4 Sebab Runtuhnya Khilafah Islamiyah [Ustadz Budi Ashari Lc]
Oleh: Ust. Budi Ashari Lc- Sebelum membahas 4 sebab runtuhnya Khilafah Islamiyah, kami informasikan bahwa tema ini sudah disampaikan oleh Ustadz Budi Ashari lc dalam Seminar Akbar Dewan Syari’ah Kota Surakarta, Ahad, 19 Januari 2014: [Dengan Menghidupkan Sunnah Rasul Kita Songsong Kebangkitan Islam 2020?]. Kemudian ditulis oleh salah satu ikhwan dan diposting di dalam web kuttabalfatih.com: Saifuddin Quthuz di Tengah Bangsa Kalah.
Baiklah, berbicara tentang sebab-sebab runtuhnya daulah Islamiyah atau negara islam, bukan berarti kita sedang membuka luka lama kaum muslimin, namun hal ini untuk memahaminya supaya kita mendapat obat yang tepat. Para ahli sejarah Islam, khususnya DR. Abdul Halim Uwais –Rahimahullah– telah banyak menulis tentang sebab kejatuhan berbagai negara Islam di sepanjang sejarah. Dan bisa kita simpulkan penyebabnya selalu ada yang sama di hari ini meskipun berbeda zaman, dan sebab itu ada pada kita. Itulah mengapa sampai saat ini kita masih jatuh.
Kita perlu mengetahui sebuah sebab bukan untuk menambah luka tapi agar bisa mengambil pelajaran dan bisa mengatasinya.
Apa saja sebab runtuhnya khilafah Islam?
Kerusakan aqidah dan munculnya aliran sesat bak jamur dimusim hujan, berkembang dan terus menyebar. Kemudian masyarakat jauh dari ilmu. Mereka telah membuat negeri Islam kelelahan.
Kelompok Khawarij yang mengkafirkan dan siap membunuh siapa saja yang berbeda dengannya. Kemudian ada kelompok Syiah sebagai benalu peradaban Islam, ia tak memberi kehidupan justru mematikan pohonnya. Siapapun yang membaca sejarah pasti tahu bagaimana Hulagu panglima Tartar, Mongol itu bisa leluasa masuk dan menghancurkan Baghdad. Berawal dari kepercayaan bodoh pemimpin lemah kepada Muayyadduddin Ibnul Al Qomi (perdana menteri syiah yang mengendalikan seluruh kepemimpinan.)
Sekte shufi yang menyebabkan masyarakat Turki Utsmani tak minat lagi berjihad, "Siapa pun yang mengamati sejarah runtuhnya Turki Utsmani, mengetahui sebab utama kejatuhan mereka adalah, secara bertahap mereka jauh dari aqidah yang bersih yang sesuai dengan Al Kitab dan As Sunnah dan menggantinya dengan aqidah khurafat." (Sulaiman bin Shalih Al Khurasyi, Kaifa Saqathat Ad Daulah Al Utsmaniyyah)
Hal inilah yang sudah diwanti-wanti oleh Rasul dalam banyak hadits. Rasulullah Shalallahu alaihi wassalam bersabda, "Demi Allah bukan kemiskinan yang aku takuti terjadi pada kalian. Tetapi jika dunia dibuka di hadapan kalian…" (HR. Bukhari dan Muslim). Ini pula yang membuat Umar menangis. Saat ia melihat harta dari jihad dan perhiasan berdatangan ke Madinah, Umar berkata, "Demi Allah, karena inilah kalian bertikai."
Tidaklah Andalus pecah menjadi lebih dari 20 negara kecil kecuali karena hal tersebut (berlomba-lomba menumpuk harta). Efeknya panjang. Mereka rela bekerjasama dengan kekuatan kafir walaupun harus mengorbankan dan membunuh saudara.
Andai ada satu atau dua ulama mau bergerak membimbing umat menuju kebangkitan, sangatlah cukup. Tetapi justru mereka yang memberi dalil sebagai dalih atas pengkhianatan itu. Kembali membaca kejatuhan Andalus. Ahli ilmunya asyik memunguti sampah dunia, sehingga mereka yang baru belajar ilmu memunculkan berbagai fatwa dan mengawal pergerakan umat. Tentu ini tanpa ilmu.
