Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Widget Atas Posting

Kisah Keluarga Yasir yang Disiksa Karena Masuk Islam


Kisah Keluarga Yasir- Cerita mereka sungguh mengagumkan, dengan membacanya hati anda akan bergetar layaknya cinta pandangan pertama. Baiklah langsung saja mari kita baca bersama-sama kisah yang penuh hikmah ini.

Kisah Masuk Islamanya Ammar bin Yasir


Kisah Keluarga Yasir yang Disiksa Karena Masuk Islam

Ammar bin Yasir mendengar berita-berita dakwah yang baru dari ucapan orang banyak di Makkah. Dia pun segera membuka pendengarannya dan akalnya namun ia hanya mendapatkan berita yang simpang siur dan tidak jelas. Maka Ammar bin Yasir memutuskan untuk menemui sang pembawa risalah yakni Muhammad bin Abdullah.

Saat itu juga Ammar bin Yasir berangkat menuju rumah Arqam bin Abi Arqam, di sana dia sangat berbahagia karena bisa bertemu Nabi Muhammad dan biaa mendengar petuah beliau, semua itu membuat hatinya laksana terbang karena gembira.

Ammar memahami petunjuk Nabi yang membuat hatinya sarat dengan hikmah dan cahaya. Ammar memberikan tangannya kepada Nabi seraya berkata, "Aku bersaksi bahwa tidak ada Ilah yang berhak disembah kecuali Allah dan aku bersaksi bahwa engkau adalah hamba dan utusanNya."

Ammar Mengajak Keluarganya Masuk Islam


Setelah beliau syahadat di hadapan nabi, Ammar langsung pulang menemui ibunya yang bernama Sumayyah, dia mengajaknya kepada Islam. Ibunya pun menjawab ajakan Ammar. Kemudian ia menemui ayahnya dan mengajaknya kepada Islam, ayahnya pun langsung menjawab ajakannya juga.

Dengan keislaman keluarga yang penuh berkah ini tiga bintang telah bergabung ke dalam rombongan kafilah Islam, sinar ketiga bintang ini senantiasa meramaikan hati orang-orang mukmin sampai hari ini.

Siksaan Keluarga Yasir Dari Bani Makhzum Kafir Quraisy


Kisah Keluarga Yasir yang Disiksa Karena Masuk Islam

Berita keislaman tiga orang ini akhirnya sampai juga ke telinga bani Makhzum, mereka pun langsung naik pitam dan marah besar. Mereka bersumpah akan mengeluarkan mereka dari Islam atau menjebloskan mereka ke dalam lubang kebinasaan.

Mereka menangkap Yasir, Summayyah dan Ammar dan membawa mereka ke padang pasir Makkah, memakaikan baju besi dan menjemur mereka di bawah terik matahari. Mereka tidak memberi minum kepada ketiganya dan mereka saling memukuli ketiganya secara bergantian.

Hingga akhirnya ketika leher mereka telah mengering, keringat mereka telah habis, kulit mereka pecah-pecah dan darah mereka menetes, bani Makhzum meninggalkan ketiganya di hari itu untuk mengulanginya di hari lainnya.

Rasulullah melewati mereka pada suatu hari ketika mereka bertiga sedang disiksa. Beliau sangat berduka karena tidak mempunyai kekuatan untuk menolong mereka, beliau pun berhenti dan bersabda, "Bersabarlah wahai keluarga Yasir, sesungguhnya tempat kembali kalian adalah surga."

Maka jiwa mereka yang tersiksa menjadi tenang dan mata mereka menjadi tentram serta wajah yang mendung berganti dengan senyuman yang ceria penuh kerelaan.

Siksaan terhadap dua orang tua itu tidak berlangsung lama. Tentang Sumayyah, ketika Abu Jahal melewatinya dia sedang disiksa, maka Abu Jahal mencacinya dengan cacian yang paling buruk. Dia mengucapkan kata-kata yang sangat menyakitkan, namun Sumayyah tidak menggubrisnya. Akibatnya Abu Jahal menarik tombaknya dan menusuk Sumayyah dari arah bawah perutnya, tombak itu tembus ke punggungnya. Wanita syahid pertama dalam Islam. Cukuplah hal itu sebagai bukti kemuliaan baginya.

Adapun Yasir maka dia wafat di bawah beratnya siksaan sementara dia melafadzkan dua kalimat syahadat.

Siksaan terhadap Ammar semakin berat setelah bapak ibunya gugur sebagai syahid, para penyiksanya telah menimpakan siksaan atas dirinya melebihi semua batasan. Suatu hari Ammar menemui Nabi dalam keadaan sedih dan berduka. Dia berusaha melihat Nabi dan memberi kesejukan kepada kedua matanya. Maka Rasulullah bertanya, "Ada apa denganmu wahai Ammar?"

Ammar menjawab, "Keburukan yang banyak ya Rasulullah."

