Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Widget Atas Posting

Sejarah Fathu Makkah Penaklukan Kota Makkah (Lengkap)

Sejarah fathu makkah merupakan salah satu sejarah terbesar dalam Islam, yang dengannya Allah memuliakan agamaNya, RasulNya dan para pasukan kaum muslimin pada saat itu. Peristiwa ini benar-benar membuat manusia berbondong-bondong masuk Islam, sehingga wajah bumi berseri-seri memancarkan keceriaan.

Mari bersama-sama menyimak kisah fathul makkah yang penuh hikmah ini. Supaya kita bisa merasakan kemenangan kaum muslim yang begitu hebat:

Latar Belakang dan Sebab Terjadi Peristiwa Fathu Makkah


Sejarah Fathu Makkah Kisah Penaklukan Kota Makkah

Cerita sejarah Fathu Makkah ini dimulai saat terjadinya peristiwa hudaibiyah di tahun 6 H. Dimana saat itu di kota Makkah terdapat dua suku yang saling bermusuhan sejak lama. Dua suku itu adalah suku Baker dan suku Khuza'ah. Kedua itu juga memiliki karakter yang berbeda, yaitu suku Baker suka melakukan kesyirikan sedangkan suku Khuza'ah menjadi sekutu kaum muslimin dan tidak suka melakukan kesyirikan.

Sehingga sejak perjanjian Hudaibiyah tersebut kedua suku tidak diperbolehkan lagi saling menyerang dan saling membunuh. Tetapi dengan liciknya suku Baker malah mengambil kesempatan damai ini untuk menyerang suku Khuza'ah. Dikisahkan bahwa setelah berencana menyerang suku Khuza'ah, suku Baker langsung sigap untuk menyiapkan pasukan yang mereka miliki.

Tapi rencana suku Baker ini ternyata sudah didengar oleh orang-orang Quraisy, maka dengan senang hati mereka pun langsung memberikan bantuan berupa senjata kepada suku Baker, karena situasi ini sangat menguntungkan kafir Quraisy dan merugikan kaum muslimin.

Setelah ada pemberian bantuan dari kafir Quraisy, suku Baker merasa mendapatkan tambahan kekuatan untuk melancarkan serangannya.

Pada bulan Sya'ban tahun 8 H (2 tahun setelah perjanjian hudaibiyah), suku Baker yang dipimpin oleh Naufal bin Muawiyah menyerang perkampungan Khuza'ah. Mereka melakukan serangan di malam hari. Mengapa di malam hari? Ya, mereka melakukan itu di malam hari agar tidak diketahui oleh kaum muslimin di Madinah. Karena sebenarnya mereka sadar jika perbuatan mereka itu melanggar perjanjian, makanya suku Bakar memilih menyerangnya di malam hari.

Nah, dari sinilah latar belakang sebab terjadinya perang Fathu Makkah.

Setelah penyerangan selesai, rupanya salah satu dari suku Khuza'ah cepat-cepat pergi menuju Madinah untuk memberi tahu kepada Rasulullah tentang kejadian yang dialaminya. Dia adalah Amr bin Salim, beliau menemui nabi dan mengabarkan apa yang telah menimpa orang-orang Bani Khuza'ah dan bantuan yang diberikan Kafir Quraisy terhadap Bani Bakar. Sehingga Rasulullah pun mengetahui pengkhianatan suku Baker tersebut melalui sahabat Amr bin Salim al Khuza'i.

Kekhawatiran Kafir Quraisy atas Pengkhianatannya


Tidak diragukan lagi bahwa perbuatan suku Bakar dan Kafir Qurasiy ini merupakan pengkhianatan yang nyata. Bahkan Mereka sangat menyadari jika mereka telah berkhianat. Setelah selesai penyerangan, muncullah rasa takut di hati mereka. Mereka benar-benar takut jika Rasulullah shalallahu alaihi wassalam akan mengetahui pengkhianatan mereka ini, yang kemudian akan mengakibatkan penyerangan kota Makkah.

Akhirnya para tokoh Makkah itu mengadakan pertemuan. Mereka mencari jalan keluar agar Rasulullah tidak menyerang kota Makkah dan mereka bersepakat untuk mengutus Abu Sufyan ke Madinah, untuk memohon agar mau memperbarui perjanjiannya sebelum nabi mengetahui kejadian Bani Bakar. Padahal nabi sendiri sudah mengetahuinya dari sahabat Amar.

