Kisah Muhammad bin Sirin Seorang Tabiin Ahli Tafsir Mimpi
Kisah Tabiin Muhammad bin Sirin- Beliau adalah seorang ulama yang hidup pada masa tabiin (tabiin: orang mu'min yang pernah bertemu sahabat nabi, dan meninggal dalam keadaan beriman). Sengaja Abana memilih untuk bercerita kisah tabiin yang satu ini sebab banyak pelajaran dan hikmah yang bisa diambil dari beliau. Baik pula untuk pendidikan Islam anak maupun dewasa. Siapa Muhammad bin Sirin itu?
Biografi serta latar belakang Muhammad bin Sirin tidak jauh beda dengan ulama-ulama lainnya. Yang jelas, penuh dengan decak kagum.
Nama beliau adalah Abu Bakr Muhammad bin Sirin al Anshari. Beliau lahir dua tahun terakhir dari kekhilafahan Umar bin Khattab. Namun, ada juga yang mengatakan lahir pada kekhilafahan Utsman bin Affan, dan Imam Adz Dzahabi menegaskan pendapat kedua itu lebih tepat, karena seandainya beliau lahir pada masa Umar bin Khattab maka beliau akan seumuran dengan Hasan bin Ali padahal Muhammad bin Sirin lebih muda beberapa tahun dari Hasan bin Ali.
Ya, Ayah Muhammad bin Sirin adalah Sirin atau Abu Amrah maula. Ayahnya dahulu adalah budak Anas bin Malik (silahkan baca kisah Imam Malik). Kemudian setelah ayah beliau dibebaskan dari perbudakan, tampaklah keinginan pada diri beliau untuk menyempurnakan separuh agamanya dengan menikah, maka mulai lah ayahnya Muhammad bin Sirin mencari seorang wanita yang akan menjadi pendampingnya hingga jatuhlah pilihan beliau pada seorang wanita mulia maula (bekas budak) Abu Bakr ash Shidiq.
Namanya adalah Shafiyyah. Meskipun dia mantan budak Abu Bakaar ash-Shiddiq, tapi dia seorang wanita cantik dan cerdas, dikenal memiliki akhlaq yang tinggi dan sangat dicintai oleh para ummahatul mukminin terlebih lagi oleh Aisyah. Jadi hal ini lah yang memikat keinginan Sirin untuk menikahinya.
Maka segeralah sahabat Abu Bakar mencari-cari berita tentang agama dan akhlak Sirin, seperti layaknya seorang ayah yang hendak menikahkan putrinya. Tapi, hal ini tidaklah aneh, karena kedudukan Shafiyah dan Abu Bakar laksana putri bagi ayahnya.
Abu Bakar bertanya kepada Anas bin Malik mengenai pendapat tentang akhlak dan latar belakang Ayah Muhammad bin Sirin. Lalu Anas bin Malik mengatakan kepada Abu Bakar, "Nikahkanlah keduanya wahai Abu Bakar karena aku mengenal dia seorang yang baik agama dan akhlaqnya."
Maka akhirnya menikahlah keduanya dengan disaksikan oleh para sahabat senior dan didoakan kebaikan. Di antaranya ada 18 sahabat yang ikut perang Badar. Nah, itulah kisah Ayah Muhammad bin Sirin. dan dari sinilah lahir seorang bayi tabiin laki-laki yang tersohor akan keilmuannya. Muhammad bin Sirin, mari kita lanjutkan kisah lembaran hidup beliau.
Masih pembahasan latar belakang Muhammad bin Sirin. setelah kita mengetahui ayah dan ibu beliau, sekarang bagaimana dengan sifat Muhammad bin Sirin?
Dikatakan bahwa sifat beliau sangat mulia. Karena beliau salah satu ulama tabi'in yang termuka, seorang yang Allah beri kecerdasan akal, ketinggian akhlak, kemuliaan wara', penyantun kepada manusia, ahli ibadah di malam hari, dan ahli puasa di siang harinya.
Dalam hal ini Muhammad bin Jarir ath Thabarani berkata tentangnya, "Ibnu Sirin adalah seorang yang faqih, alim, wara', berakhlaq tinggi dan memiliki banyak hadits yang hal itu dipersaksikan oleh para ahlul ilmi dan kemuliaan.
Sejak kecil sampai dewasa Muhammad bin Sirin tumbuh sebagai seorang yang dididik dalam sebuah rumah yang memperhatikan kedisiplinan akhlak dan wara (menjaga diri dari perbuatan yang diharomkan oleh Allah). Hingga ia menjadi seorang pemuda yang mulia. Maka mulailah ia belajar dan menimba ilmu kepada kibar (pembesar) sahabat dan menjadikan masjid Rasulullah sebagai madrasah hingga ia menjadi salah satu pemuda terbaik dari didikan para sahabat Rasulullah.
