Adab Makan dan Minum dalam Islam Beserta Dalilnya
Pembaca yang budiman, di sini kami akan menyebutkan adab-adab makan dan minum dalam Islam yang bisa diajarkan pada anak-anak di sekolah maupun di rumah. Semoga artikel ini bisa membantu para ayah, bunda, ustadz atau ustadzah saat mengajarkan adab islami kepada mereka.
Adab makan yang akan kami bahas ini terbagi menjadi dua bagian, yang pertama adab ketika makan dan yang kedua adab setelah makan. Bagi kalian yang belum mebaca adab sebelum makan silahkan buka artikel: adab sebelum makan dan minum menurut Islam.
Adab makan dan minum dalam Islam yang pertama ialah makan dengan tangan kanan. Seorang muslim dilarang memakai tangan kiri, sebagaimana Rasulullah -shalallahu alaihi wassalam- telah bersabda:
"Jika seseorang di antara kalian makan, maka hendaknya dia makan dengan tangan kanannya. Jika minum maka hendaknya juga minum dengan tangan kanannya, karena setan makan dengan tangan kirinya dan minum dengan tangan kirinya pula." (HR. Muslim/Shahih)
Sahabat Umar bin Abi Salamah radhiallahuanhuma bercerita:
"Sewaktu aku masih kecil, saat berada dalam asuhan Rasulullah Shallallahu‘alaihi wasallam, pernah suatu ketika tanganku ke sana ke mari (saat mengambil makanan) di nampan. Lalu Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda kepadaku: “wahai bocah, ucaplah bismillah dan makanlah dengan tangan kananmu, serta ambil makanan yang berada di dekatmu". (HR. Bukhari no.5376, Muslim no.2022)
Hadits di atas menerangkan bahwa setan juga bisa makan dan minum, namun, mereka menggunakan tangan kiri, sehingga kita sebagai orang muslim harus memakai tangan kanan supaya tidak mengikuti cara syaitan makan. Allah Ta’ala berfirman:
"wahai orang-orang yang beriman, janganlah kalian mengikuti langkah-langkah setan. Barangsiapa yang mengikuti langkah-langkah setan, sesungguhnya ia menyuruh kepada perbuatan buruk dan kemungkaran" (QS. An Nur: 21)
Diantara adab yang diajarkan Islam ketika makan atau minum adalah memakai tiga jari ketika sedang makan, sebab makan menggunakan tiga jari itu lebih baik daripada menggunakan sendok atau garpu dan menunjukkan ketawadhuan serta kesederhanaan. Selain itu, dengan cara makan yang seperti itu juga akan menjauhkan kita dari sifat sombong dan rakus.
Tapi meski demikian Allah juga tidak melarang kita makan dengan sendok, hanya saja kalau kita makan memakai tiga jari, kita akan mendapat pahala karena mengikuti sunnah nabi.
Dalam sebuah hadits dari Kaab bin Malik dari ayahnya, ia berkata:
"Ketika Rasulullah makan, beliau menggunakan tiga jari dan menjilatinya sebelum membersihkannya." (HR. Muslim no. 2032)
Tentu saja di dalamnya terdapat hikmah yang sangat besar, tidak mungkin Rasulullah mencontohkan makan tiga jari namun tidak ada hikmahnya. Dan ternyata baru-baru ini ada yang meneliti manfaat-manfaat makan dengan tiga jari, berikut hasilnya:
Orang-orang yang makan dengan tiga jari, relatif memiliki berat badan yang lebih seimbang karena mereka tidak makan terlalu banyak. Cara makan seperti ini dianggap sebagai cara paling aman untuk mempertahankan berat badan normal.
Selain itu jika makan menggunakan tiga jari otomatis akan memperlambat proses mengunyah, sedangkan orang-orang yang makan dengan cepat akan beresiko lebih tinggi terkena diabetes tipe 2.
Makan dengan jari-jari tangan dapat meningkatkan kinerja sistem pencernaan karena ketika anda mencuci tangan dengan sabun, semua bakteri jahat dibasmi sedangkan bakteri baik tetap ada di tangan anda, yang tentunya bisa berdampak positif untuk usus anda.
Mengambil makanan dari yang paling dekat dengan kita sangat dianjurkan dalam adab Islam, terlebih lagi ketika sedang makan bersama-sama di satu nampan atau piring:
Rasulullah bersabda, "Dan makanlah dari yang dekat denganmu." (HR. Bukhari dan Muslim)
Namun bila makanan tersebut bermacam-macam dan beraneka ragam, maka kita dibolehkan mengambil makanan meskipun makanan tesebut jauh dari kita. Wallahua'lam.