Singkat cerita, Abu Sufyan pun diutus ke Madinah untuk menemui Rasulullah shalallahu alaihi wassalam dan membujuk beliau agar tidak menyerang kota Makkah. Namun Rasulullah tidak mempedulikannya, lalu Abu Sufyan pergi menemui Abu Bakar (Abu Qahafah) tetapi juga tidak mendapatkan solusi.

Kemudian Abu Sufyan mendatangi Umar bin Khattab, tapi yang dia dapatkan hanyalah kemarahan dari Umar, beliau berkata, "Demi Allah sungguh aku akan memerangi kalian semua."

Maka akhirnya Abu Sufyan menemui Ali bin Abi Thalib, dan Fatimah namun tetap saja tidak mendapatkan jawaban. Melainkan Ali adalah orang yang paling lemah lembut dan memberikannya masukan.

"Nasi sudah menjadi bubur" itulah pribahasa yang cocok untuk kafir Quraisy. Setelah mendapat penolakan dimana-mana, kafir Makkah merasa ketakutan jika Rasulullah benar-benar menyerang kota Makkah.

Strategi Pembukaan Kota Maklah Dimulai


Sejarah Fathu Makkah Kisah Penaklukan Kota Makkah

Dengan kedatangan Amr yang disusul oleh Abu Sufyan ke Madinah membuat Rasulullah semakin yakin jika telah terjadi pelanggaran perjanjian hudaibiyah. Maka beliau pun langsung memerintahkan seluruh sahabat Madinah agar mempersiapkan diri untuk melakukan penyerangan terhadap suku Quraisy di Makkah alias menaklukkan kota Makkah.

Beliau juga memerintahkan untuk merahasiakan rencana ini, jangan sampai terdengar oleh suku-suku Arab lainnya. Beliau tidak mau rencana penyerangan ini bocor dan terdengar oleh penduduk Makkah.

Ternyata ada seorang sahabat yang berkhianat, ia bernama Hathib bin Abi Balta'ah, dia menulis surat kepada orang-orang Quraisy Makkah. Surat itu berisi pemberitahuan bahwa Rasulullah shalallahu alaihi wassalam dan para sahabat akan melakukan penyerangan kota Makkah. Kemudian surat itu diserahkan kepada seorang perempuan dan memintanya untuk menyerahkannya kepada penduduk Makkah.

Namun surat tersebut tidak sampai pada orang-orang Makkah. Sebab Allah telah melindungi Rasulullah shalallahu alaihi wassalam dan kaum muslimin. Mengapa suratnya tidak sampai??

Karena saat itu Malaikat Jibril datang menemui Rasulullah shalallahu alahu wa sallam dan mengabarkan bahwa ada seorang wanita yang membawa surat bocoran rencana penyerangan kota Makkah. Malaikat Jibril menyuruh Rasulullah untuk menjemput dan menangkap wanita itu di daerah Raudhah Khakh. Beliau langsung mengutus empat orang sahabat untuk menjemput dan menangkap wanita tersebut. Keempat sahabat tersebut adalah Ali bin Abi Thalib, Miqdad, Zubair bin Awwam dan Abu Murdhid al Ghanawi.

Beliau bersabda, "Segeralah pergi hingga kalian tiba di Raudhah Khakh, di sana ada seorang wanita yang membawa selembar surat yang ditujukan kepada kafir Quraisy"

Maka keempat sahabat itupun langsung melaksanakan perintah Rasulullah dan segera menuju Makkah. Ketika mereka sampai di Raudhah Khakh, mereka menemukan wanita yang dimaksud. Pada awalnya wanita itu tidak mau mengakui, tetapi Ali bin Abi Thalib memaksanya untuk mengeluarkan surat tersebut. Dengan penuh rasa takut, wanita itu mengeluarkan suratnya dari balik rambutnya.

Keempat sahabat itu membawa wanita ini kembali ke Madinah dan menghadap Rasulullah shalallahu alaihi wassalam. Setelah surat itu dibuka ternyata yang menulis adalah Hathib bin Abi Balta'ah. Hal ini membuat para sahabat marah, sampai Umar berkata, "Wahai Rasulullah izinkan aku menghabisinya, dia telah berkhianat."

Namun Rasulullah shalallahu alaihi wassalam memaafkan Hathib, karena ia ikut perang Badar. Sedangkan Allah telah mengampuni dosa-dosa para sahabat yang ikut perang Badar. Setelah mendengar itu, Umar menangis dan berkata, "Sungguh hanya Allah dan RasulNya yang lebih mengetahui"

Sebenarnya Hathib tidaklah murtad dan tidak juga munafik, namun dia hanya takut jika keluarganya yang di Makkah terjadi sesuatu karena penyerangan Makkah, sehingga dia pun terpaksa mengirim surat tersebut.

