Kisah Raja Yamamah Tsumamah bin Utsal Sebelum dan Sesudah Islam
Kisah Tsumamah bin Utsal- Membaca kisah para sahabat memang tidak ada bosannya. Karena selalu ada pelajaran berharga di dalamnya. Tentunya hal ini bisa menjadi inspirasi hidup kita dan akan bermanfaat juga apabila kita menceritakannya kepada anak-anak. Maka, di sini kami akan mengkisahkan seorang sahabat nabi yang belum banyak dikenal oleh masyarakat muslim pada umumnya. Siapakah dia?
Dia adalah, Tsumamah bin Utsal al-Hanafi. Seorang raja Yamamah sekaligus pemuka Bani Hanifah. Pada masa jahiliyah, beliau sangatlah terpandang, sehingga beliau orang yang sangat ditaati oleh kaumnya.
Dibalik latar belakang Tsumamah bin Utsal yang sangat terpandang, beliau juga seorang raja yang sangat membenci agama yang dibawa Muhammad, bahkan sampai-sampai dia membunuh sahabat-sahabat Rasulullah Shalallahu alaihi wassalam. Awal kebencian beliau terjadi pada tahun ke-6 H. Ketika itu Rasulullah Shalallahu alaihi wassalam ingin menyebarluaskan dakwah Islam. Sehingga beliau menulis delapan surat kepada raja-raja Arab dan Ajam.
Nabi pun mengutus para sahabat untuk mengirimkan suratnya kepada raja-raja. Surat tersebut berisi ajakan untuk beriman kepada Allah dan RasulNya dan menyeru kepada Islam. Di antara orang yang mendapat surat Rasulullah adalah Tsumamah bin Utsal al Hanafi.
Tatkala surat sudah berada pada Tsumamah bin Utsal, dia menerimanya dengan sikap angkuh dan melecehkan. Maka, dia menutup kedua telinganya rapat-rapat agar tidak mendengar dakwah kepada kebenaran itu. Tsumamah bin Utsal benar-benar tidak ingin mendengar apa yang ditulis oleh Rasulullah Shalallahu alaihi wassalam. Justru, Tsumamah bin Utsal sangat marah dan murka kepada nabi dan Tsumamah berniat membunuh Rasulullah.
Kejahatan buruk ini (rencana pembunuhan nabi) hampir terlaksana namun pamannya telah menghalangi dari niat buruk itu dan melindungi nabi. Meski Tsumamah tidak berhasil membunuh Rasulullah, ia tetap berniat melukai hati kaum muslimin sebagai wujud kebenciannya pada Islam.
Akhirnya, Tsumamah bin Utsal pun mengejar sebagian para sahabat dan menangkap mereka serta membunuh mereka dengan penuh emosional. Tidak lama kemudian, khabar ini tersebar dikalangan kaum muslimin. Sehingga Nabi sangat marah dan menghalalkan darah Tsumamah.
Tidak ada prilaku terbaik selain prilaku nabi Muhammad Shalallahu alaihi wassalam dan tidak ada tauladan paling baik selain meneladani beliau. Kesabaran dan akhlak telah banyak membuat para raja dan pemuka kaumnya masuk Islam. Salah satunya adalah Tsumamah bin Utsal. Kisah masuk Islamnya Tsumamah bin Utsal dimulai setelah ia membunuh sebagian para sahabat dan tidak lama kemudian ia berniat untuk menunaikan ibadah umrah.
Saat itu Tsumamah bin Utsal berangkat menuju Makkah dengan niat akan melaksanakan thawaf dan menyembelih kurban untuk berhalanya. Tsumamah pun melakukan perjalanan ke kota Makkah. Jalur perjalanan dari Yamamah ke Makkah harus melewati kota yang berada dekat dengan Madinah. Nah, ketika Tsumamah telah sampai di dekat kota Madinah, tiba-tiba dia mendapatkan sebuah musibah yang tidak pernah dia duga sebelumnya. Yaitu, bertemu dengan pasukan Rasulullah yang sedang berjaga di sekeliling Madinah.