Dengarlah kalimat ulama hebat Andalus yang mengawal kebangkitan kedua Andalus, Ibnu Hazm –rahimahullah- "Cara kita lepas dari fitnah yang menimpa Andalus adalah menahan lisan kecuali dari satu hal: Amar Ma’ruf dan Nahi Mungkar. Kalau setiap orang yang menolak dengan hatinya berkumpul, mereka tak mampu mengalahkan kita." (Syekh Nashir bin Sulaiman Al Umar, Suquth Al Andalus Durusun Wa ‘Ibar)
"Salah seorang ulama muslimin di abad ini berkata: Tanyakan kepada sejarah, bukankah redupnya bintang peradaban Islam kita terjadi pada hari bersinarnya bintang para artis." (DR. Thoriq As Suwaidan, Al Andalus At Tarikh Al Mushowwar)
1 Shafar 656 H, ini adalah tahun yang tak pernah terlupakan oleh Baghdad dan seluruh kaum muslimin. Dimana ketika itu Baghdad menghadapi tekanan yang sangat besar yang pernah terjadi sebelumnya. Hulagu mulai mengepung Baghdad, dan menghujaninya dengan panah serta senjata paling mutakhir saat itu.
Tapi bacalah sejarah, apa yang sedang dilakukan oleh pemimpin tertinggi muslimin saat itu, apakah dia segera menyatukan muslimin dan mengumumkan jihad?
Ibnu Katsir –rahimahullah– yang menyampaikan ini langsung,
"Tatar mengepung istana Khalifah dan menghujaninya dengan panah api, hingga terkenalah seorang wanita yang sedang bermain dan menghibur di hadapan Khalifah. Dan ini salah satu kesalahannya. Wanita itu bernama Arafah. Panah melesat dari salah satu jendela, kemudian membunuhnya saat ia sedang menari di hadapan khalifah. Khalifah terkejut dan sangat marah. Dia mengambil panah yang menancap. (Al Bidayah wa An Nihayah)
Roghib As Sirjani mengomentari kalimat di atas,
"Tarian wanita dalam darah telah menjelma menjadi makanan dan minuman. Harus ada walapun sedang dalam keadaan perang. Saya sungguh tidak paham, bagaimana ia rela menyibukkan diri dengan hal tersebut. Padahal negara, rakyat dan dia sendiri sedang dalam keadaan sulit." (islamstory.com)
Hasilnya, 1.000.000 muslim mati hanya dalam 40 hari! Termasuk pemimpin mereka yang lalai dan lemah itu, mati dengan cara diinjak-injak di dalam istananya dengan tangan kaki terbelenggu. Sangat hina. Sampailah kita pada zaman ini.
"Dan Yahudi melipat akhir lembaran kita yang bercahaya" (DR. Abdul Halim Uwais, Dirasah Lisuquth Tsalatsin Daulah Islamiyyah)
Dan kita telah mendapatkan banyak pelajaran. Kita bukan keledai yang mudah terjatuh dalam lubang yang sama. Menghindarlah dulu dari semua sebab kejatuhan itu. Untuk shaf muslimin segera menggerakkan bagian dari tubuhnya perlahan. Dan memang inilah zamannya. Kesadaran dan pergerakan untuk bangkit itu mulai kentara terlihat.
Sebelum kami akhiri tulisan ini, tidakkah kita rindu kebangkitan negara Islam? Sedangkan tugas ini ada pada kita saat ini?
Perhatikan konsep Bymaristan (Rumah Perawatan Pasien) di sejarah kebesaran Islam. Kalau ada pasien datang ke Bymaristan untuk berobat, maka berikut ini prosedurnya:
Mungkinkah kita ulang kebesaran dunia kesehatan ini?
Allah mengurung kalian dengan kehinaan sampai kalian mau kembali ke agama kalian! (HR. Abu Dawud, dishahihkan oleh Al Albani)
Sekian dari kami, penjelasan tentang sebab-sebab runtuhnya khilafah islamiyah dan solusinya yang disampaikan oleh Ustadz Budi Ashari Lc. Mari kembali ke agama kita. Jauhkan dunia hiburan para artis, bukan malah menanamkan dunia hiburan (tayangan tv, dll) sejak dini.
Baiklah, berbicara tentang sebab-sebab runtuhnya daulah Islamiyah atau negara islam, bukan berarti kita sedang membuka luka lama kaum muslimin, namun hal ini untuk memahaminya supaya kita mendapat obat yang tepat. Para ahli sejarah Islam, khususnya DR. Abdul Halim Uwais –Rahimahullah– telah banyak menulis tentang sebab kejatuhan berbagai negara Islam di sepanjang sejarah. Dan bisa kita simpulkan penyebabnya selalu ada yang sama di hari ini meskipun berbeda zaman, dan sebab itu ada pada kita. Itulah mengapa sampai saat ini kita masih jatuh.