Rasulullah shalallahu alaihi wassalam bersabda:
"Makanlah dari pinggirnya dan tinggalkanlah (terlebih dahulu) bagian tengahnya, (niscaya) akan diberkahi padanya." (HR. Abu Dawud)
Dari hadits di atas jelas sekali bahwa salah satu adab makan dalam Islam yaitu memulai dari paling pinggir. Saat kita sedang makan kita harus memulainya dari bagian pinggir dahulu, bukan malah di bagian tengahnya langsung, hal itu supaya berkah yang ada di bagian tengahnya tetap ada.
Tata cara makan seperti ini bersifat umum, baik bagi yang makan sendiri maupun yang makan berjamaah.
Apabila ada makanan yang jatuh maka hendaknya diambil dan membuang kotorannya, kemudian memakannya kembali. Dari Jabir bin Abdillah, Rasulullah bersabda:
"Jika makanan salah seorang dari kalian jatuh, hendaklah diambil dan disingkirkan kotoran yang melekat padanya, kemudian hendaknya dimakan dan jangan dibiarkan untuk setan." [Shahih Muslim (III/1607) Kitaabul Asyribah bab Istihbaabu La'qil Ashaabi'a wal Qash'ah wa Aklil]
Dalam riwayat lain Rasulullah bersabda:
"Sesungguhnya setan bersama kalian dalam segala keadaan, sampai-sampai setan bersama kalian pada saat makan. Oleh karena itu jika makanan kalian jatuh ke lantai, maka kotorannya hendaknya dibersihkan dahulu lalu dimakan dan jangan dibiarkan untuk setan. Jika sudah selesai makan maka hendaknya jari jemari dijilati, karena tidak diketahui dibagian manakah makanan tersebut terdapat berkah." (HR. Ahmad)
Adab makan dan minum secara Islam yang selanjutnya adalah dilarang meniup makanan dan minuman saat keadaan masih panas. Biarkan saja makanan dan minuman itu dingin dengan sendirinya.
Hadits dari Ibnu Abbas radhiyallahuanhuma:
"Nabi shallallahualaihi wa sallam melarang bernafas di dalam gelas atau meniup isi gelas" (HR. Ahmad 1907, Turmudzi 1888, dan dishahihkan Syuaib Al-Arnauth).
Mengapa tidak boleh meniup makanan atau minuman yang panas?
An-Nawawi mengatakan:
Larangan bernafas di dalam gelas ketika minum termasuk adab. Karena dikhawatirkan akan mengotori air minum atau ada sesuatu yang jatuh dari mulut atau dari hidung atau semacamnya. (Syarh Shahih Muslim, 3/160)
Ya, hal ini disebabkan agar kotoran yang ada di mulut kita tidak masuk ke dalam minuman atau makanan, yang itu bisa mendatangkan penyakit dan membuat makanan tersebut menjadi menjijikkan. Namun jika kita mendinginkan dengan kipas angin, maka hal itu dibolehkan asalkan kipas angin bersih dari kotoran.
Rasulullah bersabda:
"Aku tidak makan dalam keadaan bersandar." (HR. Bukhari no. 5399)
Di antara bentuk bertelekan yang dilarang saat makan adalah dengan bersandar atau seseorang duduk serong ke salah satu sisi tubuhnya atau duduk dengan menopang kepada tangan kirinya di atas tanah. Selain itu Rasulullah juga melarang makan sambil tengkurup di atas perutnya.
Makan sambil bersandar dibenci karena merupakan posisi duduk para penguasa yang sombong dan orang yang rakus. Maka sebagian ulama menyebutkan posisi duduk yang disunnahkan saat makan adalah dengan duduk berjingkat pada lutut dan menegakkan tumit dengan melipat kaki kanan dan duduk di atas kaki kiri.
Selain itu Rasulullah shalallahu alaihi wassalam juga melarang kita makan sambil berdiri.
Di antara adab makan dalam Islam ketika bersama orang lain adalah mengambil makanan satu persatu, tidak dua sekaligus. Misalnya saat makan kacang, permen, duku dan seterusnya.
Syu'bah dari Jabalah mengatakan, "Kami pernah berada di Madinah bersama beberapa penduduk Irak, dan peceklik telah menimpa kami. Maka Ibnu Zubair memberi kami makanan berupa kurma. Ibnu Umar melintasi kami lalu berkata, 'Sesungguhnya Rasulullah shlalallahu alaihi wasalam telah melarang mengambil bersamaan lebih dari satu, kecuali seseorang di antara kalian telah meminta izin kepada saudaranya." (HR. Bukhari)
Larangan mengambil makanan lebih dari satu ini berlaku saat makan bersama bukan saat makan sendirian. Apabila mengambil lebih dari satu maka akan menjadikan jatah saudaranya berkurang dan akan mempengaruhi mereka, oleh karena itu dibutuhkan izin dari saudara yang lain.
