Kurikulum Keterampilan Hidup dalam Pendidikan Islam
Assalamualaikum. Apa kabar sahabat abana online? Kali ini ada pembahasan yang cukup penting dan menarik. Yaitu, masalah kurikulum keterampilan hidup. Maka akan dijelaskan seperti apa konsep keterampilan hidup dalam Islam, dan beberapa contoh keterampilan hidup. Namun, sebelumnya kita harus tahu apa itu keterampilan hidup.
Kereampilan hidup adalah kemampuan untuk dapat berperilaku positif dan beradaptasi dengan lingkungan sekitar. Serta memungkinkan seseorang mampu menghadapi berbagai tuntutan dan tantangan dalam hidupnya sehari-hari secara efektif.
Life skill (keterampilan hidup), begitu orang sekarang menyebutnya. Hari ini, life skill sudah menjadi kegundahan bagi dunia pendidikan. Karena banyak yang telah lama sekolah dan selesai S1 tetapi tidak kunjung memiliki keahlian. Padahal di dunia kerja, yang di berlakukan adalah keahlian bidang tersebut.
Baca juga: Kurikulum Bahasa dalam Islam
Sehingga muncullah pertanyaan:
Berapa persen ilmu sekolah dan kampus yang kita pakai untuk pekerjaan kita?
Apa tujuan kuliah 4 tahun, sedangkan seseorang untuk bekerja di sebuah bank umpamanya, hanya perlu waktu kursus 2 atau 3 bulan?
Yang jelas, pertanyaan di atas bukan berniat untuk merendahkan sebuah ilmu. Karena selain mendapatkan ketrampilan hidup, ilmu juga bermanfaat untuk membentuk pola dan logika hidup seseorang. Ini manfaat besar bagi hidup seseorang.
Tetapi hanya ingin menyadarkan bahwa pengembangan ketrampilan hidup memiliki peran penting dalam sosial, tidak sekedar wacana ilmu, namun harus dipikirkan, seiring dengan ilmu yang diajarkan, keterampilan hidup juga harus diajarkan dengan lebih simpel dan aplikatif. Lalu, bagaimana gambaran life skill di dunia pendidikan pada masa kejayaan Islam?
Dalam sejarah pendidikan Islam, siswa akan dibekali Ilmu keterampilan hidup untuk melahirkan generasi muda Islami yang terampil dalam kehidupan bermasyarakat. Maka, hal ini sangat jauh dari apa yang dibayangkan oleh para orangtua wali, dimana mereka ragu dengan kualitas keterampilan hidup anaknya apabila memasukan ke lembaga berbasis Islam. Terutama Kuttab dan Madrasah.
Baca: Apa itu Kuttab? Sejarah Kuttab
Mari kita lihat, bagaimana kurikukum Kuttab dahulu. Sejarah mengatakan, apabila anak didik telah menyelesaikan belajar di jenjang Kuttab pada usia 12 tahun, mereka yang ingin melanjutkan ilmunya, maka langsung meneruskan ke jenjang yang lebih tinggi (madrasah/halaqoh para ulama di masjid).
Tetapi mereka yang ingin bekerja, sudah bisa mencari nafkah. Karena mereka sudah memiliki ketrampilan hidup. Masyaallah, umur 12 tahun sudah bisa hidup mandiri dan mencari nafkah. Istilah Bahasa Jawa nya, wes pantes bojo. Baiklah, selanjutnya kami akan memberikan beberapa contoh keterampilan hidup para nabi.
Di sini Allah benar-benar menegaskan pentingnya ketrampilan hidup. Sehingga kita bisa melihat di dalam banyak ayat yang menjelaskan kegiatan keterampilan hidup para nabi. Berikut contohnya:
Contoh pertama dalam kegiatan life skill adalah dari kisah Nabi Nuh. Diantaranya, Allah berfirman di surat Hud ayat 36-37:
"Dan diwahyukan kepada Nuh, bahwasanya sekali-kali tidak akan beriman di antara kaummu, kecuali orang yang telah beriman (saja), karena itu janganlah kamu bersedih hati tentang apa yang selalu mereka kerjakan."
"Dan buatlah bahtera itu dengan pengawasan dan petunjuk wahyu Kami, dan janganlah kamu bicarakan dengan Aku tentang orang-orang yang zalim itu; sesungguhnya mereka itu akan ditenggelamkan."
Nabi Nuh seorang Nabi yang diminta Allah dan dengan petunjuk serta pengawasan Allah untuk membuat kapal besar yang akan menyelamatkan manusia yang beriman dari banjir adzab. Membuat kapal perlu keterampilan. Seorang Nabi bukan berarti tidak punya ketrampilan tangan.