Kita perlu mengetahui sebuah sebab bukan untuk menambah luka tapi agar bisa mengambil pelajaran dan bisa mengatasinya.
Apa saja sebab runtuhnya khilafah Islam?
Kerusakan Aqidah dan Banyaknya Aliran Sesat Sebab Utama Runtuhnya Khilafah Islam
Kerusakan aqidah dan munculnya aliran sesat bak jamur dimusim hujan, berkembang dan terus menyebar. Kemudian masyarakat jauh dari ilmu. Mereka telah membuat negeri Islam kelelahan.
Kelompok Khawarij yang mengkafirkan dan siap membunuh siapa saja yang berbeda dengannya. Kemudian ada kelompok Syiah sebagai benalu peradaban Islam, ia tak memberi kehidupan justru mematikan pohonnya. Siapapun yang membaca sejarah pasti tahu bagaimana Hulagu panglima Tartar, Mongol itu bisa leluasa masuk dan menghancurkan Baghdad. Berawal dari kepercayaan bodoh pemimpin lemah kepada Muayyadduddin Ibnul Al Qomi (perdana menteri syiah yang mengendalikan seluruh kepemimpinan.)
Sekte shufi yang menyebabkan masyarakat Turki Utsmani tak minat lagi berjihad, "Siapa pun yang mengamati sejarah runtuhnya Turki Utsmani, mengetahui sebab utama kejatuhan mereka adalah, secara bertahap mereka jauh dari aqidah yang bersih yang sesuai dengan Al Kitab dan As Sunnah dan menggantinya dengan aqidah khurafat." (Sulaiman bin Shalih Al Khurasyi, Kaifa Saqathat Ad Daulah Al Utsmaniyyah)
Banyaknya Manusia yang Berlomba Menumpuk Harta Menjadi Sebab Runtuhnya Negara Islam
Hal inilah yang sudah diwanti-wanti oleh Rasul dalam banyak hadits. Rasulullah Shalallahu alaihi wassalam bersabda, "Demi Allah bukan kemiskinan yang aku takuti terjadi pada kalian. Tetapi jika dunia dibuka di hadapan kalian…" (HR. Bukhari dan Muslim). Ini pula yang membuat Umar menangis. Saat ia melihat harta dari jihad dan perhiasan berdatangan ke Madinah, Umar berkata, "Demi Allah, karena inilah kalian bertikai."
Tidaklah Andalus pecah menjadi lebih dari 20 negara kecil kecuali karena hal tersebut (berlomba-lomba menumpuk harta). Efeknya panjang. Mereka rela bekerjasama dengan kekuatan kafir walaupun harus mengorbankan dan membunuh saudara.
Ulama Tak Berperan
Andai ada satu atau dua ulama mau bergerak membimbing umat menuju kebangkitan, sangatlah cukup. Tetapi justru mereka yang memberi dalil sebagai dalih atas pengkhianatan itu. Kembali membaca kejatuhan Andalus. Ahli ilmunya asyik memunguti sampah dunia, sehingga mereka yang baru belajar ilmu memunculkan berbagai fatwa dan mengawal pergerakan umat. Tentu ini tanpa ilmu.
Dengarlah kalimat ulama hebat Andalus yang mengawal kebangkitan kedua Andalus, Ibnu Hazm –rahimahullah- "Cara kita lepas dari fitnah yang menimpa Andalus adalah menahan lisan kecuali dari satu hal: Amar Ma’ruf dan Nahi Mungkar. Kalau setiap orang yang menolak dengan hatinya berkumpul, mereka tak mampu mengalahkan kita." (Syekh Nashir bin Sulaiman Al Umar, Suquth Al Andalus Durusun Wa ‘Ibar)
Runtuhnya Khilafah dan Negara Islam Karena Jihad Diganti dengan Hiburan
"Salah seorang ulama muslimin di abad ini berkata: Tanyakan kepada sejarah, bukankah redupnya bintang peradaban Islam kita terjadi pada hari bersinarnya bintang para artis." (DR. Thoriq As Suwaidan, Al Andalus At Tarikh Al Mushowwar)
1 Shafar 656 H, ini adalah tahun yang tak pernah terlupakan oleh Baghdad dan seluruh kaum muslimin. Dimana ketika itu Baghdad menghadapi tekanan yang sangat besar yang pernah terjadi sebelumnya. Hulagu mulai mengepung Baghdad, dan menghujaninya dengan panah serta senjata paling mutakhir saat itu.