Makanan adalah ciptaan Allah yang tidak boleh dicela, jika tidak menyukainya cukup diam dan jangan dimakan. Selain itu mencela makanan akan menyakiti perasaan yang memasaknya. Di antara bentuk mencela makanan adalah dengan mengatakan terlalu asin, kurang asin, kecut, manis, kurang matang dan lainnya. Misalnya, "Ah asin" "Ih kecut" "Ko ga enak"
Abu Hurairah berkata, "Tidaklah Nabi mencela makanan sekalipun juga, apabila beliau menghendaki suatu makanan, maka beliau akan memakannya dan apabila beliau tidak menyukainya, maka beliau meninggalkannya." (HR. Bukhari)
Ketika minum dianjurkan mengambil nafas sebanyak tiga kali. Yang dimaksud mengambil nafas di sini adalah dengan menjauhkan bejana air dari mulut lalu kita mengambil nafas tiga kali, karena mengambil nafas di dalam bejana merupakan suatu yang dilarang.
Dalam hadits Anas bin Malik, ia berkata,
"Rasulullah biasanya mengambil nafas sebanyak tiga kali sewaktu minum, dan beliau bersabda, 'Sesungguhnya hal ini akan lebih menghilangkan rasa dahaga, lebih menjaga dan lebih bermanfaat.' Anas berkata, 'Maka saya mengambil nafas tiga kali ketika minum." (HR. Al Bukhari 5631, Muslim 2028, dan ini adalah lafadz Muslim).
Syaikhul Islam Ibnu Taimiyah berkata: "ini adalah dalil dianjurkannya bernafas 3 kali ketika minum" (Majmu’ Al Fatawa, 32/208). Maka jelaslah bahwa hal ini hukumnya sunnah, tidak sampai wajib. Karena hukum asal dari perbuatan Rasulullah Shallallahualaihi Wasallam adalah sunnah.
Lalu bagaimana cara yang benar?
Caranya adalah meneguk air, lalu berhenti dan keluarkan nafas di luar gelas, lalu teguk lagi, lalu berhenti dan keluarkan nafas di luar gelas, lalu teguk lagi, lalu berhenti dan keluarkan nafas di luar gelas, selesai.
Makan bersama-sama akan mendatangkan berkah. Oleh karena itu Nabi menganjurkan kita untuk makan bersama dengan keluarga atau orang lain. Semakin bertambah jumlah yang makan, maka berkahnya akan bertambah.
Jabir bin Abdillah berkata, "Saya telah mendengar Rasulullah bersabda, 'Makanan untuk satu orang cukup untuk dua orang, makanan dua orang cukup untuk empat orang dan makanan empat orang cukup untuk delapan orang." (HR. Muslim)
Dahulu para sahabat Rasulullah pernah mengadukan kepada Nabi, "Wahai Rasulullah, sesungguhnya kami makan, namun tidak terasa kenyang."
Rasulullah bersabda, "Mungkin kalian makan secara sendiri-sendiri." Mereka menjawab, "Benar."
Maka beliau bersabda, "Berkumpullah kalian pada makanan kalian, dan sebutlah nama Allah, niscaya kalian akan diberkahi." (HR. Abu Dawud)
Nah, setelah adab ketika makan maka kita sekarang akan membaca adab setelah makan. Apa saja adabnya?
1. Menjilati Jari Setelah Makan
Di antara sunnah Nabi adalah menjilati jarinya setelah makan. Sebagaimana hadits di atas yang sudah kami tulis, dari Kaab bin Malik dari bapaknya, ia berkata, "Rasulullah makan, beliau mempergunakan tiga jari dan menjilati jarinya sebelum mengelapnya." (HR. Muslim)
Sebab, kita tidak tahu di mana letak berkah makanan yang sedang kita makan. Boleh jadi, berkah makanan itu ada pada sisa-sisa makanan yang menempel di jari-jari kita. Rasulullah bersabda, "Sesungguhnya kalian tidak mengetahui di manakah turunnya berkah." (HR. Muslim)
Kita sebagai seorang muslim sepantasnya meneladani sunnah Rasulullah agar mendapatkan berkah makanan berupa rasa kenyang dan diberi keselamatan dari segala gangguan serta dapat memperkuat ketaatan kepada Allah.
2. Bersyukur kepada Allah dan Berdoa kepadaNya
Adab setelah makan selanjutnya adalah hendaknya kita memuji Allah atas nikmat makanan yang telah diberikan kepada kita. Jika seorang muslim memuji Allah setelah makan, berarti ia menunjukkan rasa syukur dan pengakuannya atas nikmat Allah tersebut.
