Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Widget Atas Posting

Menemani Anak Bermain Menurut Pendidikan Islam


Menemani anak bermain Dalam Konsep Nabi


Menemani Anak Bermain Menurut Pendidikan Islam Usia Dini

Dunia anak-anak adalah bermain. Bermain sejenak akan memberi pengaruh yang cukup besar kepada anak. Oleh karenanya, Rasulullah Shalallahu alaihi wassalam sangat memperhatikan kebutuhan bermain mereka. Sebagaimana yang pernah kami tulis dalam artikel Konsep Bermain Dalam Islam Menurut Praktek Nabi (Di sini, kami sudah menjelaskan panjang lebar terkait permainan anak yang Islami atau sesuai Islam, batasan-batasan bermain bagi anak, dan dalil-dalilnya.)

Apakah penting bermian bersama anak? Apa manfaat menemani anak bermain?

Fakta hari ini, banyak di antara kita khususnya orangtua yang apabila diminta oleh anak untuk bermain bersama dia akan menjawab, "Nak, bermain sendiri saja sana, sama teman-temanmu" atau "Ayah sibuk Nak, bermain sama adek saja" atau bahkan, "Abi kan sudah bilang kalau sibuk, jangan ganggu abi!" dan masih banyak lagi alasan-alasan demi menolak bermain bersama anak. Akhirnya anak lebih nyaman bermaian bersama supir, pembantu, dan tetangga samping rumah. Kondisi ini banyak terjadi di keluarga-keluarga khususnya pendidik muslim saat ini. Terlebih para ayah atau bunda yang memiliki traffic kerja yang cukup tinggi di kota-kota besar. Apakah ada bukti?

Buktinya kami ambil dari survei yang dilakukan oleh seorang Spesialis Anak dari University of Washington, Seattle. Dr Pooja Tandon dalam wawancara dengan orangtua yang melibatkan hampir 9000 anak-anak tahun 2012 yang dimuat dalam Jurnal Archives of Pediatrics & Adolescent Medicine. Survei tersebut menghasilkan hampir 9.000 anak-anak, kurang dari 50% dari para ibu dan hanya 25 % dari ayah yang mengaku pernah mengajak anak-anak mereka untuk berjalan-jalan atau bermain dengan mereka di halaman atau taman setidaknya sehari sekali.

Saudaraku, hal ini sangat memprihatinkan, sebab orangtua tidak tahu, dengan siapa anak bermain. Apakah dengan orang dewasa yang memiliki problem dalam muamalah? Buruk perangainya? Dan masih banyak lagi masalah-masalah yang mengkhawatirkan diri si anak. Sayangnya, peristiwa ini juga terjadi pada sebagian guru SD ataupun TK yang enggan membersamai anak bermain dengan semua alasannya.

Rasulullah Mengajarkan Untuk Menemani Anak Bermain Sejenak


Kita sepakat, bahwa Rasulullah Shalallahu alaihi wassalam adalah orang yang sangat sibuk. Bahkan kerjaan dan amanah beliau bukan hanya satu kantor, namun satu bumi; beliau selalu terlibat dalam peperangan, mengurusi beberapa istri dan keluarga, menjadi guru para sahabat, menerima banyak tamu dan masih banyak lagi kesibukan-kesibukan beliau. Tapi, apakah Rasulullah Shalallahu alaihi wassalam tidak membersamai anak-anak yang bermain di sekelilingnya? Apakah Nabi Muhammad Shalallahu alaihi wassalam merasa malu jika bermain bersama anak-anak?

Mari tengok contoh aktivitas Rasulullah -Shalallahu alaihi wassalam- yang tidak sungkan dan senang saat membersamai anak-anak, Ketika itu, Rasulullah Sallahu’alaihi wassalam mengadakan perlombaan lari untuk anak-anak pamannya, Abbas kemudian menyambut juara dengan dadanya, kemudian yang berikutnya dan terus sampai yang terakhir.

Imam Ahmad meriwayatkan dari Abdullah bin Haritsah radiyallahu anhu berkata, "Rasulullah membariskan Abdullah, Ubaidullah, dan beberapa anak dari Abbas kemudian bersabda, "barangsiapa yang paling dahulu sampai kepadaku, maka akan mendapatkan ini dan itu." Ia berkata, "Maka mereka mulai berlomba sampai sampai kepada Rasulullah, kemudian mereka menjatuhkan diri di dada dan punggung Rasulullah lalu Rasulullah mencium dan merangkul mereka."

Kisah di atas hanyalah sebagian keterlibatan Rasulullah dalam membersamai anak-anak, karena masih banyak kisah lainnya ketika beliau bermain bersama sahabat-sahabat yang masih kecil, cucu-cucu beliau, dan Aisyah sendiri pernah diajak lomba lari.

Manfaat Membersamai Anak Bermain


Walaupun kita hanya sebentar bermain bersama anak, itu sudah cukup membuat anak merasa dicintai, diperhatikan dan dikasihi. Kita tidak harus terlibat dalam aktivitas bermainnya, namun kehadiran kita di sana sudah membuktikan kebersamaan dengan si anak. Apalagi kita ikut terlibat, anak akan semakin senang dan merasa dicintai.

Selain merasa dicintai dan disayangi, manfaat bermain bersama anak lainnya adalah, kita bisa menyeimbangkan ketegasan dalam memberi hukuman pada anak. Sebagaimana yang sudah kami tulis dalam artikel Cara Mengatasi Anak Nakal dalam Islam. Salah satu cara mengatasinya adalah dengan ketegasan. Maka sangat tidak dianjurkan apabila si anak melihat wajah kita yang selalu cemberut serta marah. Tapi ada kalanya anak melihat kita gembira dan asik bersamanya. Sehingga anak akan berfikir, "Ternyata ayah dan bunda akan marah kalau kami salah, namun ketika bermain bersama ayah, bunda dan ustadz sangat asik" Begitulah kira-kira. Anak akan kagum pada kita dan kita akan mudah menerapkan ketegasan. Lebih lengkapnya, baca artikel tersebt (Tentang mengatasi anak nakal).

Benarkah Wibawa Guru Akan Jatuh Apabila Bermain Bersama Anak?


Bermain bersama anak tidak membuat wibawa seorang pendidik akan jatuh, malah justru akan lebih dicintai dan dihormati. Jika memang membuat wibawa guru jatuh, niscaya ustadz-ustadz di Kuttab Al-Fatih sudah tidak ada yang berwibawa. Karena salah satu sifat yang harus dimiliki oleh guru Kuttab adalah membersamai anak bermain. Namun, kenyataannya semua murid lebih menghormati dan beradab. Alhamdulillah Ya Allah bimbinglah kami.

Ayo, Bermainlah bersamanya, bukankah membersamai mereka merupakan kebahagiaan yang besar. Melihat anak bermain adalah suatu kebahagiaan tersendiri untuk kita dan mereka. Berapa banyak kebaikan yang akan mereka terima saat Ayah, Bunda, dan para pendidik ketika membersamai mereka. Dan semoga bermain bersama mereka bukan hanya di Dunia namun membersamainya hingga ke Syurga. Akhirnya sampai sini pembahasan tentang menemani anak bermain menurut pendidikan Islam usia dini. Share ke media sosial yang telah kami sediakan di bawah ini. Wallahualam. Sumber: Sudahkan Bermain Bersama Mereka (Web Kuttab tulisan Ustadz Galan, dengan sedikit perubahan kata dan tambahan sub tema dll)

Posting Komentar untuk "Menemani Anak Bermain Menurut Pendidikan Islam"