 14 Oktober 2016 pukul 05.40 Hapus Komentar
Artikelnya diatasi sangat bermanfaat. Banyak hal belum saya ketahui tentang konsep mengajarkan bahasa asing di Islam
Ryndra Putra 14 Oktober 2016 pukul 05.42 Hapus Komentar
nanti kalau saya punya anak insya allah diajarkan bahasa arab
Bachtiar Fahmi Wibowo 14 Oktober 2016 pukul 05.58 Hapus Komentar
Oalah begitu ya. Saya sangat setuju kalau bahasa inggris tidak diajarkan di usia dini. Apalagi kalau dihapuskan. Kita harus mempromosikan bahasa nasional kita sendiri, seperti jaman presiden Soekarno.
Abu Zaid Amir 14 Oktober 2016 pukul 07.27 Hapus Komentar
Share
Abu Zaid Amir 14 Oktober 2016 pukul 07.31 Hapus Komentar
Barkallah
Abu Zaid Amir 14 Oktober 2016 pukul 07.31 Hapus Komentar
Barkallah
Unknown 14 Oktober 2016 pukul 08.35 Hapus Komentar
bahasa daerah sekarang jarang digunakan apalagi bahasa jawa halus
Film Indonesia Gratis 14 Oktober 2016 pukul 09.25 Hapus Komentar
Memang penting mempelajari bahasa, apalagi bahasa Inggris. Kita bisa Go Internasional...
undygun 14 Oktober 2016 pukul 09.34 Hapus Komentar
topiknya sangat menarik :)
Kiki 14 Oktober 2016 pukul 09.44 Hapus Komentar
Bagus nih infonya, tetapi saya masih belum punya anak...ntar kalau udah punya gue terapin deh info ini ke anak gw :)
Abu Zaid Amir 14 Oktober 2016 pukul 11.33 Hapus Komentar
Barakallah..
Unknown 14 Oktober 2016 pukul 16.28 Hapus Komentar
miris juga liat anak artis (gak mau nyebut nama) masih kecil diajarin pakek bahasa inggris, padahal dia tinggal di indo loh.
Masyogick 14 Oktober 2016 pukul 16.39 Hapus Komentar
oh gitu ternyata.. :d seharusnya bahasa kita dijadikan bahasa nasional jangan kalah saing sama bahasa2 lain ya kan?
Abu Zaid Amir 14 Oktober 2016 pukul 16.48 Hapus Komentar
Betul...