Di antara doa setelah makan yang diajarkan Nabi adalah:
"Segala puji bagi Allah yang memberi makan ini kepadaku dan memberi rizki kepadaku tanpa daya dan kekuatanku." (HR. Ahmad, Abu Dawud dan Tirmidzi)
Setelah kita memujiNya, niscaya Allah akan meridhai kita.
3. Mencuci Tangan juga Adab Setelah Makan
Nabi shallallahu alaih wassalam bersabda:
"Barangsiapa yang tidur dalam keadaan tangannya masih ada ghamr (yaitu bau daging kambing atau makanan dan belum dicuci), lalu terjadi sesuatu, maka janganlah dia menyalahkan kecuali dirinya sendiri." (HR. Ahmad dan Dawud No:3354)
Manfaat dari mencuci tangan setelah makan adalah untuk membersihkan bekas dan bau makanan yang menempel di tangan. Dari sisi kesehatan, ternyata ada jenis serangga dan hewan berbisa yang tertarik oleh bau makanan, sehingga bila kita tidak mencuci tangan setelah makan maka akan membahayakan diri kita.
4. Mencuci Mulut dan Berkumur-kumur
Berkumur-kumur setelah makan bertujuan untuk menghilangkan sisa-sisa makanan dan bau yang masih ada di mulut, sehingga tidak mengganggu orang lain ketika kita berbicara dengannya. Terlebih lagi adab ini sangat dianjurkan ketika hendak mengerjakan shalat.
Diriwayatkan dari Suwaid bin Nu'man, ia berkata, "Kami pergi bersama Rasulullah ke daerah Khaibar. Ketika sampai di daerah Shahba', beliau meminta agar makanan disuguhkan. Ternyata tidak ada makanan selain roti gandum. Setelah kami selesai makan, beliau bangkit untuk melaksanakan shalat dan berkumur-kumur, maka kami pun ikut berkumur-kumur." (HR. Bukhari).
Dan agar mulut bersih secara baik dianjurkan pula bersiwak atau gosok gigi setelah makan.
Nah itulah adab makan dan minum dalam Islam beserta dalilnya yang berhasil kami rangkum dari buku Seri Adab Islam/Abu Hudzaifah ath-Thalabi/Media Shalih/September 2015 dan juga dari situs terpercaya, muslim.or.id/konsultasisyariah.com dan rumaisha.com jika kurang lengkap kami mohon maaf. Terimakasih semoga bermanfaat buat pendidik dan peserta didik
Abu Zaid Mujahid Pendidikan Kuttab Al-Fatih
Adab makan yang akan kami bahas ini terbagi menjadi dua bagian, yang pertama adab ketika makan dan yang kedua adab setelah makan. Bagi kalian yang belum mebaca adab sebelum makan silahkan buka artikel: adab sebelum makan dan minum menurut Islam.
Adab Makan dan Minum dalam Islam Beserta Dalilnya yang Shahih
1. Makan dengan Tangan Kanan
Adab makan dan minum dalam Islam yang pertama ialah makan dengan tangan kanan. Seorang muslim dilarang memakai tangan kiri, sebagaimana Rasulullah -shalallahu alaihi wassalam- telah bersabda:
إذا أَكَلَ أحدُكُم فليأكلْ بيمينِهِ . وإذا شرِبَ فليشربْ بيمينِهِ . فإنَّ الشَّيطانَ يأكلُ بشمالِهِ ويشربُ بشمالِهِ
"Jika seseorang di antara kalian makan, maka hendaknya dia makan dengan tangan kanannya. Jika minum maka hendaknya juga minum dengan tangan kanannya, karena setan makan dengan tangan kirinya dan minum dengan tangan kirinya pula." (HR. Muslim/Shahih)
Sahabat Umar bin Abi Salamah radhiallahuanhuma bercerita:
كُنْتُ غُلاَمًا فِي حِجْرِ رَسُول اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ، وَكَانَتْ يَدِي تَطِيشُ فِي الصَّحْفَةِ، فَقَال لِي رَسُول اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ: يَا غُلاَمُ سَمِّ اللَّهَ، وَكُل بِيَمِينِكَ، وَكُل مِمَّا يَلِيكَ
"Sewaktu aku masih kecil, saat berada dalam asuhan Rasulullah Shallallahu‘alaihi wasallam, pernah suatu ketika tanganku ke sana ke mari (saat mengambil makanan) di nampan. Lalu Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda kepadaku: “wahai bocah, ucaplah bismillah dan makanlah dengan tangan kananmu, serta ambil makanan yang berada di dekatmu". (HR. Bukhari no.5376, Muslim no.2022)
Hadits di atas menerangkan bahwa setan juga bisa makan dan minum, namun, mereka menggunakan tangan kiri, sehingga kita sebagai orang muslim harus memakai tangan kanan supaya tidak mengikuti cara syaitan makan. Allah Ta’ala berfirman:
يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا لا تَتَّبِعُوا خُطُوَاتِ الشَّيْطَانِ وَمَنْ يَتَّبِعْ خُطُوَاتِ الشَّيْطَانِ فَإِنَّهُ يَأْمُرُ بِالْفَحْشَاءِ وَالْمُنْكَرِ
"wahai orang-orang yang beriman, janganlah kalian mengikuti langkah-langkah setan. Barangsiapa yang mengikuti langkah-langkah setan, sesungguhnya ia menyuruh kepada perbuatan buruk dan kemungkaran" (QS. An Nur: 21)
Apa hukum makan dengan tangan kiri?