Contoh kedua yaitu Nabi Dawud. lihatlah hadits di bawah ini:
"Tidak ada makanan yang paling baik melebihi memakan hasil tangannya sendiri. Dan Nabiyullah Dawud alaihissalam dulupun memakan hasil tangannya sendiri." (HR.Bukhari)
Dan inilah sebagian penjelasan Ibnu Hajar dalam fath bari, "Makna yang terlihat adalah yang dikerjakan oleh Dawud adalah mengayam baju besi, karena Allah melunakkan besi baginya. Dia membuat baju besi, kemudian menjualnya dan tidak makan kecuali dari hasil penjualan tersebut, padahal dia adalah seorang raja besar."
Contoh terakhir dalam keterampilan hidup adalah nabi kita Muhammad Shalallahu alaihi wassalam. Dimana Rasulullah Muhammad shallallahualaihi wassalam telah disiapkan Allah untuk menjadi orang terbaik, seorang Rasul yang mempunyai ketrampilan hidup.
Baca juga: Kurikulum Berhitung Matematika Menurut Pendidikan Islam
Diusianya ke 12, Muhammad shallallahualaihi wassalam telah dibawa sampai negeri Syam untuk berdagang. Walaupun tidak sempat berdagang di pasar, karena disarankan oleh pendeta Bahira untuk pulang kembali ke Makkah takut diganggu oleh Yahudi.
Tetapi bayangkan perjalanan kurang lebih 1000 km dengan rombongan dagang, pasti suasana perdagangan itu telah kental terasa dan tertanam dalam diri Muhammad.
Selain itu Muhammad juga menjadi seorang penggembala kambing dengan upah. Banyak pelajaran dalam kebersamaannya bersama kambing di tengah gurun, di mana hanya ada beliau, kambing, alam dan Allah.
Keduanya adalah ketrampilan hidup. Tidak ada yang hina pada keduanya. Menggembala kambing adalah merupakan pekerjaan semua Nabi. Sementara berdagang adalah merupakan aktifitas yang mulia dan mampu menghadang sistem ribawi dan menjadi pekerjaan utama orang-orang ring satu Nabi bahwa menjadi modal tersebarnya Islam ke berbagai penjuru dunia.
Masyarakat Madinah sebagiannya masyarakat agraris. Sehingga mereka mempunyai keahlian yang tidak dimiliki oleh masyarakat Makkah. Saat tanah Khaibar di zaman Rasul ditaklukkan, demikian juga tanah Irak yang sangat subur itu ditaklukkan di zaman Umar, maka tentu memerlukan keahlian masyarakat Madinah untuk mengukurnya, memperkirakan hasilnya dan mengurusnya.
Ini artinya ketrampilan hidup kedua masyarakat itu menjadi kunci penting bagi kebangkitan dan peradaban Islam.
Ketrampilan hidup setiap zaman bisa berkembang. Seperti dunia IT yang hari ini berkembang sangat pesat, harus menjadi ketrampilan hidup yang dikuasai oleh anak didik. Kesalahan kita adalah hanya menjadi pemakai dan tidak mampu menjadi pembuat.
Kurikulum hari ini harus dibuat dengan baik dan utuh. Semangat untuk mengajari mereka ketrampilan hidup harus tetap dimasukkan dalam frame syariat.
Sebagai contoh tentang semangat mengajari anak kewirausahaan. Harus juga diperhatikan bahwa pasar tempat berdagang adalah tempat yang telah diingatkan oleh Nabi agar berhati-hati memasukinya.
Karena pasar adalah tempat terburuk di muka bumi ini. Saat muslimin harus menguasai pasar dunia dan mereka harus telah dilatih dari kecil, tetapi seperti itu bahayanya pasar, maka harus ada penanaman iman dan ilmu yang baik sebelum diajari ilmu tersebut. Jika tidak, hanya melahirkan orang-orang yang sibuk mencari uang di pasar dan bukan Abdurrahman bin Auf, Utsman bin Affan, Dihya bin Khalifah.
Masyaallah, masihkah ragu dengan kurikulum Islam di masa nabi dan kejayaan Islam? Baiklah, kami akhiri pembahasan Kurikulum Keterampilan Hidup dalam Pendidikan Islam. Jangan lupa baca juga panduan pendidikan Islam lainnya di situs abana online ini. Wallahualam. Ditulis oleh Ustadz Budi Ashari Lc dalam kitab Modul Kuttab 1. Wassalamualaikum Warahmatullahi Wabarakatuh.
Pengertian Keterampilan Hidup
Kereampilan hidup adalah kemampuan untuk dapat berperilaku positif dan beradaptasi dengan lingkungan sekitar. Serta memungkinkan seseorang mampu menghadapi berbagai tuntutan dan tantangan dalam hidupnya sehari-hari secara efektif.