Bahkan dari keilmuannya yang luas dan akhlak serta ibadahnya yang bagus, Muhammad bin Sirin banyak menuai pujian-pujian dari para ulama. Apa saja pujiannya?
Dari Utsman al Bhitti ia berkata, "Tidak ada di kota Bashrah seorangpun yang paling mengetahui tentang putusan hukum selain Muhammad bin Sirin."
Dari Hisyam bin Hassan berkata, "Telah menceritakan hadits kepadaku seorang yang paling jujur yang pernah aku jumpai, beliau adalah Muhammad bin Sirin."
Dari Ibnu Aun ia berkata, "Ada tiga orang yang kedua mataku tidak pernah melihat orang lain yang semisal mereka, yaitu Ibnu Sirin di Irak, al Qasim bin Muhammad di Hijaz, Raja' bin Haiwah di Syam. Seolah-olah mereka pernah bertemu lalu saling berwasiat untuk mengajarkan ilmu."
Sudah sewajarnya jika ulama dan para tabiin memiliki sifat wara dan ibadah yang tinggi, dan kita juga harus mencontoh kepribadian mereka.
Begitu juga dengan Muhammad bin Sirin beliau sangat wara dan rajin ibadah. Perlu kita ketahui, bersikap wara' dari keharaman-keharaman Allah adalah seperti barang langka di zaman kita sekarang ini. Berbeda dengan yang terjadi pada zaman keemasan, zaman kejayaan Islam, tiga generasi pertama dari umat ini. Sebagaimana waro'nya (sangat berhati-hati dalam berfatwa) dan ibadahnya imam tabi'in Muhammad bin Sirin.
Bagaiamana pendapat para ulama tentang wara dan ibadahnya beliau?
Dari Ayyub dan Hisyam, "Ibnu Sirin sehari selalu berpuasa dan seharinya berbuka demikian seterusnya."
Dari Anas bin Sirin, "Adalah Muhammad bin Sirin memiliki kebiasaan membaca doa-doa tertentu di waktu malam dan bila terluputkan maka beliau menggantinya di siang hari."
Berkata Bakr bin Abdillah al Muzani, "Barang siapa yang ingin melihat seorang yang paling wara' yang pernah aku jumpai maka lihatlah Muhammad bin Sirin."
Dari Abdul Hamid bin Abdillah bin Muslim bin Yasar, ia berkata, "Tatkala Muhammad bin Sirin dijebloskan ke dalam penjara, (karena iba) sang penjaga mengatakan kepada beliau, "Apabila datang waktu malam (kalau engkau mau) pulanglah ke keluargamu lalu di waktu subuh segera kemari lagi " Namun berkata Muhammad bin Sirin, 'Tidak saya tidak mau tolong menolong dalam mengkhianati sutlhon (pemimpin)."
Itulah mengapa Muhammad bin Sirin disebut sebagai ahli ibadah dan memiliki sifat wara yang tinggi.
Kisah ini adalah kisah yang paling dikenal oleh masyarakat muslim pada umumnya. Ya, karena Muhammad bin Sirin terkenal sebagai ahli dalam menyibak atau mentafsirkan mimpi-mimpi. Bahkan buku-buku yang berjudul tafsir mimpi Ibnu Sirin telah tersebar luas. Baik yang PDF maupun bukan.
Kejernihan hati seseorang, kebeningan tujuan dan harapan serta kecerdasan akal yang tidak ternodai, terkadang akan nampak pada kemahiran dalam menilai dan keberkahan pada setiap apa yang ia pilih dan tentukan. Menyibak tabir mimpi adalah karunia ilahi yang tidak bisa dipelajari di bangku-bangku sekolah atau di meja-meja para dosen, namun hal itu merupakan pemberian mutlak dan karunia Allah sebagai salah satu wujud pertolonganNya kepada hambaNya yang Dia ridhoi.
Dalam masalaha ini, imam adz-Dzahabi pernah berkata terkait keahlian Ibnu Sirin dalam menntafsirkan mimpi-mimpi, beliau berkata, "Sungguh pada diri Muhammad bin Sirin banyak keajaiban yang bila dibukukan maka akan sangat panjang, maka itu merupakan pertolongan ilahi kepada beliau."
