Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Widget Atas Posting

Dampak Buruk Berbohong Pada Anak

Dampak Buruk Berbohong Pada Anak


Kebiasaan berbohong pada anak sering sekali terjadi di lingkungan masyarakat sekitar, misalnya para orangtua yang membohongi anaknya demi kebaikan anak itu sendiri, "Nak, awas jangan main-main ke situ, ada tikus, ada tikus" atau demi menenangkan anaknya yang menangis, "Cup-cup, siapa yang nakal? Oh, kucing?! Pluk, pluk (memukul lantai) udah mama pukul kucingnya" Sikap orangtua di atas niatnya memang baik, namun dalam keadaan seperti itu, orangtua atau pendidik tidak menyadari bahwa kita sedang mengajarkan anak berbohong.

Karena anak adalah peniru ulung. Apa yang dilakukan orangtua atau orang dewasa secara tidak langsung akan membentuk kebiasaan pada anak. Maka jika orangtua atau pendidik melakukan kebohongan, bukan tidak mungkin di usia perkembangan atau sampai dewasa, dia akan tumbuh menjadi anak yang suka berbohong. Entah membohongi orangtuanya atau kepada yang lainnya.

Konsep berbohong pada anak ternyata sudah diterapkan oleh sebagian besar orangtua AS dan Cina. Studi International Journal of Psychology menyebutkan, salah satu orangtua di Cina yang ikut penelitian mengatakan, "Ketika mengajar anak-anak, tidak apa-apa bermaksud baik dengan kebohongan. Ini bisa mendorong perkembangan positif dan mencegah anak dari kesesatan" kata salah satu orangtua seperti dikutip Forbes, Rabu (20/2/2013).

Apakah kalimat di atas bisa dibuktikan? Nyatanya banyak sekali dampak negatif akibat orangtua sering membohongi anak kecil. Misalnya, anak mulai berani membohongi orangtuanya dan sampai dewasa pun ia masih suka berbohong. Maka yang harus kita pikirkan sekarang adalah, bagaimana caranya agar niat baik orangtua itu mendatangkan keberkahan??

Jalan satu-satunya adalah mengembalikan masalah ini kepada Al-Qur'an dan As-Sunnah. Bagaimana Rasulullah Shalallahu alaihi wassalam mencontohkan kepada kita dalam mendidik anak. Yaitu, mendidik supaya anak tidak suka berbohong. Jika hal itu sudah terpenuhi maka semua akan menjadi indah.

Hukum Berbohong Pada Anak Menurut Islam


Dampak Buruk Berbohong Pada Anak

Hukum bohong pada anak kecil sudah di jelaskan dalam hadist Rasulullah Shalallahu alaihi wassalam yang diceritakan oleh Abdullah bin Aamir.


حدثنا قتيبة، ثنا الليث، عن ابن عجلان، أن رجلاً من موالي عبد اللّه بن عامر بن ربيعة العدويِّ حدثه، عن عبد اللّه بن عامر أنه قال : دعتني أمِّي يوماً ورسول اللّه صلى اللّه عليه وسلم قاعدٌ في بيتنا فقالت: ها تعال أعطيك، فقال لها رسول اللّه صلى اللّه عليه وسلم: "وما أردت أن تعطيه؟" قالت: أعطيه تمراً، فقال لها رسول اللّه صلى اللّه عليه وسلم: "أما إنك لو لم تعطيه شيئاً كتبت عليك كذبةٌ".

Dari Abdullah bin Aamir, bahwasannya ia berkata:

"Pada suatu hari, Ibuku pernah memanggilku, sementara itu Rasulullah shallallaahu alaihi wasallam duduk di rumah kami. Ibuku berkata: 'Kemarilah kamu, aku akan memberimu sesuatu'. Rasulullah shallallaahu alaihi wa sallam bertanya kepadanya:

'Apa yang hendak kamu berikan?'. Ia berkata: 'Aku akan memberinya kurma'. Lalu Rasulullah shallallaahu alaihi wa sallam bersabda: 'Jika kamu tidak memberikan sesuatu kepadanya, akan dicatat bagimu suatu kedustaan' [Diriwayatkan oleh Abu Daawud-no. 4991-hadist hasan].

Rasulullah Shalallahu alaihi wassalam tahu bahwa masalah berbohong pada anak sering dilakukan oleh para pendidik atau orangtua, dan beliau juga tahu adanya dampak buruk yang akan terjadi pada anak jika kita membohonginya. Sehingga beliau mengajarkan kepada ummatnya untuk menjauhi perkataan bohong pada anak. Subhanaallah, inilah Islam, agama yang kaaffah dan sempurna.

Muhammad Ibnu Abdul Hafidh Suwaid menyatakan "Anak-anak senantiasa memperhatikan orangtuanya. Jika mereka jujur, anak pun akan meniru. Begitulah dalam segala perkara." (Manhaj Tarbiyah Nabawiyah Lith Thifli).

Kesimpulannya adalah, mari mulai sekarang, kita sebagai pendidik atau orangtua, hindari perkataan bohong pada anak, katakan kepada siapa saja yang membawa anak kita, "Jangan membohongi anak kecil, "Jangan berbohong pada anak meski hal sepele". Sebab hal itu sudah dijelaskan kepada Nabi Muhammad Shalallahu alaihi wassalam, mengenai dampak buruk yang akan terjadi kepada anak jika kita masih sering berbohong pada mereka. Ya, kita semua tidak ingin, anak kita kelak menjadi anak yang sering bohong kepada siapapun.

Sekian dari kami, tentang dampak buruk berbohong pada anak, beserta penjelasan hukum berbohong dalam Islam. Semoga menjadi amal jariya. Amiin. Sebarkan sebanyak-banyaknya. Wassalamualikum Warahmatullahi Wabarakatuh.

Penulis: Mujahid Pendidikan Abu Zaid al-Amir

Sumber:

  • Hadist Nabi
  • Tulisan Ustadz Galan Sandi di web www.kuttabalfatih.com
  • Modul Kuttab 1 Ustadz Budi Ashari lc

4 komentar untuk "Dampak Buruk Berbohong Pada Anak"

MOTIVATOR SEMARANG 8 Desember 2016 pukul 08.47 Hapus Komentar
Kalau terbiasa bohong akan sangat buruk nantinya
Abu Zaid Amir 8 Desember 2016 pukul 08.55 Hapus Komentar
betul mas, sangat di sayangkan.. bnyk orangtua yang sering berbohong pada anak
oppa 24 Juli 2018 pukul 11.21 Hapus Komentar
lebih parahnya lagi banyak orangtua merasa berbohongnya mereka itu white lies .. utk kebaikan .. sehingga ketika sang anak mengetahui kebohongan itu tetap ga bs berbuat apa-apa
Abu Zaid Amir 25 Juli 2018 pukul 19.09 Hapus Komentar
Kebiasaan itu akan terus diturunkan pada anak anaknya sampai cucu cucu dan kebawahnya lagi. Makanya mari memulai dari kita :)