Hukum makan dan minum menggunakan tangan kiri diharamkan oleh Allah dan RasulNya, dengan syarat dia tidak memiliki udzur syar'i. Misal tangan kanan kita sedang sakit, atau yang lainnya. Jika keadaan seperti itu maka Islam membolehkan kita untuk makan dengan tangan kiri.
2. Makan Menggunakan Tiga Jari
Diantara adab yang diajarkan Islam ketika makan atau minum adalah memakai tiga jari ketika sedang makan, sebab makan menggunakan tiga jari itu lebih baik daripada menggunakan sendok atau garpu dan menunjukkan ketawadhuan serta kesederhanaan. Selain itu, dengan cara makan yang seperti itu juga akan menjauhkan kita dari sifat sombong dan rakus.
Tapi meski demikian Allah juga tidak melarang kita makan dengan sendok, hanya saja kalau kita makan memakai tiga jari, kita akan mendapat pahala karena mengikuti sunnah nabi.
Dalam sebuah hadits dari Kaab bin Malik dari ayahnya, ia berkata:
كَانَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يَأْكُلُ بِثَلَاثِ أَصَابِعَ وَيَلْعَقُ يَدَهُ قَبْلَ أَنْ يَمْسَحَهَا
"Ketika Rasulullah makan, beliau menggunakan tiga jari dan menjilatinya sebelum membersihkannya." (HR. Muslim no. 2032)
Tentu saja di dalamnya terdapat hikmah yang sangat besar, tidak mungkin Rasulullah mencontohkan makan tiga jari namun tidak ada hikmahnya. Dan ternyata baru-baru ini ada yang meneliti manfaat-manfaat makan dengan tiga jari, berikut hasilnya:
- Mencegah Makan Terlalu Banyak
Orang-orang yang makan dengan tiga jari, relatif memiliki berat badan yang lebih seimbang karena mereka tidak makan terlalu banyak. Cara makan seperti ini dianggap sebagai cara paling aman untuk mempertahankan berat badan normal.
- Dapat Mencegah Diabetes Tipe 2
Selain itu jika makan menggunakan tiga jari otomatis akan memperlambat proses mengunyah, sedangkan orang-orang yang makan dengan cepat akan beresiko lebih tinggi terkena diabetes tipe 2.
- Meningkatkan Kinerja Sistem Pencernaan
Makan dengan jari-jari tangan dapat meningkatkan kinerja sistem pencernaan karena ketika anda mencuci tangan dengan sabun, semua bakteri jahat dibasmi sedangkan bakteri baik tetap ada di tangan anda, yang tentunya bisa berdampak positif untuk usus anda.
3. Hendaknya Memulai Makan dari yang Terdekat
Mengambil makanan dari yang paling dekat dengan kita sangat dianjurkan dalam adab Islam, terlebih lagi ketika sedang makan bersama-sama di satu nampan atau piring:
Rasulullah bersabda, "Dan makanlah dari yang dekat denganmu." (HR. Bukhari dan Muslim)
Namun bila makanan tersebut bermacam-macam dan beraneka ragam, maka kita dibolehkan mengambil makanan meskipun makanan tesebut jauh dari kita. Wallahua'lam.
4. Memulai Makan dari Bagian Pinggir Salah Satu Adab Makan dalam Islam
Rasulullah shalallahu alaihi wassalam bersabda:
كُلُوْا مِنْ جَوَانِبِهَا، وَدَعُوْا ذِرْوَتَهَا! يُبَارَكْ فِيْهَا
"Makanlah dari pinggirnya dan tinggalkanlah (terlebih dahulu) bagian tengahnya, (niscaya) akan diberkahi padanya." (HR. Abu Dawud)
Dari hadits di atas jelas sekali bahwa salah satu adab makan dalam Islam yaitu memulai dari paling pinggir. Saat kita sedang makan kita harus memulainya dari bagian pinggir dahulu, bukan malah di bagian tengahnya langsung, hal itu supaya berkah yang ada di bagian tengahnya tetap ada.
