Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Widget Atas Posting

Motivasi Orangtua Untuk Mendidik Anak Secara Islami

Motivasi mendidik anak secara Islam untuk orangtua

Motivasi mendidik anak. Apa itu motivasi? motivasi adalah suatu dorongan yang dapat menjadikan pelakunya melakukan suatu perbuatan untuk mencapai tujuan tertentu. Sehingga maksud dari motivasi mendidik anak secara Islami ialah suatu dorongan yang ditujukan kepada orangtua untuk mendidik anak melalui jalur pendidikan Islam.

Motivasi Mendidik Anak: Orangtua Lelah Mendidik Anak


Melihat pada kondisi saat ini dimana banyak para orangtua ataupun pendidik lainnya yang mengeluh karena merasa lelah saat mendidik anak.

"Mengapa saya lelah mendidik anak?" keluhan ini tak lepas karena kondisi pendidikan saat ini dimana sekularisme dan materialisme sudah menjadi simbol pendidikan kita serta tujuan orangtua. Sedangkan mendidik secara islam telah terpinggirkan oleh mereka.

Maka tak heran jika dahulu saat masih sekolah di bangku SD kita sudah termaterialisasikan, "Nak, sekolah yang pinter ya, supaya jadi dokter" tanpa ada nilai-nilai keimanan di dalamnya. Sehingga rasa lelah dalam mendidik anak itu muncul pada diri pendidik disebabkan karena mereka belum bisa menikmati proses mendidik anak serta hasil nya.

Apakah mendapat kebahagiaan itu harus menunggu anak kita sukses? baik menjadi dokter, sarjana atau mendapat kerja tetap?

Itu terlalu lama sekali, apalagi kalau anak kita banyak. Tentunya akan melelahkan saat proses mendidik. Maka untuk merubah pola pikir kita, mari melangkah kepada motivasi mendidik anak yang kedua.

Jangan Mengeluh, Anak Kita Bukan Beban!


Motivasi mendidik anak secara Islam untuk orangtua

Wahai pendidik yang budiman, tolong jangan mengeluh. Anak itu aset berharga, bukan beban.

Anak yang sholeh akan mendoakan orangtuanya.

Anak-anak yang kita dorong untuk menghafal Al Qur’an 30 juz, kelak di hari kiamat orangtualah yang mendapat keistimewaannya (mahkota di surga).

Anak itu aset, kelak kalau orangtua meninggal, anaklah yang paling berhak mensolatkan kita. Sedangkan solat jenazah isinya adalah doa-doa semua.

Anak itu aset, anak itu adalah kekayaan dunia dan akhirat.

Rasulullah -shalallahu alaihi wassalam- bersabda:

"Kamu (anak lelaki) dan hartamu adalah milik orangtuamu."


عن عمرو بن شعيب عن أبيه عن جده قال جاء رجل إلى النبي صلى الله عليه و سلم فقال إن أبي اجتاح مالي. فقال:( أنت ومالك لأبيك ) وقال رسول الله صلى الله عليه و سلم ( إن أولادكم من أطيب كسبكم . فكلوا من أموالهم )

Dari 'Amr bin Syu'aib dari ayahnya dari kakek ayahnya yaitu Abdullah bin Amr bin al Ash, ada seorang yang menemui Nabi lalu mengatakan, "Sesungguhnya ayahku itu mengambil semua hartaku."

Nabi shalallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, "Engkau dan semua hartamu adalah milik ayahmu." Rasulullah shalallahu alaihi wa sallam bersabda, "Sesungguhnya anak-anak kalian adalah termasuk jerih payah kalian yang paling berharga. Makanlah sebagian harta mereka." (HR. Ibnu Majah, no. 2292, dinilai sahih oleh Al-Albani)

Artinya, walaupun sudah menikah, orangtua punya hak atas harta anak.

Maka hilangkanlah anggapan bahwa anak-anak itu beban. Apalagi berfikir bahwa anak-anak kita hanya numpang hidup pada kita.

