Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Widget Atas Posting

Adab Murid kepada Guru yang Wajib Diamalkan

Adab murid kepada guru merupakan bagian dari pembahasan adab menuntut ilmu dalam Islam yang sudah pernah ditulis sebelumnya, tapi kami memisahkannya karena pembahasan ini cukup panjang untuk di bahas di sana.

Baiklah langsung saja, berikut adab seorang murid terhadap gurunya atau ustadz pengajarnya:

1. Murid Harus Menghormati Gurunya


Adab Murid kepada Guru dalam menuntut ilmu

Guru adalah orang yang paling berjasa dalam penyebaran ilmu, apalagi jika yang disebarkan adalah ilmu agama Islam. Bahkan kata nabi, guru adalah pewarisnya, sebab Rasulullah shalallahu alaihi wassalam tidak mewariskan harta atau yang lainnya, kecuali ilmu. Jadi seorang pelajar sangat dianjurkan sekali menghormati gurunya dan itu salah satu adab murid saat menuntut ilmu.

Perlu diketahui bahwa semua pengajar ilmu agama Islam, baik guru iqra' sampai para ulama besar, mereka semua itu ada dalam pesan Rasulullah shalallahu alaihi wassalam, beliau bersabda, "Tidak termasuk umatku orang yang tidak menghormati yang lebih tua dan menyayangi yang lebih muda serta yang tidak mengerti hak ulama." (HR. Ahmad)

Sebagai contoh, Ibnu Abbas adalah seorang sahabat yang alim, ahli tafsir umat ini. Suatu saat ia pernah menuntun tali hewan tunggangan Zaid bin Tsabit al-Anshari dan berkata, "Seperti inilah kami diperintahkan untuk memperlakukan para ulama kami." Inilah yang dia lakukan  sebagai bentuk penghormatan kepada guru. [Kisah tersebut sudah kami tulis di artikel, Sahabat Abdullah bin Abbas Sang Tinta Umat]

Subhanallah, sungguh mulia akhlak dan adab mereka, sehingga tidaklah heran jika mereka menjadi ulama besar dari umat ini. Sungguh keberkahan ilmu mereka buah dari akhlak mulia terhadap gurunya dan pengamalannya terhadap adab menuntut ilmu.

2. Adab Pelajar Saat Duduk di Hadapan Guru


Adab Murid kepada Guru dalam menuntut ilmu

Saat sedang belajar di hadapan guru, hendaknya memperhatikan adab-adab duduk yang baik, seperti tidak membentangkan kaki, tidak bersandar, duduk rapi, tenang, tawadhu, mata tertuju pada guru, tidak tertawa keras, tidak duduk di tempat yang lebih tinggi, juga tidak membelakangi gurunya.

Di antara adab murid saat duduk di majelis ilmu adalah tidak boleh memisahkan antara dua orang yang duduk berdampingan kecuali dengan izin keduanya. Sebab hal itu dapat mengganggu keduanya. Biasanya di lembaga kami anak-anak seragam duduk bersilah melingkar berhalaqoh sampai pelajaran selesai.

Begitulah mereka diajarkan, mereka belajar sebagaimana dahulu ulama salaf belajar.

Rasulullah shalallahu alaihi wassalam bersabda, "Janganlah duduk di antara dua orang (yang duduk berdampingan) kecuali dengan izin keduanya." (HR. Ahmad dan Abu Dawud)

Di dalam majelis kita juga dilarang mengusir seseorang dari tempat duduknya, lalu dia duduk di tempat tersebut. Karena hal itu dapat menyakiti perasaan orang yang diusir dan menimbulkan pertengkaran.

Nabi bersabda, "Janganlah seseorang mengusir orang lain dari tempatnya kemudian ia duduk di situ, tetapi hendaklah ia melapangkan dan meluaskannya." (HR. Muslim)

Jika kita melihat ada teman yang baru datang, maka sebaiknya memberikan tempat duduk untuknya dengan cara bergeser sedikit, supaya teman yang baru datang tadi bisa mendapatkan tempat duduk. Sebab hal itu dapat menumbuhkan kasih sayang dan menunjukkan sikap saling menghormati.

Apabila orang lain memberinya tempat duduk maka hendaklah kalian duduk di tempat tersebut. Jika tidak demikian, maka hendaklah mencari tempat kosong.  Apabila tidak mendapatkan tempat kosong maka hendaklah duduk di belakang.

Rasulullah bersabda, "Apabila salah seorang dari kamu mendatangi majelis dan diberikan tempat kosong, maka hendaklah ia duduk di situ. Adapun jika tidak, maka hendaklah ia mencari tempat yang lebih longgar yang ia lihat lalu duduk di situ." (HR. Thabrani)

Namun kita juga harus menghindari duduk di tengah halaqah (kelompok pengajian), karena duduk di tengah halaqah dapat menghalangi pandangan temannya, sehingga dapat mengganggu dan mengusik ketenangan teman-temannya.

3. Adab Murid Saat Berbicara dengan Guru


Adab Murid kepada Guru dalam menuntut ilmu

Berbicara dengan guru yang telah mengajarkan kebaikan haruslah lebih baik dibandingkan jika berbicara kepada orang lain. Adab ini telah dicontohkan oleh Imam Abu Hanifah saat berbicara di hadapan gurunya, Imam Malik. Jika ia berada di depan Imam Malik layaknya seorang anak di hadapan ayahnya.