Peran Penting Pendidikan dalam Keterampilan Hidup
Life skill (keterampilan hidup), begitu orang sekarang menyebutnya. Hari ini, life skill sudah menjadi kegundahan bagi dunia pendidikan. Karena banyak yang telah lama sekolah dan selesai S1 tetapi tidak kunjung memiliki keahlian. Padahal di dunia kerja, yang di berlakukan adalah keahlian bidang tersebut.
Baca juga: Kurikulum Bahasa dalam Islam
Sehingga muncullah pertanyaan:
Berapa persen ilmu sekolah dan kampus yang kita pakai untuk pekerjaan kita?
Apa tujuan kuliah 4 tahun, sedangkan seseorang untuk bekerja di sebuah bank umpamanya, hanya perlu waktu kursus 2 atau 3 bulan?
Yang jelas, pertanyaan di atas bukan berniat untuk merendahkan sebuah ilmu. Karena selain mendapatkan ketrampilan hidup, ilmu juga bermanfaat untuk membentuk pola dan logika hidup seseorang. Ini manfaat besar bagi hidup seseorang.
Tetapi hanya ingin menyadarkan bahwa pengembangan ketrampilan hidup memiliki peran penting dalam sosial, tidak sekedar wacana ilmu, namun harus dipikirkan, seiring dengan ilmu yang diajarkan, keterampilan hidup juga harus diajarkan dengan lebih simpel dan aplikatif. Lalu, bagaimana gambaran life skill di dunia pendidikan pada masa kejayaan Islam?
Sejarah Keterampilan Hidup dalam Pendidikan Islam
Dalam sejarah pendidikan Islam, siswa akan dibekali Ilmu keterampilan hidup untuk melahirkan generasi muda Islami yang terampil dalam kehidupan bermasyarakat. Maka, hal ini sangat jauh dari apa yang dibayangkan oleh para orangtua wali, dimana mereka ragu dengan kualitas keterampilan hidup anaknya apabila memasukan ke lembaga berbasis Islam. Terutama Kuttab dan Madrasah.
Baca: Apa itu Kuttab? Sejarah Kuttab
Mari kita lihat, bagaimana kurikukum Kuttab dahulu. Sejarah mengatakan, apabila anak didik telah menyelesaikan belajar di jenjang Kuttab pada usia 12 tahun, mereka yang ingin melanjutkan ilmunya, maka langsung meneruskan ke jenjang yang lebih tinggi (madrasah/halaqoh para ulama di masjid).
Tetapi mereka yang ingin bekerja, sudah bisa mencari nafkah. Karena mereka sudah memiliki ketrampilan hidup. Masyaallah, umur 12 tahun sudah bisa hidup mandiri dan mencari nafkah. Istilah Bahasa Jawa nya, wes pantes bojo. Baiklah, selanjutnya kami akan memberikan beberapa contoh keterampilan hidup para nabi.
Contoh Keterampilan Hidup para Nabi
Di sini Allah benar-benar menegaskan pentingnya ketrampilan hidup. Sehingga kita bisa melihat di dalam banyak ayat yang menjelaskan kegiatan keterampilan hidup para nabi. Berikut contohnya:
- Nabi Nuh Memiliki Keterampilan Hidup dalam Membuat Kapal
Contoh pertama dalam kegiatan life skill adalah dari kisah Nabi Nuh. Diantaranya, Allah berfirman di surat Hud ayat 36-37:
وَأُوحِيَ إِلَىٰ نُوحٍ أَنَّهُ لَنْ يُؤْمِنَ مِنْ قَوْمِكَ إِلَّا مَنْ قَدْ آمَنَ فَلَا تَبْتَئِسْ بِمَا كَانُوا يَفْعَلُونَ
"Dan diwahyukan kepada Nuh, bahwasanya sekali-kali tidak akan beriman di antara kaummu, kecuali orang yang telah beriman (saja), karena itu janganlah kamu bersedih hati tentang apa yang selalu mereka kerjakan."
وَاصْنَعِ الْفُلْكَ بِأَعْيُنِنَا وَوَحْيِنَا وَلَا تُخَاطِبْنِي فِي الَّذِينَ ظَلَمُوا ۚ إِنَّهُمْ مُغْرَقُونَ
"Dan buatlah bahtera itu dengan pengawasan dan petunjuk wahyu Kami, dan janganlah kamu bicarakan dengan Aku tentang orang-orang yang zalim itu; sesungguhnya mereka itu akan ditenggelamkan."
Nabi Nuh seorang Nabi yang diminta Allah dan dengan petunjuk serta pengawasan Allah untuk membuat kapal besar yang akan menyelamatkan manusia yang beriman dari banjir adzab. Membuat kapal perlu keterampilan. Seorang Nabi bukan berarti tidak punya ketrampilan tangan.
