Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Widget Atas Posting

Cara Nabi Ibrahim Mendidik Keluarga (Inspirasi Pendidikan Keluarga Islam)

Pembahasan tentang bagaimana cara nabi ibrahim mendidik anak ini sebagai lanjutan dari artikel sebelumnya yang berjudul, [Pentingnya Mendidik Keluarga Islam Sesuai dengan Nabi Ibrahim dan Muhammad mendidik keluarganya].

Di sana sudah dijelaskan bahwa Allah -subhanahu wa ta'ala- memuliakan 2 keluarga nabi, sampai-sampai Allah -subhanahu wa ta'ala- menyebutkan keluarga Ibrahim dan keluarga Muhammad secara khusus di dalam al-Quran dan lafadz Shalawat yang dibaca oleh 1,5 miliar warga Islam di seluruh dunia. Jadi, jangan sampai artikel yang sebelumnya tidak dibaca.

Mengambil Contoh Pendidikan Keluarga Islam Melalui Doa Ibrahim


Cara Nabi Ibrahim Mendidik Keluarga Islam

Karakter Nabi Ibrahim dalam mendidik keluarganya digambarkan dalam doa-doa beliau yang ada di surat Ibrahim. Namun sebelum itu, terlebih dahulu kita harus melihat bagaimana latar belakang kisahnya, agar nantinya kita dapat memahami doa-doa nabi Ibrahim.

Diriwayatkan oleh Bukhari dalam shahihnya (no. 3113) Ibnu Abbas berkata,

"Yang pertama kali memakai minthoq (kain yang diikat di badan dan dijulurkan ke tanah) adalah ibunya Ismail (Hajar), dengan tujuannya supaya kain tersebut bisa menghapus jejaknya dari pandangan Sarah.

Kemudian Nabi Ibrahim membawa pergi istrinya Hajar beserta anaknya Ismail. Sambil sang ibu menyusui Ismail, akhirnya mereka dibawa hingga sampai al bait (ka'bah) di samping pohon besar di atas zamzam di atas masjid. Namun, ketika itu di Makkah tidak ada seorangpun dan tidak ada air setetes pun.

Dengan keadaan seperti itu, maka Ibrahim pun meletakkan keduanya (Hajar dan Ismail) di sana dan membekali keduanya hanya dengan sekantong kurma dan sekantong air. Selanjutnya Ibrahim pergi meninggalkan mereka.

Lalu ibunya Ismail pun mengikutinya dan berkata, 'Hai Ibrahim, kamu mau pergi ke mana dan kamu meninggalkan kami di lembah ini yang tidak ada seorangpun manusia dan tidak ada apapun?'

Berkali-kali dia berkata seperti itu, tapi Ibrahim tidak mau melihatnya sama sekali. Kemudian ibunya Ismail bertanya, 'Apakah Allah yang memerintahkanmu melakukan hal ini?'

Ibrahim menjawab, 'Ya'

Ibunya Ismail pun berkata, 'Kalau begitu Dia tidak akan menyia-nyiakan kami.'

Beginilah Cara Mendidik Keluarga Seperti Nabi Ibrahim

Cara Nabi Ibrahim Mendidik Keluarga Islam

Dari sinilah Nabi Ibrahim mulai berdoa yang doa tersebut menggambarkan karakter dan cara beliau mendidik keluarganya baik mendidik istri nya, Hajar maupun anaknya, Ismail. Apa saja yang dilakukan Nabi Ibrahim setelahnya?

1. Mengajarkan Untuk Menyembah Allah dan Melarang Menyembah Berhala

Setelah mendengar jawaban sang suami, Siti Hajar pun kembali ke tempat semula, sedangkan Ibrahim pergi meninggalkannya, hingga sampailah beliau di Tsaniyyah al-Wada'. Saat itu tidak ada seorangpun yang melihatnya, maka Nabi Ibrahim langsung menghadapkan wajahnya ke arah Ka'bah dan berdoa sambil mengangkat tangannya:

"Ya Rabb, aku meletakkan keturunanku di lembah yang tidak ada satupun pohon, di samping rumahMu yang mulia.."