Maka para pasukan petugas keamanan kaum muslimin memergoki Tsumamah yang sedang menuju Makkah. Namun, sebenarnya kaum muslimin tidak mengenal siapa dia. Meskipun tidak mengenal, pasukan kaum muslimin tetap menjalankan tugasnya untuk menangkap orang asing yang melewati daerah tersebut. Maka mereka menawannya dan membawanya ke Madinah, mereka mengikatnya di salah satu tiang masjid, menunggu Rasulullah yang akan melihat perkara tawanan ini dan menunggu perintah dari nabi padanya.
Tatkala Nabi pergi ke masjid, beliau melihat Tsumamah terikat di tiang, maka beliau bersabda, "Apakah kalian tahu siapa dia?"
Mereka menjawab, "Tidak ya Rasulullah." Beliau berkata, "Ini Tsumamah bin Utsal al Hanafi" Para sahabat langsung kaget, andai saja mereka sudah mengenalnya dari awal, pasti Tsumamah bin Utsal sudah dibunuh oleh pasukan keamanan kaum muslimin. Namun, apa jawaban nabi setelahnya?
Rasulullah berkata, "Tawanlah ia dengan baik."
Kemudian Rasulullah pulang ke keluarga beliau seraya bersabda kepada keluarganya, "Kumpulkanlah makanan lezat yang kalian miliki dan hidangkanlah kepada Tsumamah bin Utsal." bahkan kebaikan Rasulullah terhadap pemimpin Yamamah tidak sampai di sini saja, Nabi juga memerintahkan agar unta beliau diperah di pagi dan sore hari lalu susunya disuguhkan pada Tsumamah. Subhanaallah, nabi sangat mengerti andai saja Tsumamah bin Utsal mendapat hidayah maka dia akan diikuti oleh kaumnya.
Maka setelah semua itu dilakukan kepada Tsumamah, selanjutnya Nabi menemui Tsumamah, beliau ingin menyerunya kepada Islam secara perlahan, beliau bertanya kepadanya, "Apa yang kamu miliki wahai Tsumamah?"
Dia menjawab, "Aku mempunyai kebaikan wahai Muhammad, jika kamu membunuhku maka kamu membunuh pemilik darah, namun jika kamu memberi maaf maka kamu memberi maaf kepada orang yang berterimakasih. Jika kamu ingin harta maka katakan saja niscaya kamu akan kami berikan apa yang kamu inginkan."
Setelah mendengarkan jawaban Tsumamah bin Utsal, nabi tetap membiarkannya dalam keadaan demikian selama dua hari. Namun, makanan dan minuman lezat selalu disuguhkan kepadanya, susu unta tetap diperah untuknya. Kemudian Nabi menemuinya kembali, beliau bertanya, "Apa yang kamu miliki wahai Tsumamah?"
Tsumamah menjawab, "Aku hanya mempunyai apa yang aku katakan sebelumnya."
Nabi meninggalkannya lagi, di hari berikutnya Nabi datang lagi dan bertanya seperti hari sebelumnya. Tsumamah tetap menjawab dengan jawaban yang sama dengan sebelumnya.
Akhirnya Rasulullah melihat para sahabatnya dan bersabda, "Lepaskan Tsumamah." Maka mereka membuka ikatannya dan melepaskannya. Tsumamah meninggalkan masjid Rasulullah, dia berlalu sampai tiba di sebuah kebun kurma di pinggir Madinah dekat Baqi' yang ada mata airnya. Tsumamah menghentikan kendaraannya di sana. Dia bersuci dengan menggunakan airnya secara baik, lalu membalikkan langkahnya menuju masjid Rasulullah Shalallahu alaihi wassalam.
Begitu tiba di masjid, dia berdiri di hadapan sekumpulan kaum muslimin dan berkata, "Aku bersaksi bahwa tidak ada Ilah yang berhak disembah selain Allah dan aku bersaksi bahwa Muhammad adalah hamba dan utusan Allah." Subhanaallah, ternyata sikap nabi terhadap Tsumamah bin Utsal telah membuatnya sadar akan kebatilan yang ia pegang selama ini.