Kisah Pembukaan Kota Makkah Dimulai


Sejarah Fathu Makkah Kisah Penaklukan Kota Makkah

Tiba saatnya tragedi fathu makkah dimulai, tepatnya pada tanggal 10 Ramadhan tahun 8 H, Rasulullah shalallahu alaihi wassalam pergi meninggalkan Madinah menuju Makkah. Beliau pergi dengan menyertakan pasukan yang sangat besar, yaitu sebanyak 10.000 sahabat Muhajirin dan Anshar yang ada di Madinah.

Karena berangkat di bulan Ramadhan, maka Rasulullah shalallahu alaihi wa sallam dan para sahabat ketika itu sedang berpuasa. Saat mereka sampai di Kadid, beliau dan para sahabat berbuka puasa terlebih dahulu baru melanjutkan perjalanan.

Malam pun tiba, mereka beristirahat di daerah Marru Zhahran. Di sana Rasulullah shalallahu alaihi wassalam dan para sahabat menyalakan api unggun.

Adapun keadaan penduduk Makkah dilanda kekhawatiran, dari mereka mengutus tiga orang, yakni Abu Sufyan Hakim bin Hizam dan Badil bin Warqa'. Ketiga utusan Quraisy tersebut bertugas mengawasi daerah perbatasan kota Makkah. Mereka takut kalau Rasulullah shalallahu alaihi wassalam dan para sahabat menyerang mereka.

Ketika tiga orang itu keluar kota Makkah dan melewati daerah Marru Zhahran, mereka bertemu dengan paman Rasulullah shalallahu alaihi wassalam yang bernama Abbas bin Abdul Muthalib dan waktu itu Abbas sudah masuk Islam. Tiga orang itu pun melihat api yang sangat banyak. Abu Sufyan berkata, "Saya tidak pernah melihat api yang begitu banyak melebihi malam ini."

Badil menyahut, "Itu kemah-kemah tentara suku Khuza'ah. Mereka ingin membalas dendam kepada suku Quraisy."

Abu Sufyan langsung menjawab, "Tidak mungkin mereka itu suku Khuza'ah, api itu jumlahnya sangat banyak."

Abbas berkata, "Itu Rasulullah shalallahu alaihi wasallam dan pasukannya. Besok pagi penduduk Makkah akan hancur." Perkataan Abbas tersebut seolah-olah menjadi petir di siang bolong bagi kafir Quraisy.

Maka Abu Sufyan pun meminta saran pada Abbas, dan dia berkata, "Lantas apa yang harus kita lakukan?"

Abbas menjawab, "Mari kita temui Rasulullah."

Abbas dan Abu Sufyan pun pergi menemui Rasulullah shalallahu alaihi wasallam dengan mengendarai keledai. Di hadapan nabi, Abu Sufyan tidak mengucapkan sepatah katapun dan Rasulullah shalallahu alaihi wa sallam hanya tersenyum. Bahkan beliau sangat berharap Abu Sufyan masuk Islam. Untuk itu, Rasulullah shalallahi alaihi wa sallam meminta pamannya, Abbas mengajak Abu Sufyan beristirahat di tendanya dan memintanya untuk menemuinya di pagi hari.

Keesokan harinya, Abbas datang bersama Abu Sufyan menemui Rasulullah. Kedatangan Abu Sufyan sangat diharapkan Rasulullah, karena beliau berharap agar ia masuk Islam. Ketika Abu Sufyan sudah di hadapan Rasulullah, beliau mendakwahinya dan mengajaknya masuk Islam.

Rasulullah pun menjelaskan kepada Abu Sufyan tentang ajaran Islam. Tidak lama kemudian, Abu Sufyan yang selama ini membenci Islam dan Rasulullah mengucapkan syahadat di hadapan Rasulullah dan paman beliau, Abbas.

Al Abbas berkata pada Rasulullah, "Wahai Rasulullah, Abu Sufyan adalah orang yang suka membanggakan diri. Maka berilah dia sesuatu."

Beliau bersabda, "Benar, barangsiapa yang memasuki rumah Abu Sufyan, maka dia aman, siapa yang memasuki masjidil haram maka dia aman."

Maksudnya jika rombongan nabi Muhammad shalallahu alaihi wassalam masuk Makkah, jangan sampai penduduk Makkah itu menghalangi mereka, jika ada yang menghalanginya, beliau dan para sahabat akan memeranginya. Nabi ingin menaklukkan Makkah dengan kedamaian.