Dalam sebuah ayat berbunyi lantunan doa Nabi Ibrahim:

"Dan (ingatlah) ketika Ibrahim berkata, 'Ya Tuhanku, jadikanlah negeri ini (Makkah), negeri yang aman, dan jauhkanlah aku beserta anak cucuku daripada menyembah berhala-berhala." QS.Ibrahim : 35

Dari doa pertama, di sini Nabi Ibrahim mengajarkan kepada kita para keluarga muslim tentang pentingnya menghindarkan anak keturunan kita dari kemusyrikan. Jangan bermain-main dengan kemusyrikan.

Sekaligus menjadi pekerjaan rumah tangga yang utama bagi setiap orangtua untuk membersihkan keluarganya dari kemusyrikan. Nah, itulah poin utama nabi Ibrahim mendidik keluarganya, baik Istri maupun Anak.

2. Hendaknya Orangtua Mencarikan Lingkungan yang Aman bagi Keluarganya

Mencarikan tempat yang aman bagi keluarga kita juga sangat penting, itu adalah salah satu konsep pendidikan keluarga Ibrahim.

Selain menghindari kemusyrikan, dalam doa di atas, kita juga diminta untuk memperhatikan lingkungan tempat tumbuhnya anak-anak kita. Lingkungan yang ideal bagi anak-anak kita merupakan lingkungan yang aman.

Yang dipilih bukan malah masalah besar kecilnya atau bagus tidaknya sebuah tempat. Tapi yang terpenting adalah tempat tersebut merupakan tempat yang aman untuk generasi keturunan kita. Baik itu rumah tempat di mana kita tinggal, lingkungan, sekolah dan tempat-tempat lainnya.

Sehingga, sebagai seorang ayah atau ibu sebaiknya jeli dalam memilih suatu lembaga sekolah untuk pendidikan anaknya. Silahkan baca: Cara Mengatasi Kenakalan Remaja  semoga bisa membantu dalam mempertimbangkan sekolah yang baik untuk anak-anak.

3. Jadilah Suami Yang Lemah Lembut dan Penyabar Seperti Nabi Ibrahim

Poin ketiga ini menerangkan bagaimana Nabi Ibarahim begitu sabar dan lembut terhadap keluarganya. Karakter tersebut tergambarkan pada doa beliau yang berbunyi:

"Ya Tuhanku, sesungguhnya berhala-berhala itu telah menyesatkan banyak manusia. Maka barangsiapa yang mengikutiku, sesungguhnya orang itu termasuk golonganku dan barangsiapa yang mendurhakaiku maka sesungguhnya Engkau Maha Pengampun lagi Maha Penyayang." (QS.Ibrahim: 36)

Ibrahim menegaskan bahwa telah banyak orang yang tersesat di karenakan berhala-berhala yang ada. Maka barangsiapa yang mengikuti Ibrahim ia termasuk golongannya dan barangsiapa yang mendurhakai dirinya maka sesungguhnya Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.

Lalu, terbayang oleh kita bagaimana Nabi Nuh berdoa, "Nuh berkata: 'Ya Tuhanku, janganlah Engkau biarkan seorangpun di antara orang-orang kafir itu tinggal di atas bumi." QS.Nuh : 26.

Sebuah permintaan yang tegas dari seorang Nabi yang sudah berdakwah siang dan malam selama 950 tahun agar Allah tidak menyisakan orang-orang yang kufur kepada Allah. Dan ternyata di antara yang terkena doa Nabi Nuh istri dan anaknya sendiri.

Namun ternyata apa yang dilakukan Nabi Ibrahim berbeda dengan Nabi Nuh alaihissalam. Ibrahim dengan kelembutan hatinya mengatakan kalau ada di antara mereka yang mendustainya, kufur kepada Allah, maka Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang. Inilah kelembutan hati yang harus dimiliki oleh seorang ayah. Kelembutan hati seorang Ibrahim. Namun, bukan berarti Nabi Nuh tidak sabar, beliau amat-amat sabar bahkan sampai menunggu 950 tahun.

4. Seorang Ayah Harus Memiliki Keimanan Yang Kuat dan Tawakkal Kepada Allah 

Musibah, cobaan, ujian serta kemiskinan seringkali jadi tolak ukur keimanan seorang muslim. Sebagai tauladan terbaik, Nabi Ibrahim telah memberikan contoh pendidikan keluarga yang baik dalam hal keimanan. Allah Maha Mampu Atas Segalanya, Allah Maha Kaya, Allah Maha Kuasa, lantas apa yang harus ditakutkan?