Selanjutnya Tsumamah menemui Nabi dan berkata, "Wahai Muhammad, demi Allah di muka bumi ini tidak ada wajah yang paling aku benci melebihi wajahmu, namun sekarang wajahmu menjadi wajah yang paling aku cintai. Demi Allah tidak ada agama yang paling aku benci melebihi agamamu. Namun saat ini agamamu menjadi agama yang paling aku cintai. Demi Allah, tidak ada negeri yang paling aku benci melebihi negerimu. Namun saat ini ia menjadi negeri yang paling aku cintai. Dulu aku pernah membunuh beberapa orang dari sahabat-sahabatmu, apa yang harus pikul karenanya?"
"Tidak ada dosa atasmu wahai Tsumama, karena Islam menghapus apa yang sebelumnya." Nabi menyampaikan berita gembira berupa kebaikan yang Allah tetapkan karena keislamannya.
Tsumamah bin Utsal telah merengkuh nikmatnya Islam. Maka wajah Tsumamah berbinar, dia berkata, "Demi Allah, aku akan melakukan terhadap kaum musyrikin sesuatu yang jauh lebih berat daripada apa yang telah aku lakukan terhadap sahabat-sahabatmu. Aku meletakkan pedangku, jiwaku dan orang-orangku demi membelamu dan membela agamamu."
Tsumamah melanjutkan, "Ya Rasulullah pasukanmu menangkapku pada saat itu aku hendak melaksanakan umrah, menurutmu apa yang aku lakukan?"
Nabi menjawab, "Teruskan umrahmu namun di atas syariat Allah dan RasulNya." Lalu Nabi mengajarkan manasik umrah kepadanya.
Tsumamah melanjutkan langkahnya untuk melaksanakan niatnya, dia tiba di lembah Makkah, maka dia berdiri mengangkat suaranya dengan lantang, "Labbaikallahumma labbaik, labbaika laa syariika laka labbaik, innal hamda wan ni'mata laka wal mulk laa syarika laka."
Hal ini membuat Tsumamah menjadi orang muslim yang pertama kali masuk Makkah dengan talbiyah di sekeliling Makkah. Triakan Tsumamah telah membuat orang-orang Quraisy mendengarnya, maka mereka berhamburan keluar penuh kemarahan dan kekhawatiran, pedang-pedang ditarik dari sarungnya, mereka menuju sumber suara untuk membungkam pemiliknya yang telah mengganggu mereka.
Tatkala orang-orang datang kepada Tsumamah, beliau malah lebih meninggikan suara talbiyahnya sambil memandang mereka penuh dengan kebanggaan. Beberapa anak muda Quraisy berniat melepaskan anak panah kepada Tsumamah bin Utsal, namun para pemuka Quraisy mencegah mereka. Para pemuda Quraisy berkata, "Celaka kalian, apakah kalian tahu siapa orang ini? Dia adalah Tsumamah bin Utsal, raja Yamamah. Demi Allah, kalau kalian mencelakainya niscaya kaumnya akan memutuskan pengiriman gandum kepada kita, akibatnya kita akan mati kelaparan."
Kemudian orang-orang memasukkan pedang-pedang kembali ke dalam sarung-sarungnya dan mendekati Tsumamah. Mereka bertanya, "Ada apa denganmu wahai Tsumamah? apakah kamu telah menjadi Shabi' dan meninggalkan agamamu serta agama leluhurmu?"
"Tsumamah menjawab, "Aku tidak menjadi shabi', tetapi aku mengikuti agama terbaik yaitu Islam, dan aku mengikuti Muhammad. Aku bersumpah demi Ilah Ka'bah ini, setelah aku pulang ke Yamamah tidak ada lagi pengiriman sebiji gandumpun atau sebagian dari hasil buminya sebelum kalian semuanya mengikuti Muhammad." Lalu, Tsumamah bin Utsal melaksanakan umrah di hadapan orang-orang Quraisy seperti yang diperintahkan oleh Rasulullah. Dia menyembelih dan untuk mendekatkan diri kepada Allah bukan untuk berhala-berhala.