Nabi bertanya, "Apa itu?"

Ammar berkata, "Kemarin mereka menyiksaku sehingga aku ditimpa kesulitan dan beban yang sangat berat, seandainya ia menimpa sebuah gunung niscaya ia akan terbelah, kemudian musuh-musuh Allah itu tidak merasa cukup dengan menjemurku di bawah terik matahari, mereka membakar badanku dengan api. Mereka terus memaksaku untuk mencelamu dan menyanjung tuhan-tuhan mereka sehingga aku pun dengan terpaksa melakukannya."

Lalu Ammar menangis, tangisannya sungguh menyayat hati. Nabi bertanya kepadanya, "Bagaimana kamu mendapati hatimu wahai Ammar?"

Ammar menjawab, "Aku mendapatinya dalam keadaan tenang di atas kalimat tauhid ya Rasulullah."

Rasulullah bersabda, "Tidak mengapa atasmu, jika mereka akan menyiksamu kembali maka ulangilah apa yang kamu lakukan."

Sehingga Allah memuliakan Ammar dan keluarganya dengan menurunkan firmanNya dalam surat an-Nahl ayat 106.

Kisah Ammar bin Yasir Setelah Hijrah


Kisah Keluarga Yasir yang Disiksa Karena Masuk Islam

Manakala Rasulullah mengizinkan para sahabatnya hijrah ke Madinah, Ammar bin Yasir berada di barisan terdepan. Begitu dia sampai di Quba' di mana orang-orang Muhajirin singgah, Ammar mengajak mereka membangun masjid sebagai tempat mereka untuk mendirikan shalat maka mereka menjawab ajakannya. Masjid yang dibangun Ammar bin Yasir adalah masjid pertama yang dibangun dalam Islam, hal itu cukup sebagai bukti keutamaan dan kemuliaan baginya.

Tatkala Rasulullah hijrah ke Madinah, Ammar menjadi bertambah tenang. Dia berbahagia, kebahagiaan orang yang mencintai kekasihnya. Nabi membalas cinta Ammar dengan cinta pula. Jika Ammar datang maka Nabi menyambutnya dengan mengucapkan, "Ath Thayyib al Muthayyib telah hadir."

Di dalam perang Badar, Ammar berperang di bawah panji-panji Rasulullah sebagai seorang pemberani. Dialah satu-satunya mukmin yang terjun di perang tersebut, sementara bapak ibunya adalah dua orang syahid.

Tatkala Rasulullah wafat, kebanyakan orang-orang Arab menjadi murtad, Ammar mencetak keteladanan sikap yang terpuji di perang Yamamah

Hal itu terjadi ketika korban dari pihak Rasulullah sudah sangat banyak jumlahnya, tangan-tangan kematian mulai mengambil para penghafal al Quran, bumi yang dipijak oleh kaum muslimin bergoncang. Saat itu Ammar bin Yasir berdiri di sebuah batu besar, telinganya terpotong namun masih tergantung di tempatnya. Ammar berkata, "Wahai kaum muslimin, apakah kalian berlari dari surga? Kemarilah, kemarilah wahai kaum muslimin."

Kemudian Ammar berjalan di depan kaum muslimin sementara telinganya tergoyang-goyang di pipinya. Maka semangat kaum muslimin pun kembali berkobar. Mereka menyerang dengan kuat sehingga Musailamah terbunuh dan penduduk Yamamah pun kembali kepada agama Allah.

Tatkalah khilafah dipegang Umar bin Khattab, dia menjadikan Ammar bin Yasir sebagai gubernur Kufah dan mengirimkan Abdullah bin Mas'ud bersamanya, Umar menulis kepada penduduknya, "Sesungguhnya aku mengutus Ammar kepada kalian sebagai gubernur dan Abdullah bin Mas'ud sebagai pendidik dan pendampingnya. Keduanya termasuk sahabat Nabi kalian Muhammad yang terpilih, dengarkan keduanya dan teladani keduanya."

Beberapa saat kemudian, Umar pun berubah niat sehingga dia menjauhkan Ammar dari jabatan gubernur. Manakala Umar bertemu dengannya dalam sebuah kesempatan. Dia bertanya kepadanya, "Apakah kamu marah terhadap apa yang aku lakukan terhadapmu wahai Ammar?"

Ammar menjawab, "Demi Allah, aku lebih marah manakala engkau mengangkatku sebagai gubernur daripada ketika engkau mencopotku."

Baiklah itu saja kisah keluarga yasir khususnya sahabat Ammar bin Yasir. Semoga Allah Taala meridhoi beliau, karena dirinya penuh dengan iman dan semoga Allah meridhai Yasir dan Sumayyah, rumah mereka adalah rumah iman.

Sumber: shuwaru min hayatish shahabah, Dr. Abdurrahman Ra'fat Basya.

Posting Komentar untuk "Kisah Keluarga Yasir yang Disiksa Karena Masuk Islam"