Ibrahim berdo'a:

"Ya Tuhan kami, sesungguhnya aku telah menempatkan sebahagian keturunanku di lembah yang tidak mempunyai tanaman di dekat rumah Engkau (baitullah) yang dihormati, ya Tuhan kami (yang demikian itu) agar mereka mendirikan sholat, maka jadikanlah hati sebagian manusia cenderung kepada mereka dan berilah mereka rizki dari buah-buahan, mudah-mudahan mereka bersyukur." (QS.Ibrahim: 37)

Doa yang sungguh luar biasa. Dari doa ini Allah pun ingin mengajarkan kita tentang pendidikan terhadap keluarga. Lihatlah bagaimana Ibrahim memilih tempat untuk istri dan anaknya. Di sebuah lembah yang tandus tidak ada pepohonan dan tumbuhan di sana, tetapi yang istimewa bahwa tempat itu di dekat rumah Allah yang mulia, Ka'bah. Yang pada saat itu pun belum nampak bangunannya.

Tujuannya adalah agar keluarganya menjadi orang-orang yang senantiasa menegakkan sholat. Beginilah semestinya kita semua dalam memilihkan tempat tinggal untuk keluarga kita. Tidak hanya melihat kehebatan fasilitas fisik yang dapat dinikmati oleh keluarga, tapi yang harus menjadi prioritas dan perhatian kita adalah bahwa tempat itu dekat dengan tempat ibadah, dekat dengan masjid yang akan membuat keluarga senantiasa punya orientasi menegakkan sholat.

Baru kemudian Ibrahim dalam doanya meminta agar Allah menjadikan istri dan anak keturunannya memiliki kemuliaan akhlak yang membuat orang memiliki kecenderungan untuk dapat berinteraksi dengan mereka. Pengakuan sosial dengan akhlak mulia adalah sebuah konsentrasi pendidikan yang dahsyat.

Baru yang terakhir Ibrahim meminta unsur materi, agar Allah menganugrahi mereka rizki berupa buah-buahan, agar mereka menjadi hamba-hamba Allah yang bersyukur.

Begitulah semestinya rizki, apapun yang kita berikan untuk istri dan anak-anak kita akan membuat rasa syukur mereka semakin bertambah. Bukan justru menjadi sebaliknya, semakin bertambah berbagai macam rizki dan kemudahan, Allah membuat diri semakin kufur.

Uniknya, Ibrahim alaihissalam yang sadar bahwa ia sedang berada di padang pasir yang tandus, bahkan ia sendiri yang mengatakan itu lembah yang tidak ada tanamannya, tetapi Ibrahim alaihissalam justru berdoa kepada Allah agar dianugrahi buah-buahan yang bahkan pohonnya saja tidak mungkin tumbuh di padang pasir. Itu artinya Ibrahim dalam berdoa kepada Allah tidak membatasi Allah dengan logika berpikir yang ia miliki. Bahwa Allah Maha Kuasa, kekuasaannya tidak terbatas. Bukankah Allah menciptakan sesuatu dari tidak ada menjadi ada? Sungguh pelajaran yang teramat sangat luar biasa.

Inilah sosok uswah, tauladan terbaik sepanjang masa. Allah meminta kita untuk bersholawat kepada beliau di setiap sholat kita. Seolah-olah Allah ingin mengatakan kepada kita, ini adalah hambaKu dengan keluarganya yang sholeh. Yang menjadi panutan ideal dalam ketaatan dan ibadah sepanjang perjalanan kehidupan manusia. Keluarga dengan cahaya Ilahiah. Lihat dan contoh keluarga ini agar rumah kita menjadi rumah yang bercahaya.

Baliklah kami cukupkan pembahasan bagaimana cara Nabi Ibrahim mendidik keluarga, baik istri maupun anaknya. Jika bermanfaat, silahkan dishare. Wallahu'alam [sumber: Inspirasi Rumah Cahaya, Ustadz Budi Ashari lc, pakar pendidikan keluarga muslim]

2 komentar untuk "Cara Nabi Ibrahim Mendidik Keluarga (Inspirasi Pendidikan Keluarga Islam)"

Unknown 26 September 2017 pukul 19.50 Hapus Komentar
kurang spesifik
Abu Zaid Amir 27 September 2017 pukul 06.33 Hapus Komentar
Yang lebih spesifik ada di label "diskusi pendidik" Bie, silahkan buka navigasinya. Syukran