5. Mengambil Makanan yang Jatuh di Bawah
Apabila ada makanan yang jatuh maka hendaknya diambil dan membuang kotorannya, kemudian memakannya kembali. Dari Jabir bin Abdillah, Rasulullah bersabda:
إِذَا سَقَطَتْ لُقْمَةُ أَحَدِكُمْ، فَلْيُمِطْ عَنْهَا اْلأَذَى، وَلْيَأْكُلْهَا، وَلاَ يَدَعْهَا لِلشَّيْطَانِ
"Jika makanan salah seorang dari kalian jatuh, hendaklah diambil dan disingkirkan kotoran yang melekat padanya, kemudian hendaknya dimakan dan jangan dibiarkan untuk setan." [Shahih Muslim (III/1607) Kitaabul Asyribah bab Istihbaabu La'qil Ashaabi'a wal Qash'ah wa Aklil]
Dalam riwayat lain Rasulullah bersabda:
"Sesungguhnya setan bersama kalian dalam segala keadaan, sampai-sampai setan bersama kalian pada saat makan. Oleh karena itu jika makanan kalian jatuh ke lantai, maka kotorannya hendaknya dibersihkan dahulu lalu dimakan dan jangan dibiarkan untuk setan. Jika sudah selesai makan maka hendaknya jari jemari dijilati, karena tidak diketahui dibagian manakah makanan tersebut terdapat berkah." (HR. Ahmad)
6. Ketika Makan Tidak Bernafas dan Tidak Meniup Makanan atau Minuman
Adab makan dan minum secara Islam yang selanjutnya adalah dilarang meniup makanan dan minuman saat keadaan masih panas. Biarkan saja makanan dan minuman itu dingin dengan sendirinya.
Hadits dari Ibnu Abbas radhiyallahuanhuma:
أَنَّ النَّبِيَّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ نَهَى أَنْ يُتَنَفَّسَ فِي الإِنَاءِ أَوْ يُنْفَخَ فِيهِ
"Nabi shallallahualaihi wa sallam melarang bernafas di dalam gelas atau meniup isi gelas" (HR. Ahmad 1907, Turmudzi 1888, dan dishahihkan Syuaib Al-Arnauth).
Mengapa tidak boleh meniup makanan atau minuman yang panas?
An-Nawawi mengatakan:
والنهي عن التنفس في الإناء هو من طريق الأدب مخافة من تقذيره ونتنه وسقوط شئ من الفم والأنف فيه ونحو ذلك
Larangan bernafas di dalam gelas ketika minum termasuk adab. Karena dikhawatirkan akan mengotori air minum atau ada sesuatu yang jatuh dari mulut atau dari hidung atau semacamnya. (Syarh Shahih Muslim, 3/160)
Ya, hal ini disebabkan agar kotoran yang ada di mulut kita tidak masuk ke dalam minuman atau makanan, yang itu bisa mendatangkan penyakit dan membuat makanan tersebut menjadi menjijikkan. Namun jika kita mendinginkan dengan kipas angin, maka hal itu dibolehkan asalkan kipas angin bersih dari kotoran.
7. Jangan Bersandar, Berdiri dan Tengkurup ketika Makan dan Minum
Rasulullah bersabda:
لاَ آكُلُ وَأَنَا مُتَّكِئٌ
"Aku tidak makan dalam keadaan bersandar." (HR. Bukhari no. 5399)
Di antara bentuk bertelekan yang dilarang saat makan adalah dengan bersandar atau seseorang duduk serong ke salah satu sisi tubuhnya atau duduk dengan menopang kepada tangan kirinya di atas tanah. Selain itu Rasulullah juga melarang makan sambil tengkurup di atas perutnya.
Makan sambil bersandar dibenci karena merupakan posisi duduk para penguasa yang sombong dan orang yang rakus. Maka sebagian ulama menyebutkan posisi duduk yang disunnahkan saat makan adalah dengan duduk berjingkat pada lutut dan menegakkan tumit dengan melipat kaki kanan dan duduk di atas kaki kiri.
Selain itu Rasulullah shalallahu alaihi wassalam juga melarang kita makan sambil berdiri.
8. Mengambil Makanan Satu Persatu
Di antara adab makan dalam Islam ketika bersama orang lain adalah mengambil makanan satu persatu, tidak dua sekaligus. Misalnya saat makan kacang, permen, duku dan seterusnya.