Pada kejadian di atas, Tsumamah bin Utsal benar-benar telah mengancam kafir Quraisy dengan membaikot perdagangan gandum dari Yamamah. Ternyata, ancaman Tsumamah benar-benar dilakukan. Setelah tiba di tengah kaumnya, Tsumamah mengislamkan kaumnya atau penduduk Yamamah. Maka kaumnya pun berbondong-bondong masuk Islam, selanjutnya dia memerintahkan mereka agar menahan gandum dari orang-orang Quraisy, merekapun menaati dan mengikuti perintahnya, mereka menahan hasil bumi mereka dari orang-orang Makkah.
Embargo yang ditetapkan Tsumamah atas Quraisy mulai berdampak terhadap mereka sedikit demi sedikit, harga makanan di Makkah mulai melambung, kelaparan menyebar di kalangan masyarakat, kesulitan mendera, sehingga mereka khawatir atas diri mereka dan anak-anak mereka mati kelaparan.
Pada saat itu para kafir Quraisy menulis surat kepada Rasulullah yang isinya: "Yang kami tahu tentangmu adalah bahwa kamu menyambung tali silaturrahmi dan memerintahkan untuk melakukannya. Namun sekarang kamu telah memutuskan rahim-rahim kami, kamu membunuh bapak-bapak kami dengan pedang dan mematikan anak-anak kami dengan kelaparan. Tsumamah bin Utsal telah memutus pengiriman gandum sehingga hal itu menyulitkan kami. Jika kamu berkenan untuk menulis surat kepadanya agar dia mengirim apa yang kami perlukan maka lakukanlah."
Nabipun menulis surat kepada Tsumamah agar mengirimkan kembali gandum kepada orang Quraisy maka diapun melakukannya.
Tsumamah bin Utsal selama hidupnya tetap setia kepada agamanya, menjaga janjinya kepada Nabi. Tatkala Rasulullah wafat dan orang-orang Arab mulai murtad meninggalkan Islam, baik sendiri-sendiri maupun berjamaah. Di saat itu juga pasukan Musailamah al-Kadzab (orang yang mengaku nabi) yang muncul di antara Bani Hanifah semakin besar. Maka, Tsumamah siap menghadangnya, dia berkata kepada kaumnya, "Wahai Bani Hanifah, jauhilah perkara gelap yang tidak mempunyai cahaya ini. Demi Allah ia adalah kesengsaraan yang Allah tetapkan atas siapa yang mengambilnya dari kalian dan ujian bagi siapa yang tidak mengambilnya. Wahai Bani Hanifah, tidak berkumpul dua orang Nabi dalam satu waktu. Bahwa Muhammad adalah utusan Allah yang tiada Nabi sesudahnya, tiada Nabi yang berserikat dengannya."
Kemudian Tsumamah menyingkir bersama orang-orang yang masih memegang Islam dari kaumnya, dia berperang melawan orang-orang murtad demi menegakkan jihad di jalan Allah dan meninggikan kalimatNya di muka bumi. [Ditulis oleh admin, referensi: Shuwaru min Hayatis Shahabah]
Untuk menambah wawasan tentang Tsumamah bin Utsal silakan merujuk:
Tag hafalan:
RPA
Apa RPA? Baca Bonus Abana RPA dan Tag Hafalan
Baiklah cukup sekian kisah Tsumamah bin Utsal dan satu RPA, Ayah/Bunda juga bisa menambahkan sendiri. Semoga Allah membalas Tsumamah bin Utsal atas jasa baiknya kepada Islam dan kaum muslimin dengan kebaikan serta memuliakannya dengan surga yang dijanjikanq bagi orang-orang yang bertaqwa.
Dia adalah, Tsumamah bin Utsal al-Hanafi. Seorang raja Yamamah sekaligus pemuka Bani Hanifah. Pada masa jahiliyah, beliau sangatlah terpandang, sehingga beliau orang yang sangat ditaati oleh kaumnya.
Kisah Awal Kebencian Tsumamah Terhadap Islam
Dibalik latar belakang Tsumamah bin Utsal yang sangat terpandang, beliau juga seorang raja yang sangat membenci agama yang dibawa Muhammad, bahkan sampai-sampai dia membunuh sahabat-sahabat Rasulullah Shalallahu alaihi wassalam. Awal kebencian beliau terjadi pada tahun ke-6 H. Ketika itu Rasulullah Shalallahu alaihi wassalam ingin menyebarluaskan dakwah Islam. Sehingga beliau menulis delapan surat kepada raja-raja Arab dan Ajam.