Tapi bacalah sejarah, apa yang sedang dilakukan oleh pemimpin tertinggi muslimin saat itu, apakah dia segera menyatukan muslimin dan mengumumkan jihad?
Ibnu Katsir –rahimahullah– yang menyampaikan ini langsung,
"Tatar mengepung istana Khalifah dan menghujaninya dengan panah api, hingga terkenalah seorang wanita yang sedang bermain dan menghibur di hadapan Khalifah. Dan ini salah satu kesalahannya. Wanita itu bernama Arafah. Panah melesat dari salah satu jendela, kemudian membunuhnya saat ia sedang menari di hadapan khalifah. Khalifah terkejut dan sangat marah. Dia mengambil panah yang menancap. (Al Bidayah wa An Nihayah)
Roghib As Sirjani mengomentari kalimat di atas,
"Tarian wanita dalam darah telah menjelma menjadi makanan dan minuman. Harus ada walapun sedang dalam keadaan perang. Saya sungguh tidak paham, bagaimana ia rela menyibukkan diri dengan hal tersebut. Padahal negara, rakyat dan dia sendiri sedang dalam keadaan sulit." (islamstory.com)
Hasilnya, 1.000.000 muslim mati hanya dalam 40 hari! Termasuk pemimpin mereka yang lalai dan lemah itu, mati dengan cara diinjak-injak di dalam istananya dengan tangan kaki terbelenggu. Sangat hina. Sampailah kita pada zaman ini.
"Dan Yahudi melipat akhir lembaran kita yang bercahaya" (DR. Abdul Halim Uwais, Dirasah Lisuquth Tsalatsin Daulah Islamiyyah)
Dan kita telah mendapatkan banyak pelajaran. Kita bukan keledai yang mudah terjatuh dalam lubang yang sama. Menghindarlah dulu dari semua sebab kejatuhan itu. Untuk shaf muslimin segera menggerakkan bagian dari tubuhnya perlahan. Dan memang inilah zamannya. Kesadaran dan pergerakan untuk bangkit itu mulai kentara terlihat.
Sebelum kami akhiri tulisan ini, tidakkah kita rindu kebangkitan negara Islam? Sedangkan tugas ini ada pada kita saat ini?
Perhatikan konsep Bymaristan (Rumah Perawatan Pasien) di sejarah kebesaran Islam. Kalau ada pasien datang ke Bymaristan untuk berobat, maka berikut ini prosedurnya:
- Setiap pasien yang datang akan dicatat namanya
- Diperiksa oleh kepala dokter detak jantungnya, urinenya dan ditanyakan berbagai gejalanya
- Jika oleh dokter pemeriksa dinyatakan hanya rawat jalan, maka dibuatkan resep saja
- Resep dibawa ke bagian apotek untuk mengambil obatnya
- Jika dokter menyatakan harus dirawat, maka akan langsung diserahkan kepada tim perawatnya (dokter pengawas, perawat dan pelayan kebutuhan pasien)
- Setiap pagi dilakukan kunjungan dokter ke semua pasien
- Jika telah sembuh, pasien dipersilakan pulang dengan diberi baju baru dan beberapa keping uang emas (DR. Ahmad Isa, Tarikh Al Bymaristanat fil Islam dan Hassan Syamsi Basya, Hakadza Kanu Yaum Kunna)
Mungkinkah kita ulang kebesaran dunia kesehatan ini?
Allah mengurung kalian dengan kehinaan sampai kalian mau kembali ke agama kalian! (HR. Abu Dawud, dishahihkan oleh Al Albani)
Sekian dari kami, penjelasan tentang sebab-sebab runtuhnya khilafah islamiyah dan solusinya yang disampaikan oleh Ustadz Budi Ashari Lc. Mari kembali ke agama kita. Jauhkan dunia hiburan para artis, bukan malah menanamkan dunia hiburan (tayangan tv, dll) sejak dini.
1 komentar untuk "4 Sebab Runtuhnya Khilafah Islamiyah [Ustadz Budi Ashari Lc]"
Tulis komentar di sini dan centang tombol "Notify me" atau "Ingatkan kami" agar Antum bisa melihat balasannya. Syukran