Syu'bah dari Jabalah mengatakan, "Kami pernah berada di Madinah bersama beberapa penduduk Irak, dan peceklik telah menimpa kami. Maka Ibnu Zubair memberi kami makanan berupa kurma. Ibnu Umar melintasi kami lalu berkata, 'Sesungguhnya Rasulullah shlalallahu alaihi wasalam telah melarang mengambil bersamaan lebih dari satu, kecuali seseorang di antara kalian telah meminta izin kepada saudaranya." (HR. Bukhari)
Larangan mengambil makanan lebih dari satu ini berlaku saat makan bersama bukan saat makan sendirian. Apabila mengambil lebih dari satu maka akan menjadikan jatah saudaranya berkurang dan akan mempengaruhi mereka, oleh karena itu dibutuhkan izin dari saudara yang lain.
9. Tidak Mencela Makanan juga Termasuk Adab Makan dalam Islam
Makanan adalah ciptaan Allah yang tidak boleh dicela, jika tidak menyukainya cukup diam dan jangan dimakan. Selain itu mencela makanan akan menyakiti perasaan yang memasaknya. Di antara bentuk mencela makanan adalah dengan mengatakan terlalu asin, kurang asin, kecut, manis, kurang matang dan lainnya. Misalnya, "Ah asin" "Ih kecut" "Ko ga enak"
Abu Hurairah berkata, "Tidaklah Nabi mencela makanan sekalipun juga, apabila beliau menghendaki suatu makanan, maka beliau akan memakannya dan apabila beliau tidak menyukainya, maka beliau meninggalkannya." (HR. Bukhari)
10. Mengambil Nafas Sebanyak Tiga Kali Ketika Minum
Ketika minum dianjurkan mengambil nafas sebanyak tiga kali. Yang dimaksud mengambil nafas di sini adalah dengan menjauhkan bejana air dari mulut lalu kita mengambil nafas tiga kali, karena mengambil nafas di dalam bejana merupakan suatu yang dilarang.
Dalam hadits Anas bin Malik, ia berkata,
كان رسولُ اللهِ صلَّى اللهُ عليه وسلَّمَ يتنفَّسُ في الشرابِ ثلاثًا ، ويقول : إنه أَروى وأبرأُ وأَمرأُ
"Rasulullah biasanya mengambil nafas sebanyak tiga kali sewaktu minum, dan beliau bersabda, 'Sesungguhnya hal ini akan lebih menghilangkan rasa dahaga, lebih menjaga dan lebih bermanfaat.' Anas berkata, 'Maka saya mengambil nafas tiga kali ketika minum." (HR. Al Bukhari 5631, Muslim 2028, dan ini adalah lafadz Muslim).
Syaikhul Islam Ibnu Taimiyah berkata: "ini adalah dalil dianjurkannya bernafas 3 kali ketika minum" (Majmu’ Al Fatawa, 32/208). Maka jelaslah bahwa hal ini hukumnya sunnah, tidak sampai wajib. Karena hukum asal dari perbuatan Rasulullah Shallallahualaihi Wasallam adalah sunnah.
Lalu bagaimana cara yang benar?
Caranya adalah meneguk air, lalu berhenti dan keluarkan nafas di luar gelas, lalu teguk lagi, lalu berhenti dan keluarkan nafas di luar gelas, lalu teguk lagi, lalu berhenti dan keluarkan nafas di luar gelas, selesai.
11. Makan Secara Bersama-Sama
Makan bersama-sama akan mendatangkan berkah. Oleh karena itu Nabi menganjurkan kita untuk makan bersama dengan keluarga atau orang lain. Semakin bertambah jumlah yang makan, maka berkahnya akan bertambah.
Jabir bin Abdillah berkata, "Saya telah mendengar Rasulullah bersabda, 'Makanan untuk satu orang cukup untuk dua orang, makanan dua orang cukup untuk empat orang dan makanan empat orang cukup untuk delapan orang." (HR. Muslim)
Dahulu para sahabat Rasulullah pernah mengadukan kepada Nabi, "Wahai Rasulullah, sesungguhnya kami makan, namun tidak terasa kenyang."
Rasulullah bersabda, "Mungkin kalian makan secara sendiri-sendiri." Mereka menjawab, "Benar."
Maka beliau bersabda, "Berkumpullah kalian pada makanan kalian, dan sebutlah nama Allah, niscaya kalian akan diberkahi." (HR. Abu Dawud)
Adab-Adab Setelah Makan dan Minum dalam Islam
Nah, setelah adab ketika makan maka kita sekarang akan membaca adab setelah makan. Apa saja adabnya?