Nabi pun mengutus para sahabat untuk mengirimkan suratnya kepada raja-raja. Surat tersebut berisi ajakan untuk beriman kepada Allah dan RasulNya dan menyeru kepada Islam. Di antara orang yang mendapat surat Rasulullah adalah Tsumamah bin Utsal al Hanafi.
Tatkala surat sudah berada pada Tsumamah bin Utsal, dia menerimanya dengan sikap angkuh dan melecehkan. Maka, dia menutup kedua telinganya rapat-rapat agar tidak mendengar dakwah kepada kebenaran itu. Tsumamah bin Utsal benar-benar tidak ingin mendengar apa yang ditulis oleh Rasulullah Shalallahu alaihi wassalam. Justru, Tsumamah bin Utsal sangat marah dan murka kepada nabi dan Tsumamah berniat membunuh Rasulullah.
Kejahatan buruk ini (rencana pembunuhan nabi) hampir terlaksana namun pamannya telah menghalangi dari niat buruk itu dan melindungi nabi. Meski Tsumamah tidak berhasil membunuh Rasulullah, ia tetap berniat melukai hati kaum muslimin sebagai wujud kebenciannya pada Islam.
Akhirnya, Tsumamah bin Utsal pun mengejar sebagian para sahabat dan menangkap mereka serta membunuh mereka dengan penuh emosional. Tidak lama kemudian, khabar ini tersebar dikalangan kaum muslimin. Sehingga Nabi sangat marah dan menghalalkan darah Tsumamah.
Kisah Tsumamah bin Utsal Masuk Islam
Tidak ada prilaku terbaik selain prilaku nabi Muhammad Shalallahu alaihi wassalam dan tidak ada tauladan paling baik selain meneladani beliau. Kesabaran dan akhlak telah banyak membuat para raja dan pemuka kaumnya masuk Islam. Salah satunya adalah Tsumamah bin Utsal. Kisah masuk Islamnya Tsumamah bin Utsal dimulai setelah ia membunuh sebagian para sahabat dan tidak lama kemudian ia berniat untuk menunaikan ibadah umrah.
Saat itu Tsumamah bin Utsal berangkat menuju Makkah dengan niat akan melaksanakan thawaf dan menyembelih kurban untuk berhalanya. Tsumamah pun melakukan perjalanan ke kota Makkah. Jalur perjalanan dari Yamamah ke Makkah harus melewati kota yang berada dekat dengan Madinah. Nah, ketika Tsumamah telah sampai di dekat kota Madinah, tiba-tiba dia mendapatkan sebuah musibah yang tidak pernah dia duga sebelumnya. Yaitu, bertemu dengan pasukan Rasulullah yang sedang berjaga di sekeliling Madinah.
Maka para pasukan petugas keamanan kaum muslimin memergoki Tsumamah yang sedang menuju Makkah. Namun, sebenarnya kaum muslimin tidak mengenal siapa dia. Meskipun tidak mengenal, pasukan kaum muslimin tetap menjalankan tugasnya untuk menangkap orang asing yang melewati daerah tersebut. Maka mereka menawannya dan membawanya ke Madinah, mereka mengikatnya di salah satu tiang masjid, menunggu Rasulullah yang akan melihat perkara tawanan ini dan menunggu perintah dari nabi padanya.
Tatkala Nabi pergi ke masjid, beliau melihat Tsumamah terikat di tiang, maka beliau bersabda, "Apakah kalian tahu siapa dia?"
Mereka menjawab, "Tidak ya Rasulullah." Beliau berkata, "Ini Tsumamah bin Utsal al Hanafi" Para sahabat langsung kaget, andai saja mereka sudah mengenalnya dari awal, pasti Tsumamah bin Utsal sudah dibunuh oleh pasukan keamanan kaum muslimin. Namun, apa jawaban nabi setelahnya?
Rasulullah berkata, "Tawanlah ia dengan baik."