Dari Abu Qibalah ia berkata, "Ada seorang yang datang kepada Ibnu Sirin lalu berkata, 'aku bermimpi seakan-akan aku kencing darah.' Lalu beliau berkata, 'Apakah engkau mendatangi istrimu sedang ia dalam keadaan haid?' Ia menjawab, 'benar'. Lalu beliau mengatakan, 'Bertakwalah kepada Allah dan jangan engkau ulangi." Luar biasa, hanya melihat cerita dari mimpi-mimpi seseorang, beliau langsung bisa mentafsirkannya. Itulah mengapa Muhammad bin Sirin disebut sebagai ahli menafsirkan mimpi.
Kapan wafatnya Muhammad bin Sirin?
Muhammad bin Sirin wafat pada bulan Syawal tahun 110 H di usia yang ke 77 tahun. Beliau meninggalkan berbagai warisan ilmu, akhlak, dan qudwah hasanah yang selayaknya bagi seluruh kaum muslimin mencontoh dan meneladani para salaf mereka yang sholih. Semoga Allah merahmati Muhammad bin Sirin dan menempatkan beliau di tempat yang tinggi di sisi RabbNya. ditulis oleh admin. Baca juga tag hafalan dan RPA di bawah ini:
Sumber:
Tag hafalan:
RPA
Apa itu RPA? Baca Bonus Abana RPA dan Tag Hafalan
Baiklah, kami cukupkan sampai di sini Kisah Muhammad bin Sirin Seorang Tabiin Ahli dalam Tafsir Mimpi, sang tauladan kaum muslimin. Semoga apa yang kami lakukan bermanfaat buat pembaca dan generasi Islam.
Latar Belakang dan Biografi Muhammad bin Sirin
Biografi serta latar belakang Muhammad bin Sirin tidak jauh beda dengan ulama-ulama lainnya. Yang jelas, penuh dengan decak kagum.
Nama beliau adalah Abu Bakr Muhammad bin Sirin al Anshari. Beliau lahir dua tahun terakhir dari kekhilafahan Umar bin Khattab. Namun, ada juga yang mengatakan lahir pada kekhilafahan Utsman bin Affan, dan Imam Adz Dzahabi menegaskan pendapat kedua itu lebih tepat, karena seandainya beliau lahir pada masa Umar bin Khattab maka beliau akan seumuran dengan Hasan bin Ali padahal Muhammad bin Sirin lebih muda beberapa tahun dari Hasan bin Ali.
Kisah Ayah Muhammad bin Sirin
Ya, Ayah Muhammad bin Sirin adalah Sirin atau Abu Amrah maula. Ayahnya dahulu adalah budak Anas bin Malik (silahkan baca kisah Imam Malik). Kemudian setelah ayah beliau dibebaskan dari perbudakan, tampaklah keinginan pada diri beliau untuk menyempurnakan separuh agamanya dengan menikah, maka mulai lah ayahnya Muhammad bin Sirin mencari seorang wanita yang akan menjadi pendampingnya hingga jatuhlah pilihan beliau pada seorang wanita mulia maula (bekas budak) Abu Bakr ash Shidiq.
Namanya adalah Shafiyyah. Meskipun dia mantan budak Abu Bakaar ash-Shiddiq, tapi dia seorang wanita cantik dan cerdas, dikenal memiliki akhlaq yang tinggi dan sangat dicintai oleh para ummahatul mukminin terlebih lagi oleh Aisyah. Jadi hal ini lah yang memikat keinginan Sirin untuk menikahinya.
Maka segeralah sahabat Abu Bakar mencari-cari berita tentang agama dan akhlak Sirin, seperti layaknya seorang ayah yang hendak menikahkan putrinya. Tapi, hal ini tidaklah aneh, karena kedudukan Shafiyah dan Abu Bakar laksana putri bagi ayahnya.
Abu Bakar bertanya kepada Anas bin Malik mengenai pendapat tentang akhlak dan latar belakang Ayah Muhammad bin Sirin. Lalu Anas bin Malik mengatakan kepada Abu Bakar, "Nikahkanlah keduanya wahai Abu Bakar karena aku mengenal dia seorang yang baik agama dan akhlaqnya."
Maka akhirnya menikahlah keduanya dengan disaksikan oleh para sahabat senior dan didoakan kebaikan. Di antaranya ada 18 sahabat yang ikut perang Badar. Nah, itulah kisah Ayah Muhammad bin Sirin. dan dari sinilah lahir seorang bayi tabiin laki-laki yang tersohor akan keilmuannya. Muhammad bin Sirin, mari kita lanjutkan kisah lembaran hidup beliau.
Masih pembahasan latar belakang Muhammad bin Sirin. setelah kita mengetahui ayah dan ibu beliau, sekarang bagaimana dengan sifat Muhammad bin Sirin?