1. Menjilati Jari Setelah Makan
Di antara sunnah Nabi adalah menjilati jarinya setelah makan. Sebagaimana hadits di atas yang sudah kami tulis, dari Kaab bin Malik dari bapaknya, ia berkata, "Rasulullah makan, beliau mempergunakan tiga jari dan menjilati jarinya sebelum mengelapnya." (HR. Muslim)
Sebab, kita tidak tahu di mana letak berkah makanan yang sedang kita makan. Boleh jadi, berkah makanan itu ada pada sisa-sisa makanan yang menempel di jari-jari kita. Rasulullah bersabda, "Sesungguhnya kalian tidak mengetahui di manakah turunnya berkah." (HR. Muslim)
Kita sebagai seorang muslim sepantasnya meneladani sunnah Rasulullah agar mendapatkan berkah makanan berupa rasa kenyang dan diberi keselamatan dari segala gangguan serta dapat memperkuat ketaatan kepada Allah.
2. Bersyukur kepada Allah dan Berdoa kepadaNya
Adab setelah makan selanjutnya adalah hendaknya kita memuji Allah atas nikmat makanan yang telah diberikan kepada kita. Jika seorang muslim memuji Allah setelah makan, berarti ia menunjukkan rasa syukur dan pengakuannya atas nikmat Allah tersebut.
Di antara doa setelah makan yang diajarkan Nabi adalah:
الْحَمْدُ لِلَّهِ الَّذِى أَطْعَمَنِى هَذَا وَرَزَقَنِيهِ مِنْ غَيْرِ حَوْلٍ مِنِّى وَلاَ قُوَّةٍ
"Segala puji bagi Allah yang memberi makan ini kepadaku dan memberi rizki kepadaku tanpa daya dan kekuatanku." (HR. Ahmad, Abu Dawud dan Tirmidzi)
Setelah kita memujiNya, niscaya Allah akan meridhai kita.
3. Mencuci Tangan juga Adab Setelah Makan
Nabi shallallahu alaih wassalam bersabda:
عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ قَالَ قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ مَنْ نَامَ وَفِي يَدِهِ غَمَرٌ وَلَمْ يَغْسِلْهُ فَأَصَابَهُ شَيْءٌ فَلَا يَلُومَنَّ إِلَّا نَفْسَهُ
"Barangsiapa yang tidur dalam keadaan tangannya masih ada ghamr (yaitu bau daging kambing atau makanan dan belum dicuci), lalu terjadi sesuatu, maka janganlah dia menyalahkan kecuali dirinya sendiri." (HR. Ahmad dan Dawud No:3354)
Manfaat dari mencuci tangan setelah makan adalah untuk membersihkan bekas dan bau makanan yang menempel di tangan. Dari sisi kesehatan, ternyata ada jenis serangga dan hewan berbisa yang tertarik oleh bau makanan, sehingga bila kita tidak mencuci tangan setelah makan maka akan membahayakan diri kita.
4. Mencuci Mulut dan Berkumur-kumur
Berkumur-kumur setelah makan bertujuan untuk menghilangkan sisa-sisa makanan dan bau yang masih ada di mulut, sehingga tidak mengganggu orang lain ketika kita berbicara dengannya. Terlebih lagi adab ini sangat dianjurkan ketika hendak mengerjakan shalat.
Diriwayatkan dari Suwaid bin Nu'man, ia berkata, "Kami pergi bersama Rasulullah ke daerah Khaibar. Ketika sampai di daerah Shahba', beliau meminta agar makanan disuguhkan. Ternyata tidak ada makanan selain roti gandum. Setelah kami selesai makan, beliau bangkit untuk melaksanakan shalat dan berkumur-kumur, maka kami pun ikut berkumur-kumur." (HR. Bukhari).
Dan agar mulut bersih secara baik dianjurkan pula bersiwak atau gosok gigi setelah makan.
Nah itulah adab makan dan minum dalam Islam beserta dalilnya yang berhasil kami rangkum dari buku Seri Adab Islam/Abu Hudzaifah ath-Thalabi/Media Shalih/September 2015 dan juga dari situs terpercaya, muslim.or.id/konsultasisyariah.com dan rumaisha.com jika kurang lengkap kami mohon maaf. Terimakasih semoga bermanfaat buat pendidik dan peserta didik
Abu Zaid Mujahid Pendidikan Kuttab Al-Fatih
Posting Komentar untuk "Adab Makan dan Minum dalam Islam Beserta Dalilnya"
Tulis komentar di sini dan centang tombol "Notify me" atau "Ingatkan kami" agar Antum bisa melihat balasannya. Syukran