Kemudian Rasulullah pulang ke keluarga beliau seraya bersabda kepada keluarganya, "Kumpulkanlah makanan lezat yang kalian miliki dan hidangkanlah kepada Tsumamah bin Utsal." bahkan kebaikan Rasulullah terhadap pemimpin Yamamah tidak sampai di sini saja, Nabi juga memerintahkan agar unta beliau diperah di pagi dan sore hari lalu susunya disuguhkan pada Tsumamah. Subhanaallah, nabi sangat mengerti andai saja Tsumamah bin Utsal mendapat hidayah maka dia akan diikuti oleh kaumnya.
Maka setelah semua itu dilakukan kepada Tsumamah, selanjutnya Nabi menemui Tsumamah, beliau ingin menyerunya kepada Islam secara perlahan, beliau bertanya kepadanya, "Apa yang kamu miliki wahai Tsumamah?"
Dia menjawab, "Aku mempunyai kebaikan wahai Muhammad, jika kamu membunuhku maka kamu membunuh pemilik darah, namun jika kamu memberi maaf maka kamu memberi maaf kepada orang yang berterimakasih. Jika kamu ingin harta maka katakan saja niscaya kamu akan kami berikan apa yang kamu inginkan."
Setelah mendengarkan jawaban Tsumamah bin Utsal, nabi tetap membiarkannya dalam keadaan demikian selama dua hari. Namun, makanan dan minuman lezat selalu disuguhkan kepadanya, susu unta tetap diperah untuknya. Kemudian Nabi menemuinya kembali, beliau bertanya, "Apa yang kamu miliki wahai Tsumamah?"
Tsumamah menjawab, "Aku hanya mempunyai apa yang aku katakan sebelumnya."
Nabi meninggalkannya lagi, di hari berikutnya Nabi datang lagi dan bertanya seperti hari sebelumnya. Tsumamah tetap menjawab dengan jawaban yang sama dengan sebelumnya.
Akhirnya Rasulullah melihat para sahabatnya dan bersabda, "Lepaskan Tsumamah." Maka mereka membuka ikatannya dan melepaskannya. Tsumamah meninggalkan masjid Rasulullah, dia berlalu sampai tiba di sebuah kebun kurma di pinggir Madinah dekat Baqi' yang ada mata airnya. Tsumamah menghentikan kendaraannya di sana. Dia bersuci dengan menggunakan airnya secara baik, lalu membalikkan langkahnya menuju masjid Rasulullah Shalallahu alaihi wassalam.
Begitu tiba di masjid, dia berdiri di hadapan sekumpulan kaum muslimin dan berkata, "Aku bersaksi bahwa tidak ada Ilah yang berhak disembah selain Allah dan aku bersaksi bahwa Muhammad adalah hamba dan utusan Allah." Subhanaallah, ternyata sikap nabi terhadap Tsumamah bin Utsal telah membuatnya sadar akan kebatilan yang ia pegang selama ini.
Selanjutnya Tsumamah menemui Nabi dan berkata, "Wahai Muhammad, demi Allah di muka bumi ini tidak ada wajah yang paling aku benci melebihi wajahmu, namun sekarang wajahmu menjadi wajah yang paling aku cintai. Demi Allah tidak ada agama yang paling aku benci melebihi agamamu. Namun saat ini agamamu menjadi agama yang paling aku cintai. Demi Allah, tidak ada negeri yang paling aku benci melebihi negerimu. Namun saat ini ia menjadi negeri yang paling aku cintai. Dulu aku pernah membunuh beberapa orang dari sahabat-sahabatmu, apa yang harus pikul karenanya?"
"Tidak ada dosa atasmu wahai Tsumama, karena Islam menghapus apa yang sebelumnya." Nabi menyampaikan berita gembira berupa kebaikan yang Allah tetapkan karena keislamannya.
Kisah Tsumamah bin Utsal Memboikot Ekonomi Quraisy
Tsumamah bin Utsal telah merengkuh nikmatnya Islam. Maka wajah Tsumamah berbinar, dia berkata, "Demi Allah, aku akan melakukan terhadap kaum musyrikin sesuatu yang jauh lebih berat daripada apa yang telah aku lakukan terhadap sahabat-sahabatmu. Aku meletakkan pedangku, jiwaku dan orang-orangku demi membelamu dan membela agamamu."
