Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Widget Atas Posting

Anakku Bukan Kelinci Percobaan Kurikulum Karena Dia Bukan Kelinci

Anakku Bukan Kelinci Percobaan Kurikulum Karena Dia Bukan Kelinci

71 tahun Indonesia merdeka. 71 tahun pendidikan ini berjalan, namun ternyata belum berhasil melahirkan generasi harapan bangsa yang dapat memajukan negeri ini. Bahkan semakin memprihatinkan. Pemerintah terus mengkhawatirkan masalah ini, namun sebenarnya orangtualah yang paling khawatir, "Mau jadi apa generasi kita?"

Mereka heran dan bingung, saat melihat negri ini mengalami kesulitan untuk memecahkan solusi pendidikan. Hasilnya? Konsep pendidikan modern belum mampu menjawab semua pertanyaan. Kurikulum silih berganti akibat banyaknya penelitian. Setidaknya sudah 11 kali pergantian kurikulum di Indonesia, yakni pada tahun 1947, 1952, 1964, 1968, 1975, 1984, 1994, 2004, 2006, 2013, dan 2015.

Evaluasi itu dilakukan karena banyak persoalan di masyarakat yang erat kaitannya dengan pendidikan. Misalnya timbul pertanyaan. Mengapa anak-anak sekolah sering tawuran? Apakah pendidikan karakternya kurang? Atau waktu senggangnya terlalu banyak? Atau faktor lain. Mereka akan terus melakukan evaluasi seiring semakin banyaknya masalah yang terjadi di Indonesia.

Namun, harus sebanyak itukah pergantian kurikulum? Lalu apa hasilnya bagi peningkatan kualitas siswa? Pertanyaan di atas masih menjadi tanda tanya sampai sekarang. Bisa juga saat ini para peneliti masih berandai-andai untuk melahirkan generasi emas.

Apakah bisa terwujud?

Ah, saya tidak tahu, dari mereka saja sudah banyak yang berdebat, "Konsep saya lebih baik" lalu dijawab oleh tim ahli satunya, "Oh tidak, punya saya yang lebih baik". Bahkan tidak lebih dari 15 tahun berjalan konsep dari ilmuan-ilmuan barat yang kita adopsi sekarang ternyata pupus di tengah jalan. Hal ini membuat saya jadi berfikir, "Jadi, selama ini anak kita menjadi kelinci percobaan?" Yaitu, jika kurikulum ini tidak baik, diganti lagi dengan yang baru.

Sudah cukup, yang jelas para orangtua tidak ingin anaknya jadi kelinci percobaan. Karna anak kami bukan "kelinci"...

Tapi memang sudah banyak kejadian seperti ini, diberbagai bidang, semua konsep sudah dicoba, terus berputar-putar dan tidak ada habisnya. Namun, mereka lupa bahwa masih ada satu konsep yang belum dicoba. Padahal konsep tersebut sudah jelas pernah menumbuhkan orang-orang yang mengukir kebesaran Islam. Saya yakin, Anda tahu jawabannya.......

Ayo, baca artikel-artikel pendidikan yang tersedia di sini. Artikel yang membahas kurikulum pendidikan terbaik sepanjang masa. Kurikulum langsung dari Sang Pencipta Manusia. Bukan melahirkan generasi kelinci. Bukan juga sekularisme. Tapi melahirkan generasi emas. Mencetak generasi penuh moral, berkarya, mandiri, dan mampu merubah dunia. Akankah Anda melupakan masa-masa generasi emas Islam??

Anakku Bukan Kelinci Percobaan Kurikulum Karena Dia Bukan Kelinci

Anakku bukan kelinci percobaan kurikulum

Penulis: Mujahid Pendidikan Abu Zaid

Tulisan ini sedikit meniru tulisan guru ana, Ustadz Galan di web www.kuttabalfatih.com dengan banyak tambahan dan perubahan bahasa. Syukran, Wassalamualaikum warahmatullahi wabaraktuh.

Posting Komentar untuk "Anakku Bukan Kelinci Percobaan Kurikulum Karena Dia Bukan Kelinci"