- Nabi Dawud yang Mandiri
Contoh kedua yaitu Nabi Dawud. lihatlah hadits di bawah ini:
"Tidak ada makanan yang paling baik melebihi memakan hasil tangannya sendiri. Dan Nabiyullah Dawud alaihissalam dulupun memakan hasil tangannya sendiri." (HR.Bukhari)
Dan inilah sebagian penjelasan Ibnu Hajar dalam fath bari, "Makna yang terlihat adalah yang dikerjakan oleh Dawud adalah mengayam baju besi, karena Allah melunakkan besi baginya. Dia membuat baju besi, kemudian menjualnya dan tidak makan kecuali dari hasil penjualan tersebut, padahal dia adalah seorang raja besar."
- Nabi Muhammad Sudah Dididik Untuk Memiliki Keterampilan Hidup
Contoh terakhir dalam keterampilan hidup adalah nabi kita Muhammad Shalallahu alaihi wassalam. Dimana Rasulullah Muhammad shallallahualaihi wassalam telah disiapkan Allah untuk menjadi orang terbaik, seorang Rasul yang mempunyai ketrampilan hidup.
Baca juga: Kurikulum Berhitung Matematika Menurut Pendidikan Islam
Diusianya ke 12, Muhammad shallallahualaihi wassalam telah dibawa sampai negeri Syam untuk berdagang. Walaupun tidak sempat berdagang di pasar, karena disarankan oleh pendeta Bahira untuk pulang kembali ke Makkah takut diganggu oleh Yahudi.
Tetapi bayangkan perjalanan kurang lebih 1000 km dengan rombongan dagang, pasti suasana perdagangan itu telah kental terasa dan tertanam dalam diri Muhammad.
Selain itu Muhammad juga menjadi seorang penggembala kambing dengan upah. Banyak pelajaran dalam kebersamaannya bersama kambing di tengah gurun, di mana hanya ada beliau, kambing, alam dan Allah.
Keduanya adalah ketrampilan hidup. Tidak ada yang hina pada keduanya. Menggembala kambing adalah merupakan pekerjaan semua Nabi. Sementara berdagang adalah merupakan aktifitas yang mulia dan mampu menghadang sistem ribawi dan menjadi pekerjaan utama orang-orang ring satu Nabi bahwa menjadi modal tersebarnya Islam ke berbagai penjuru dunia.
Masyarakat Madinah sebagiannya masyarakat agraris. Sehingga mereka mempunyai keahlian yang tidak dimiliki oleh masyarakat Makkah. Saat tanah Khaibar di zaman Rasul ditaklukkan, demikian juga tanah Irak yang sangat subur itu ditaklukkan di zaman Umar, maka tentu memerlukan keahlian masyarakat Madinah untuk mengukurnya, memperkirakan hasilnya dan mengurusnya.
Ini artinya ketrampilan hidup kedua masyarakat itu menjadi kunci penting bagi kebangkitan dan peradaban Islam.
Ketrampilan hidup setiap zaman bisa berkembang. Seperti dunia IT yang hari ini berkembang sangat pesat, harus menjadi ketrampilan hidup yang dikuasai oleh anak didik. Kesalahan kita adalah hanya menjadi pemakai dan tidak mampu menjadi pembuat.
Kurikulum hari ini harus dibuat dengan baik dan utuh. Semangat untuk mengajari mereka ketrampilan hidup harus tetap dimasukkan dalam frame syariat.
Sebagai contoh tentang semangat mengajari anak kewirausahaan. Harus juga diperhatikan bahwa pasar tempat berdagang adalah tempat yang telah diingatkan oleh Nabi agar berhati-hati memasukinya.
Karena pasar adalah tempat terburuk di muka bumi ini. Saat muslimin harus menguasai pasar dunia dan mereka harus telah dilatih dari kecil, tetapi seperti itu bahayanya pasar, maka harus ada penanaman iman dan ilmu yang baik sebelum diajari ilmu tersebut. Jika tidak, hanya melahirkan orang-orang yang sibuk mencari uang di pasar dan bukan Abdurrahman bin Auf, Utsman bin Affan, Dihya bin Khalifah.
Masyaallah, masihkah ragu dengan kurikulum Islam di masa nabi dan kejayaan Islam? Baiklah, kami akhiri pembahasan Kurikulum Keterampilan Hidup dalam Pendidikan Islam. Jangan lupa baca juga panduan pendidikan Islam lainnya di situs abana online ini. Wallahualam. Ditulis oleh Ustadz Budi Ashari Lc dalam kitab Modul Kuttab 1. Wassalamualaikum Warahmatullahi Wabarakatuh.
Posting Komentar untuk "Kurikulum Keterampilan Hidup dalam Pendidikan Islam"
Tulis komentar di sini dan centang tombol "Notify me" atau "Ingatkan kami" agar Antum bisa melihat balasannya. Syukran