Tsumamah melanjutkan, "Ya Rasulullah pasukanmu menangkapku pada saat itu aku hendak melaksanakan umrah, menurutmu apa yang aku lakukan?"
Nabi menjawab, "Teruskan umrahmu namun di atas syariat Allah dan RasulNya." Lalu Nabi mengajarkan manasik umrah kepadanya.
Tsumamah melanjutkan langkahnya untuk melaksanakan niatnya, dia tiba di lembah Makkah, maka dia berdiri mengangkat suaranya dengan lantang, "Labbaikallahumma labbaik, labbaika laa syariika laka labbaik, innal hamda wan ni'mata laka wal mulk laa syarika laka."
Hal ini membuat Tsumamah menjadi orang muslim yang pertama kali masuk Makkah dengan talbiyah di sekeliling Makkah. Triakan Tsumamah telah membuat orang-orang Quraisy mendengarnya, maka mereka berhamburan keluar penuh kemarahan dan kekhawatiran, pedang-pedang ditarik dari sarungnya, mereka menuju sumber suara untuk membungkam pemiliknya yang telah mengganggu mereka.
Tatkala orang-orang datang kepada Tsumamah, beliau malah lebih meninggikan suara talbiyahnya sambil memandang mereka penuh dengan kebanggaan. Beberapa anak muda Quraisy berniat melepaskan anak panah kepada Tsumamah bin Utsal, namun para pemuka Quraisy mencegah mereka. Para pemuda Quraisy berkata, "Celaka kalian, apakah kalian tahu siapa orang ini? Dia adalah Tsumamah bin Utsal, raja Yamamah. Demi Allah, kalau kalian mencelakainya niscaya kaumnya akan memutuskan pengiriman gandum kepada kita, akibatnya kita akan mati kelaparan."
Kemudian orang-orang memasukkan pedang-pedang kembali ke dalam sarung-sarungnya dan mendekati Tsumamah. Mereka bertanya, "Ada apa denganmu wahai Tsumamah? apakah kamu telah menjadi Shabi' dan meninggalkan agamamu serta agama leluhurmu?"
"Tsumamah menjawab, "Aku tidak menjadi shabi', tetapi aku mengikuti agama terbaik yaitu Islam, dan aku mengikuti Muhammad. Aku bersumpah demi Ilah Ka'bah ini, setelah aku pulang ke Yamamah tidak ada lagi pengiriman sebiji gandumpun atau sebagian dari hasil buminya sebelum kalian semuanya mengikuti Muhammad." Lalu, Tsumamah bin Utsal melaksanakan umrah di hadapan orang-orang Quraisy seperti yang diperintahkan oleh Rasulullah. Dia menyembelih dan untuk mendekatkan diri kepada Allah bukan untuk berhala-berhala.
Pada kejadian di atas, Tsumamah bin Utsal benar-benar telah mengancam kafir Quraisy dengan membaikot perdagangan gandum dari Yamamah. Ternyata, ancaman Tsumamah benar-benar dilakukan. Setelah tiba di tengah kaumnya, Tsumamah mengislamkan kaumnya atau penduduk Yamamah. Maka kaumnya pun berbondong-bondong masuk Islam, selanjutnya dia memerintahkan mereka agar menahan gandum dari orang-orang Quraisy, merekapun menaati dan mengikuti perintahnya, mereka menahan hasil bumi mereka dari orang-orang Makkah.
Embargo yang ditetapkan Tsumamah atas Quraisy mulai berdampak terhadap mereka sedikit demi sedikit, harga makanan di Makkah mulai melambung, kelaparan menyebar di kalangan masyarakat, kesulitan mendera, sehingga mereka khawatir atas diri mereka dan anak-anak mereka mati kelaparan.