Dikatakan bahwa sifat beliau sangat mulia. Karena beliau salah satu ulama tabi'in yang termuka, seorang yang Allah beri kecerdasan akal, ketinggian akhlak, kemuliaan wara', penyantun kepada manusia, ahli ibadah di malam hari, dan ahli puasa di siang harinya.
Dalam hal ini Muhammad bin Jarir ath Thabarani berkata tentangnya, "Ibnu Sirin adalah seorang yang faqih, alim, wara', berakhlaq tinggi dan memiliki banyak hadits yang hal itu dipersaksikan oleh para ahlul ilmi dan kemuliaan.
Kisah Perjalanan Menuntut Ilmu Dari Muhammad bin Sirin
Sejak kecil sampai dewasa Muhammad bin Sirin tumbuh sebagai seorang yang dididik dalam sebuah rumah yang memperhatikan kedisiplinan akhlak dan wara (menjaga diri dari perbuatan yang diharomkan oleh Allah). Hingga ia menjadi seorang pemuda yang mulia. Maka mulailah ia belajar dan menimba ilmu kepada kibar (pembesar) sahabat dan menjadikan masjid Rasulullah sebagai madrasah hingga ia menjadi salah satu pemuda terbaik dari didikan para sahabat Rasulullah.
Bahkan dari keilmuannya yang luas dan akhlak serta ibadahnya yang bagus, Muhammad bin Sirin banyak menuai pujian-pujian dari para ulama. Apa saja pujiannya?
Dari Utsman al Bhitti ia berkata, "Tidak ada di kota Bashrah seorangpun yang paling mengetahui tentang putusan hukum selain Muhammad bin Sirin."
Dari Hisyam bin Hassan berkata, "Telah menceritakan hadits kepadaku seorang yang paling jujur yang pernah aku jumpai, beliau adalah Muhammad bin Sirin."
Dari Ibnu Aun ia berkata, "Ada tiga orang yang kedua mataku tidak pernah melihat orang lain yang semisal mereka, yaitu Ibnu Sirin di Irak, al Qasim bin Muhammad di Hijaz, Raja' bin Haiwah di Syam. Seolah-olah mereka pernah bertemu lalu saling berwasiat untuk mengajarkan ilmu."
Ibadah dan Kewara'an Muhamad bin Sirin
Sudah sewajarnya jika ulama dan para tabiin memiliki sifat wara dan ibadah yang tinggi, dan kita juga harus mencontoh kepribadian mereka.
Begitu juga dengan Muhammad bin Sirin beliau sangat wara dan rajin ibadah. Perlu kita ketahui, bersikap wara' dari keharaman-keharaman Allah adalah seperti barang langka di zaman kita sekarang ini. Berbeda dengan yang terjadi pada zaman keemasan, zaman kejayaan Islam, tiga generasi pertama dari umat ini. Sebagaimana waro'nya (sangat berhati-hati dalam berfatwa) dan ibadahnya imam tabi'in Muhammad bin Sirin.
Bagaiamana pendapat para ulama tentang wara dan ibadahnya beliau?
Dari Ayyub dan Hisyam, "Ibnu Sirin sehari selalu berpuasa dan seharinya berbuka demikian seterusnya."
Dari Anas bin Sirin, "Adalah Muhammad bin Sirin memiliki kebiasaan membaca doa-doa tertentu di waktu malam dan bila terluputkan maka beliau menggantinya di siang hari."
Berkata Bakr bin Abdillah al Muzani, "Barang siapa yang ingin melihat seorang yang paling wara' yang pernah aku jumpai maka lihatlah Muhammad bin Sirin."
Dari Abdul Hamid bin Abdillah bin Muslim bin Yasar, ia berkata, "Tatkala Muhammad bin Sirin dijebloskan ke dalam penjara, (karena iba) sang penjaga mengatakan kepada beliau, "Apabila datang waktu malam (kalau engkau mau) pulanglah ke keluargamu lalu di waktu subuh segera kemari lagi " Namun berkata Muhammad bin Sirin, 'Tidak saya tidak mau tolong menolong dalam mengkhianati sutlhon (pemimpin)."
Itulah mengapa Muhammad bin Sirin disebut sebagai ahli ibadah dan memiliki sifat wara yang tinggi.
Keahlian Muhammad bin Sirin dalam Menyibak Tabir/Tafsir Mimpi
Kisah ini adalah kisah yang paling dikenal oleh masyarakat muslim pada umumnya. Ya, karena Muhammad bin Sirin terkenal sebagai ahli dalam menyibak atau mentafsirkan mimpi-mimpi. Bahkan buku-buku yang berjudul tafsir mimpi Ibnu Sirin telah tersebar luas. Baik yang PDF maupun bukan.