Kemudian di hari Selasa tanggal 17 Ramadhan tahun 8 H, Rasulullah shalallahu alaihi wasallam meninggalkan Marru Az-Zhahran menuju Makkah. Beliau memerintahkan Al Abbas untuk menahan Abu Sufyan di ujung jalan tembus melewati gunung, hingga pasukan Allah lewat di sana, dengan begitu Abu Sufyan bisa melihat jumlah seluruh pasukan muslimin.

Setelah semua pasukan Rasulullah telah melewati Abu Sufyan, Al-Abbas berkata padanya, "Segeralah temui kaummu."

Maka Abu Sufyan segera masuk Makkah dan berteriak dengan suara lantang, "Wahai semua orang Quraisy, itu Muhammad telah mendatangi kalian, yang tak sanggup kalian hadang. Barangsiapa masuk rumah ku maka dia aman."

Istrinya Abu Sufyan, Hindun menemuinya, memegang kumisnya lalu berkata, "Bunuhlah orang yang gendut dan gembrot. Sungguh amat buruk orang yang lebih dulu datang ke sini."

Abu Sufyan menjawab, "Jangan kalian terpedaya dengan ucapan semacam ini. Sesungguhnya dia telah datang dengan kekuatan yang tak kan mungkin  sanggup kalian lawan. Barangsiapa yang masuk ke rumahku maka dia aman."

Mereka menyahut, "Semoga Allah memusuhimu. Apa yang berguna bagi kami dari rumah itu?!"

Abu Sufyan berteriak lagi, "Barangsiapa menutup pintunya maka dia aman. Barangsiapa masuk masjid maka dia aman."

Akhirnya orang-orang berpencar ke rumah masing-masing dan ada pula yang masuk masjid. Mereka berpencar dengan terburu-buru. Namun ada sebagian dari mereka yang berniat untuk menghadang pasukan Rasulullah shalallahu alaihi wassalam. Mereka adalah Ikrimah bin Abu Jahal, Shafwan bin Umayyan dan Suhail bin amr.

Mereka telah menyiapkan senjata dan sedikit pasukan untuk memerangi pasukan Rasulullah yang akan memasuki Makkah.

Sedangkan Rasulullah dan pasukannya terus berjalan menuju kota Makkah hingga tiba di daerah Dzu Thuwa. Beliau saat itu sedang menundukkan pandangannya karena menunjukkan ketundukan kepada Allah saat melihat kemenangan yang dianugrahkan Allah.

Komandan Pasukan Penaklukan Kota Makkah


Di daerah Dzu Thuwa, Rasulullah membagi pasukannya menjadi lima kelompok mereka akan memasuki Makkah melalui jalan yang berbeda-beda, dan setiap kelompok dipimpin oleh seorang komandan perang. Kelima komandan tersebut adalah:

Sejarah Fathu Makkah Kisah Penaklukan Kota Makkah

  • Komandan Khalid bin Walid

Beliau akan memasuki sebelah kanan kota Makkah bersama Bani Aslam, Sulaim, Ghifar, Muzainah, Juhainah dan beberapa kabilah arab lainnya.

Rasulullah shalallahu alaihi wassalam memerintahkan pasukan Khalid bin Walid masuk dari dataran rendah Makkah. Beliau bersabda, "Jika ada orang Quraisy yang menghadang kalian, maka perangilah mereka dan tunggulah kedatanganku di Shafa."
  • Komandan Zubair bin Awwam

Zubair bin Awwam akan memasuki sebelah kiri Makkah. Rasulullah shalallahu alaihi wassalam memerintahkannya agar masuk Makkah dari dataran tinggi, tepatnya daerah Qada'.  Beliau memerintahkan untuk menancapkan benderanya di Al-Hajun dan tidak boleh meninggalkan tempat itu hingga beliau tiba di sana.
  • Pasukan Abu Ubaidah bin Jarrah

Abu Ubaidah bersama beberapa orang tanpa membawa senjata diperintahkan untuk masuk langsung ke tengah lembah hingga masuk Makkah di depan Rasulullah.
  • Pasukan Rasulullah Shalallahu Alaihi Wassalam

Pasukan nabi akan langsung masuk Makkah lewat daerah Kida' yang nantinya akan bertemu pasukan Abu Ubaidah
  • Pasukan Qaisy bin Sa'ad

Beliau memimpin kaum Anshar, dan Rasulullah memerintahkan kepada seluruh komandan untuk tidak membunuh siapa pun dari penduduk Makkah, kecuali ada yang menghalanginya.