Para sahabat adalah murid-murid Rasulullah shalallahu alaihi wassalam. Tidak pernah kita dapati mereka beradab buruk kepada gurunya tersebut. Mereka tidak pernah memotong ucapannya atau mengeraskan suara di hadapannya. Bahkan Umar bin Khattab yang terkenal keras wataknya tak pernah meninggikan suaranya di depan Rasulullah. Sungguh inilah adab mulia murid terhadap gurunya.

Maka kami sarankan, terapkan selogan "Berbicara bergantian" di kelas masing-masing. Apabila ada anak yang masih berbicara sebaiknya guru diam, karena kita mempraktekan adab sebelum ilmu.

4. Adab Siswa Bertanya kepada Guru


Kalau kita tidak mengetahui sesuatu maka kita diperintahkan untuk bertanya kepada ahlinya, sebagaimana firman Allah dalam Qs. An-Nahl: 43.


وَمَا أَرْسَلْنَا مِنْ قَبْلِكَ إِلَّا رِجَالًا نُوحِي إِلَيْهِمْ ۚ فَاسْأَلُوا أَهْلَ الذِّكْرِ إِنْ كُنْتُمْ لَا تَعْلَمُونَ

"Dan Kami tidak mengutus sebelum kamu, kecuali orang-orang lelaki yang Kami beri wahyu kepada mereka; maka bertanyalah kepada orang yang mempunyai pengetahuan jika kamu tidak mengetahui" (Qs. An-Nahl: 43)

Dengan bertanya maka akan terobati ketidaktahuan kita serta kita akan mendapatkan ilmu. Dalam Islam bertanya memiliki sejumlah adab, di antaranya adalah pertanyaan itu harus disampaikan dengan tenang, penuh kelembutan, jelas, singkat dan padat, juga tidak menanyakan pertanyaan yang sudah diketahui jawabannya.

Selain itu dilarang bertanya sampai diizinkan oleh gurunya. Tunggulah sampai ia mengizinkan untuk bertanya. Kemudian doakanlah guru setelah mendapat jawaban darinya. Seperti mengatakan Barakallahu fiik atau Jazakallahu khairan' atau yang lainnya.

5. Mendengarkan Pelajaran yang Disampaikan Gurunya


Adab Murid kepada Guru dalam menuntut ilmu

Kasus mengabaikan penjelasan gurunya sering dilakukan oleh peserta didik, padahal perbuatan tersebut jauh dari apa yang dipraktekan oleh para ulama. Mereka sangat memperhatikan adab dalam belajar dengan diam dan mendengarkan penjelasan gurunya.

Bagaimana rasanya jika kita berbicara dengan seseorang tapi tidak didengarkan? Sungguh hati ini akan jengkel karenanya. Maka bagaimana perasaan seorang guru jika melihat muridnya tidak mendengarkan penyampaiannya? Sungguh merugilah para murid yang membuat hati gurunya jengkel.

Kita dapat mengambil pelajaran dari Yahya bin Yahya al-Laitsi, di mana ia tak beranjak dari tempat duduknya saat para kawannya keluar melihat rombongan gajah yang lewat di tengah pelajaran. Ia mengetahui tujuannya duduk di sebuah majelis adalah mendengarkan apa yang dikatakan gurunya bukan yang lain.

6. Mengikat Ilmu atau Pelajaran dengan Tulisan


Adab Murid kepada Guru dalam menuntut ilmu

Ketika sedang belajar, seorang penuntut ilmu harus mencatat pelajaran, agar ilmu yang didapatkannya tidak hilang dan terus tertancap dalam ingatannya setiap kali ia mengulangi pelajarannya.

Rasulullah shalallahu alaihi wassalam bersabda,

قَيِّدُوا الْعِلْمَ بِالْكِتَابِ

"Ikatlah ilmu dengan tulisan." (HR. Ibnu Abdul Barr/Silsilah Ash-Shahiihah no. 2026 )

Kita hidup di zaman sekarang yang sudah banyak buku buku tulis dengan harga murah. Berbeda dengan zaman dahulu. Para ulama menulis ilmu dengan sarana seadanya, bahkan ada yang menulisnya di tembok. Imam asy Sya'bi pernah berkata, "Jika dirimu mendengar faidah ilmu, maka catatlah meskipun di tembok."

7. Mendoakan Guru Salah Satu Adab Murid kepada Guru


Adab Murid kepada Guru dalam menuntut ilmu

Adab menuntut ilmu yang terakhir adalah mendoakan gurunya, karena guru adalah orang yang telah menyampaikan kebaikan kepada kita. Maka sebagai bentuk balasan kepada mereka, hendaklah kita mendoakannya. Semoga Allah membalas kebaikan mereka. Orang-orang shalih dahulu pernah menyampaikan, "Tidaklah aku mengerjakan shalat kecuali aku pasti mendoakan kedua orangtuaku dan guru-guruku semuanya."

Buat para guru mungkin bisa mengajarkan murid-murid yang masih SD, SDIT atau SMP untuk mengamalkan adab murid terhadap guru ini, supaya ilmunya kian berkah dan bermanfaat. Baiklah sekian dari kami Wassalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh. [Dirangkum dari kitab Seri Adab Belajar, Abu Hudzaifah at-thalibi dan sedikit merujuk pada sumber terpercaya seperti muslim.or.id dan rumayho.com]

Posting Komentar untuk "Adab Murid kepada Guru yang Wajib Diamalkan"