Itu adalah pemikiran yang sombong. Sebab bayi lahir sudah membawa rezekinya. Yang menjadi masalah adalah kitanya yang belum percaya pada Allah.

Takut Punya Banyak Anak Karena Alasan Pendidikan


"Bu, anaknya banyak banget? nanti nasib pendidikan anaknya bagaimana?" itulah salah satu bentuk kekhawatiran orangtua saat ini. Tidak ingin punya anak lantaran biaya pendidikan yang mahal?

Alasan ini logis, namun hal itu karena iman kita belum berperan. Ya, mari berfikir kembali, jika anak kita adalah aset, maka kira-kira kalian ingin punya anak sedikit atau banyak?

Semakin banyak anak, maka peluang untuk hidup bahagia semakin besar. Jalankan fungsi sabar dan tawakkal, sebab fungsi sabar dan syukur adalah untuk bahagia.

Bagaimana caranya supaya bahagia dan tidak capek saat mendidik anak?

Cara utamanya adalah jadilah seperti petani. Sebab seorang petani itu bahagia saat tanamannya tumbuh baik, meskipun ia belum panen. Atau saat hujan turun, padahal tanaman masih kecil-kecil.

Jadi bahagia itu jangan menunggu panen tiba, atau jangan menunggu sampai anak kita menjadi orang besar dan sukses. Namun, asal prosesnya baik, orangtua pun akan senang bahagia sepanjang usia anaknya. Masyaallah.

Syarat Bahagia Sebelum Panen:

Mendidik Anak Dengan Pendidikan Islam

Motivasi mendidik anak secara Islam untuk orangtua

Pendidikan Islam adalah pendidikan yang paling sempurna, kurikulum yang turun dari wahyu melalui malaikat mulia. Dengan tujuan dunia dan akhirat, bukan materialisme semata. Karena tujuan manusia bukan itu, namun beribadah:

وَمَا خَلَقْتُ الْجِنَّ وَالْإِنْسَ إِلَّا لِيَعْبُدُونِ

Dan Aku tidak menciptakan jin dan manusia melainkan supaya mereka mengabdi kepada-Ku. (At-Thur:56)

Dan sangat aneh rasanya, jika ilmu yang Allah berikan, malah hanya untuk tujuan dunia tanpa ada nilai-nilai iman. Bukankah ilmu itu Allah yang memberi??

وَاللَّهُ أَخْرَجَكُمْ مِنْ بُطُونِ أُمَّهَاتِكُمْ لَا تَعْلَمُونَ شَيْئًا وَجَعَلَ لَكُمُ السَّمْعَ وَالْأَبْصَارَ وَالْأَفْئِدَةَ ۙ لَعَلَّكُمْ تَشْكُرُونَ

Dan Allah mengeluarkan kamu dari perut ibumu dalam keadaan tidak mengetahui sesuatupun, dan Dia memberi kamu pendengaran, penglihatan dan hati, agar kamu bersyukur. (an-Nahl:78)

Jangan berfikir bahwa konsep pendidikan Islam hanya akan membawa anak-anak kita menjadi ketinggalan zaman dan lain sebagainya, namun sebaliknya, the real islamic education ini telah menumbuhkan banyak orang hebat di masanya. Sejarah akan kembali hanya saja pelakunya yang berbeda.

Alhamdulillah, materi-materi pendidikan Islam yang pernah menumbuhkan orang besar dan membawa kejayaan Islam, sudah banyak dibahas di situs abana online ini. Silahkan bisa dicari di daftar isi pada situs ini atau untuk mengetahui sedikit pengetahuan bisa baca:

Sejarah Pendidikan Islam Kuttab atau Memulai Pendidikan Islam atau Hukuman Anak dalam Islam dan lain-lain.

Baiklah, kami akhiri motivasi mendidik anak secara Islami. Silahkan Share kepada saudara kita lainnya.
______
Ditulis setelah mendengarkan kajian Ustadz Budi Ashari Lc dan Ustadz Baihaqi Lc.

Posting Komentar untuk "Motivasi Orangtua Untuk Mendidik Anak Secara Islami"