Pada saat itu para kafir Quraisy menulis surat kepada Rasulullah yang isinya: "Yang kami tahu tentangmu adalah bahwa kamu menyambung tali silaturrahmi dan memerintahkan untuk melakukannya. Namun sekarang kamu telah memutuskan rahim-rahim kami, kamu membunuh bapak-bapak kami dengan pedang dan mematikan anak-anak kami dengan kelaparan. Tsumamah bin Utsal telah memutus pengiriman gandum sehingga hal itu menyulitkan kami. Jika kamu berkenan untuk menulis surat kepadanya agar dia mengirim apa yang kami perlukan maka lakukanlah."
Nabipun menulis surat kepada Tsumamah agar mengirimkan kembali gandum kepada orang Quraisy maka diapun melakukannya.
Kesetiaan Tsumamah bin Utsal Terhadap Islam
Tsumamah bin Utsal selama hidupnya tetap setia kepada agamanya, menjaga janjinya kepada Nabi. Tatkala Rasulullah wafat dan orang-orang Arab mulai murtad meninggalkan Islam, baik sendiri-sendiri maupun berjamaah. Di saat itu juga pasukan Musailamah al-Kadzab (orang yang mengaku nabi) yang muncul di antara Bani Hanifah semakin besar. Maka, Tsumamah siap menghadangnya, dia berkata kepada kaumnya, "Wahai Bani Hanifah, jauhilah perkara gelap yang tidak mempunyai cahaya ini. Demi Allah ia adalah kesengsaraan yang Allah tetapkan atas siapa yang mengambilnya dari kalian dan ujian bagi siapa yang tidak mengambilnya. Wahai Bani Hanifah, tidak berkumpul dua orang Nabi dalam satu waktu. Bahwa Muhammad adalah utusan Allah yang tiada Nabi sesudahnya, tiada Nabi yang berserikat dengannya."
Kemudian Tsumamah menyingkir bersama orang-orang yang masih memegang Islam dari kaumnya, dia berperang melawan orang-orang murtad demi menegakkan jihad di jalan Allah dan meninggikan kalimatNya di muka bumi. [Ditulis oleh admin, referensi: Shuwaru min Hayatis Shahabah]
Untuk menambah wawasan tentang Tsumamah bin Utsal silakan merujuk:
- Al-Ishabah, (I/203) atau (at-Tarjamah),961
- As-Sirah an-Nabawiyah, Ibnu Hisyam tahqiq as-Saqa lihat daftar isi; Al-A’lam, az-Zirikli danmuraji’nya, (II/86)
- Usudul Ghabah, (I/246).
Tag hafalan:
- Tsumamah bin Utsal adalah seorang pembesar yang terpandang serta seorang raja di negeri Yamamah. Beliau berasalh dari Bani Hanifah.
- Pengiriman surat dari nabi ke raja-raja Arab pada tahun 6 Hijriyah.
- Di masa jahilyyah, tsumamah sangat membenci Islam dan banyak membunuh para sahabat Rasulullah.
- Tsumamah bin Utsal ditawan kaum muslimin ketika hendak umrah.
- Sepeninggal Nabi, Tsumamah bin Utsal memerangi kaum murtad dan Nabi palsu, Musailamah al Kadzdzab.
RPA
Apa RPA? Baca Bonus Abana RPA dan Tag Hafalan
- Ayah Bunda memberikan pelajaran kepada anak-anak, betapa luar biasanya sifat nabi, sampai banyak pemuka-pemuka atau raja-raja yang masuk Islam karena akhlak beliau. Seperti raja Adi bin Hatim dan masih banyak lagi, maka kita patut meniru akhlak Rasulullah Shalallahu alaihi wassalam
Baiklah cukup sekian kisah Tsumamah bin Utsal dan satu RPA, Ayah/Bunda juga bisa menambahkan sendiri. Semoga Allah membalas Tsumamah bin Utsal atas jasa baiknya kepada Islam dan kaum muslimin dengan kebaikan serta memuliakannya dengan surga yang dijanjikanq bagi orang-orang yang bertaqwa.
Posting Komentar untuk "Kisah Raja Yamamah Tsumamah bin Utsal Sebelum dan Sesudah Islam"
Tulis komentar di sini dan centang tombol "Notify me" atau "Ingatkan kami" agar Antum bisa melihat balasannya. Syukran