Masing-masing satuan pasukan Islam bergerak melewati jalan yang telah ditetapkan untuk masuk Makkah. Siapapun yang menghadang Khalid bin Walid dan teman-temannya, tentu akan dilibas.

Tapi saat perjalanan, ada dua orang pasukan Khalid yang wafat, hal itu karena mereka tersesat dari induk pasukan sehingga melewati jalan lain dan dibunuh orang Quraisy.

Di sisi lain, Ikrimah bin Abu Jahal, Shafwan dan lainnya menghadang Khalid bin Walid. Akhirnya terjadilah perang sebentar, Khalid bin Walid berhasil membunuh 12 orang kaum musyrikin sedangkan yang lain kabur melarikan diri masuk ke dalam rumah masing-masing. Salah satu yang kabur adalah komandannya, Ikrimah bin Abu Jahal, silakan baca kisahnya di situs abanaonline.com.

Pasukan Khalid pun melanjutkan menuju ke Makkah dan menunggu Rasulullah di Shafa, begitu juga dengan pasukan Zuabir. Mereka terus memasuki Makkah dan menancapkan bendera di al-Hujun, di tempat dilakukannya sujud saat penaklukan dan tetap berada di sana hingga Rasulullah shalallahu alaihi wasallam datang.

Keberhasilan Fathul Makkah (Penaklukan Kota Makkah)


Sejarah Fathu Makkah Kisah Penaklukan Kota Makkah

Akhirnya kota Makkah yang selama ini dikuasai suku Quraisy, dengan izin Allah, pada 20 Ramadhan tahun 8 H berhasil dikuasai oleh Rasulullah shalallahu alaihi wassalam dan para sahabat.

Rasulullah memasuki kota Makkah tanpa ada perlawanan sedikit pun, begitu juga para sahabat lainnya. Kecuali pasukan Khalid bin Walid, mereka sedikit mendapatkan perlawanan di daerah Khandamah dari pasukan Ikrimah. Namun berhasil dikalahkan dengan mudah, penduduk Makkah benar-benar ketakutan, mereka berada di rumahnya masing-masing.

Tragedi Penghancuran 360 Berhala di Makkah


Setelah masuk kota Makkah, rombongan Rasulullah langsung menuju ke daerah Shafa, dan di sanalah lima komandan tadi berkumpul jadi satu. Akhirnya mereka pun berjalan ke Ka'bah dan melakukan tawaf.

Sejarah Fathu Makkah Kisah Penaklukan Kota Makkah

Tapi pada saat itu Ka'bah dipenuhi dengan 360 berhala dari peninggalan orang-orang musyrikin Quraisy. Maka tidak ragu-ragu Rasulullah dan para sahabat langsung menghancurkan berhala-berhala tersebut hingga tidak ada yang tersisa, bahkan berhala paling besar juga dihancurkan (Manat, Uzza, dan Latta). Kemudian Rasulullah memasuki Ka'bah dan menghancurkan juga berhala yang di dalam, setelah bagian dalam bersih, nabi pun solat 2 rakaat di dalam Ka'bah.

Sejak itu, Makkah menjadi kota suci, kota kebanggaan kaum muslimin sedunia dan sepanjang masa. Rasulullah berhasil membebaskan kota Makkah dari genggaman kafir Quraisy. Inilah yang disebut sebagai Fathul Makkah.

Baca juga:  Kisah Perang Khaibar yang Sengit Melawan Kaum Yahudi

Akhirnya kemenangan kaum muslimin ini membawa kebaikan bagi dunia. Orang-orang Makkah dan yang di luar Makkah masuk Islam secara berbondong-bondong. Inilah kemenangan dan kejayaan Islam dengan kekuatan Iman dan akhlak mulia.

Sekian kisah sejarah fathu makkah, lengkap dengan petanya. Semoga bisa membawa hikmah bagi kita semua khususnya bagi anak-anak di sekolah maupun di rumah. [Dirangkum dari kitab ar-Rahiqul Makhtum, Syaikh Syafiyurrahman Al-Mubarakfuri dan kitab Pembebasan Kota Makkah, Nizar Saad Jabal, Qids Perisai Quran]

1 komentar untuk "Sejarah Fathu Makkah Penaklukan Kota Makkah (Lengkap)"

Unknown 12 Oktober 2022 pukul 22.26 Hapus Komentar
terima kasih sangat membantu