Kejernihan hati seseorang, kebeningan tujuan dan harapan serta kecerdasan akal yang tidak ternodai, terkadang akan nampak pada kemahiran dalam menilai dan keberkahan pada setiap apa yang ia pilih dan tentukan. Menyibak tabir mimpi adalah karunia ilahi yang tidak bisa dipelajari di bangku-bangku sekolah atau di meja-meja para dosen, namun hal itu merupakan pemberian mutlak dan karunia Allah sebagai salah satu wujud pertolonganNya kepada hambaNya yang Dia ridhoi.
Dalam masalaha ini, imam adz-Dzahabi pernah berkata terkait keahlian Ibnu Sirin dalam menntafsirkan mimpi-mimpi, beliau berkata, "Sungguh pada diri Muhammad bin Sirin banyak keajaiban yang bila dibukukan maka akan sangat panjang, maka itu merupakan pertolongan ilahi kepada beliau."
Dari Abu Qibalah ia berkata, "Ada seorang yang datang kepada Ibnu Sirin lalu berkata, 'aku bermimpi seakan-akan aku kencing darah.' Lalu beliau berkata, 'Apakah engkau mendatangi istrimu sedang ia dalam keadaan haid?' Ia menjawab, 'benar'. Lalu beliau mengatakan, 'Bertakwalah kepada Allah dan jangan engkau ulangi." Luar biasa, hanya melihat cerita dari mimpi-mimpi seseorang, beliau langsung bisa mentafsirkannya. Itulah mengapa Muhammad bin Sirin disebut sebagai ahli menafsirkan mimpi.
Kisah Wafat Muhammad bin Sirin
Kapan wafatnya Muhammad bin Sirin?
Muhammad bin Sirin wafat pada bulan Syawal tahun 110 H di usia yang ke 77 tahun. Beliau meninggalkan berbagai warisan ilmu, akhlak, dan qudwah hasanah yang selayaknya bagi seluruh kaum muslimin mencontoh dan meneladani para salaf mereka yang sholih. Semoga Allah merahmati Muhammad bin Sirin dan menempatkan beliau di tempat yang tinggi di sisi RabbNya. ditulis oleh admin. Baca juga tag hafalan dan RPA di bawah ini:
Sumber:
- Mereka adalah Para Tabiin, at-Tibyan. Dr.Rafat Basya Bab Kisah Muhammad bin Sirin hal/115
- Majalah al-Furqan Dzul Qa'dah 1432/ed.118
Tag hafalan:
- Nama Tabiin ini adalah Abu Bakr Muhammad bin Sirin.
- Ayahnya bernama Sirin bekas budak Anas bin Malik dan Ibunya Shafiyyah bekas budak Abu Bakar As Shidiq.
- Pernikahan ayah Muhammad bin Sirin dihadiri 18 sahabat Badar.
- Muhammad bin Sirin lahir pada masa kekhilafahan Utsman bin Affan.
- Muhammad bin Sirin wafat pada tahun 110 H pada usia 77 tahun.
RPA
Apa itu RPA? Baca Bonus Abana RPA dan Tag Hafalan
- Ayah Bunda menanamkan karakter anak berupa jangan melihat seorang dari jabatan dunia, dimana para sahabat Badar telah memberi contoh dalam menghadiri pernikahan mantan budak Anas bin Malik dan Abu Bakar. Para sahabat mulia tersebut sangat menghormati mereka berdua karna akhlak dan sifatnya yang kariimah. Allah pun tidak melihat seseorang dari jabatan, harta dan wajah seseorang, namun dari iman dan akhlaq.
- Ayah Bunda mengenalkan sifat-sifat Muhammad bin Sirin yang mulia, bagaimana ibadah dan wara nya.
- Ayah Bunda menanamkan keimanan kepada Allah tentang kekuasaanNya "Bahwa Muhammad bin Sirin menjadi ahli dalam tafsir mimpi berkat Allah taala, tanpa seizinNya, beliau tidak akan mampu"
Baiklah, kami cukupkan sampai di sini Kisah Muhammad bin Sirin Seorang Tabiin Ahli dalam Tafsir Mimpi, sang tauladan kaum muslimin. Semoga apa yang kami lakukan bermanfaat buat pembaca dan generasi Islam.
Posting Komentar untuk "Kisah Muhammad bin Sirin Seorang Tabiin Ahli Tafsir Mimpi"
Tulis komentar di sini dan centang tombol "Notify me" atau "Ingatkan kami" agar Antum bisa melihat balasannya. Syukran