Cara Menjadi Guru Yang Baik dan Ideal: Mencontoh Kedekatan Rasulullah SAW dengan Anak-Anak
Cara menjadi guru yang baik dan ideal- Saat mengajar di hadapan anak-anak, kadang datang pertanyaan dalam hati saya, "Apakah saya sudah menjadi guru yang baik bagi mereka?" Menjadi guru adalah tugas yang berat, memiliki tanggung jawab yang besar. Karna yang kita didik adalah manusia. Bukan robot yang apabila gagal bisa kita buang untuk didaur ulang.
Oleh karnanya perlu adanya persiapan yang matang dan ilmu yang cukup. Terlebih buat guru baru yang belum memiliki pengalaman. Biasanya di hari pertama mengajar dia memilik aneka rasa. Ya tegang, antusias, tidak PD dengan guru yang lebih senior, bingung. Bagaimanapun keadaanya, saya sarankan untuk tetap tenang, tidak kaku di hadapan para murid. Belajarlah untuk menjadi guru ideal.
Seperti apakah guru ideal itu? Setiap orang memiliki daftar panjang untuk kriteria-kriteria guru ideal.
Namun, bagi umat Islam, kriteria guru ideal sudah ada panduannya sendiri yang dibahas secara detail dan langsung dicontohkan oleh nabi kita Muhammad Shalallahi alaihi wassalam. Beliau adalah guru terbaik dan guru paling sempurna di dunia ini. Beliau berhasil mendidik para sahabat yang bisa menaklukan dunia.
Salah satu contohnya adalah bagaimana Rasulullah Shalallahu alaihi wassalam memberi pendekatan pada anak-anak.
Namun,apakah cukup, apabila kita hanya mencontoh pendekatannya nabi saja?
Tidak, karna masih banyak lagi kriteria-kriteria lain yang sudah dicontohkan oleh Nabi Muhammad Shalallahu alaihi wassalam, seperti artikel yang sudah saya tulis, yaitu : Bagaimana Cara Nabi Mengajarkan Anak Solat Dari Usia 7 Tahun
Ya, pasti akan panjang sekali jika saya menuliskan kriteria-kriteria Nabi dalam mengajar, mulai dari A-Z. Malah bisa jadi buku.
Baik langsung saja.. silahkan direnungi.
Berikut salah satu kriteria guru ideal yang ada dalam jiwa Nabi Muhammad Shalallahu alaihi wassalam. Kami ambil Kitab Ar Rasul Al-Mualim.
Menjadi Guru Ideal Dengan Mengakrabkan Diri Pada Anak
Dari Anas bin Malik: Rasulullah datang kepada kami. Saya bersama saudara kecil yang dipanggil Abu Umair. Dia punya mainan berupa burung kecil. Namun burung kecilnya mati. Nabi menemuinya dan bertanya kepada yang ada di sekelilingnya: Apa yang terjadi padanya? Mereka menjawab: Burung kecilnya mati.
Lalu, Nabi berkata kepada Abu Umair: Wahai Abu Umair, apa yang terjadi pada burung kecilmu?? (HR.Bukhari dan Muslim)
Menjadi Guru Ideal Dengan Memegang Tangan, Pundak atau Anggota Tubuh Anak Didik
Poin kedua ini tidak kalah penting dengan poin pertama. Salah besar apabila kita ingin menjadi guru ideal dan menjadi guru yang menyenangkan bagi anak-anak, namun tidak mengamalkan poin ini.
Abdullah bin Umar bercerita: Rasulullah memegang pundak saya kemudian bersabda, "Jadilah kamu di dunia ini seperti orang asing dan penyeberang jalan, lalu anggaplah dirimu sebagai penghuni kubur". (HR.Bukhari dan Tirmidzi)
Masyaallah.. tahukah teman, memegang anggota tubuh si anak juga bisa membuat dia lebih fokus dengan apa yang kita sampaikan. Saya sendiri sering mempraktekannya di kelas.
Menjadi Guru Ideal Dengan Memanggil Nama Anak Secara Berulang Kali
Baca Juga :Begini Loh, Cara Menghukum Anak yang Baik dan Benar sesuai Islam
Dari Muadz bin Jabal: Suatu saat saya dibonceng Nabi, yang memisahkan saya dan beliau adalah sandaran duduk.
Nabi berkata: Hai Muadz
Saya: Labbaik ya Rasulullah
Kemudian berjalan beberapa saat. Beliau berkata lagi: Hai Muadz
Saya: Labbaik ya Rasulullah
Kemudian berjalan lagi. Beliau memanggil lagi: Hai Muadz
Saya: Labbaik ya Rasulullah
Nabi bersabda: Apakah kamu tahu apa hak Allah taala yang harus dilaksanakan para hambanya?
......dst.
Guru Ideal Itu Akan Marah Jika Diperlukan
Dalam poin ini, Nabi mengajarkan bagaimana cara mendekatkan kepada anak dengan cara marah. Tentunya yang Nabi ajarkan bukan marah asal marah. Namun jika memang itu dibutuhkan untuk mendidik anak.
Dari Abdullah bin Amr bin Ash: Saya menulis sesuatu dari Rasulullah yang saya hafal. Namun dilarang oleh orang-orang Quraisy, "Apakah kamu menulis sesuatu yang kamu dengar? Rasulullah adalah manusia biasa, yang bisa bicara dalam keadaan marah atau ridha??"
Maka aku pun berhenti menulis dan aku sampaikan hal ini kepada Rasulullah Shalallahu alaihi wassalam.
Beliau menunjuk dengan jarinya ke mulutnya dan berkata: "Tulislah, Demi yang jiwaku ada di tanganNya, tidaklah keluar darinya kecuali kebenaran. (HR. Abu Dawud)
Masyaallah, Subhanallah..
Begitulah sifat teladan kita, guru terbaik sepanjang masa.
Akhirnya, sampai di sini dulu. Semoga ilmu yang saya tulis ini bisa saya amalkan dan Antum-Antum semua juga bisa mengamalkan. sehingga kita bisa menjadi guru ideal dan menyenangkan anak didik kita.
Wassalmualikum Warahmatuahi Wabarakatuh.
Penulis :Mujahid Pendidikan Abu Zaid
Editor : Ustadz Ifan (Sarjana Sastra Bahasa)
Referensi :
Ar Rasul Al Mua'llim Syaikh Abdul Fattah Abu Ghudah, cetakan Riyadl 26 Muharram 1416 H.
7 komentar untuk "Cara Menjadi Guru Yang Baik dan Ideal: Mencontoh Kedekatan Rasulullah SAW dengan Anak-Anak"
Tulis komentar di sini dan centang tombol "Notify me" atau "Ingatkan kami" agar Antum bisa melihat balasannya. Syukran