Adab dan Keutamaan Orang Sakit Beserta Dalilnya yang Shohih
Adab orang Sakit dan keutamaan orang yang sakit- Assalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh, semua manusia yang ada di dunia pasti akan merasakan sehat dan sakit. Mulai dari yang ringan sampai yang berat. Namun yang terpenting adalah bagaimana cara menghadapi keduanya. Karena kedua kondisi tersebut merupakan ujian dari Allah.
Apa yang seharusnya kita lakukan jika terserang penyakit? Apakah mengeluh? Apakah marah-marah?
Bagi orang beriman, kondisi sakit dan sehat harus dijalani sesuai dengan petunjuk Allah dan RasulNya, sehingga keduanya membuahkan kebaikan bagi pelakunya. Orang beriman menjalani sakit dengan sabar dan menjalani sehat dengan bersyukur.
Dari Suhaib radiyaallahuanhu Rasulullah shalallahu alaihi wassalam bersabda, "Sungguh menakjubkan perkara bagi orang yang beriman, karena segala urusannya baik baginya. Dan hal itu tidak akan didapat kecuali hanya pada orang mukmin, yaitu:
a). Jika ia mendapatkan kebahagiaan, ia bersyukur. Karena (ia mengetahui) hal tersebut merupakan yang terbaik untuknya.
b). Dan jika ia tertimpa musibah maka ia bersabar, karena (ia mengetahui) hal tersebut merupakan hal terbaik baginya." (HR. Muslim, Kitab Al-Zuhud wa Al-Raqa'iq, Bab Al-Mu'min Amruhu Kulluhu Khair, hadits no 2999, Shohih).
Dari hadits nabi yang shahih di atas menunjukkan perintah bagi orang Islam agar memperhatikan etika-etika atau adab-adabnya ketika sakit. Maka dari itu di sini kami akan mengulasnya supaya nanti bisa digunakan sebagai media pendidikan anak-anak atau bisa bermanfaat bagi kaum muslimin seluruhnya.
Di antara keutamaan sakit adalah:
Keutamaan orang yang sakit pertama adalah sebagai penghapus dosa-dosa kita. Hal ini merupakan salah satu di antara keagungan dan karunia Allah. Karena ternyata sakit yang kita alami dapat menghapus dosa. Dengan catatan bila kita menjalaninya dengan mengharap pahala dari Allah dan bersabar.
Rasulullah shalallahu alaihi wassalam bersabda, "Tidaklah seorang mukmin tertimpa suatu kesusahan, kepayahan, rasa sakit dan kesedihan, hingga sebuah kemurungan yang menimpanya, melainkan Allah akan menghapuskan karenanya sebagian dari dosa dosanya." (HR. Muslim no. 2573)
Subhanallah, ini adalah limpahan kabar gembira untuk kita. Sakit apa saja yang sedang tertimpa pada kita adalah salah satu sarana untuk menghapus dosa. Bahkan kemurungan, kesedihan dan apa saja yang kita rasakan juga bisa menghapus dosa.
Ketika sedang sakit sehingga rasa sakit tersebut menghalangimu melakukan ketaatan, padahal ketika sehat kita berada dalam ketaatan. Maka Allah akan tetap menulis bagimu ketaatan tersebut seakan akan kamu melakukannya. Nabi bersabda,
"Bila seorang hamba sakit atau menempuh perjalanan, maka akan ditulis baginya apa yang biasa dilakukan saat mukim dan sehat." (Hadits Bukhari No.2774)
Tapi meski sakit hendaknya tetap berusaha untuk melakukan ketaatan dan jangan menyepelekannya serta jangan bermalas malasan saat kalian sehat.
Keutamaan orang yang sakit selanjutnya ialah dapat mengangkat derajat kita yang sedang sakit. Rasulullah shalallahu alaihi wassalam bersabda,
"Bila seorang hamba telah ditetapkan baginya sebuah kedudukan dari Allah yang tidak mampu diraih dengan amalannya, maka Allah akan mengujinya pada tubuh, harta atau anaknya. Kemudian Allah akan menjadikannya bersabar menghadapinya, hingga Allah menghantarkannya kepada derajat yang telah ditetapkan baginya dari Allah." (HR. Abu Dawud)
Sekiranya orang sakit mengetahui apa yang telah disiapkan oleh Allah untuknya dan kebaikan di balik ujian ini, tentu ia tidak akan gelisah dan cemas. Bahkan ia akan bersabar dan mengharap pahala.
Salah satu keutamaan sakit adalah nabi juga pernah sakit. Ya kita tahu semua orang pasti pernah merasakan sakit. Jadi Nabi Muhammad juga pernah mengalami sakit.
Abu Said al Khudri pernah mengatakan,
"Aku pernah menemui Nabi yang sedang mengalami demam. Aku meletakkan tanganku di atas tubuh beliau dari atas selimut dan aku mendapati rasa panas di antara kedua tanganku. Maka aku katakan, 'Wahai Rasulullah, betapa beratnya yang engkau alami.'
Beliau bersabda, 'Kami diberi ujian yang berlipat ganda dan akan dilipatgandakan pula pahalanya.'
Aku bertanya, 'Wahai Rasulullah, siapakah yang paling berat ujiannya?'
Beliau menjawab, 'Para Nabi.'
Aku bertanya lagi, 'Wahai Rasulullah, lalu siapa lagi?'
Beliau menjawab, 'Orang orang shalih. Salah seorang dari mereka akan diberi ujian dengan kefakiran, hingga salah seorang dari mereka tidak mendapati sesuatu pun selain kain selimut yang ia pegang. Di antara mereka ada yang dilapangkan dengan ujian, sebagaimana salah seorang dari kalian dilapangkan dengan kecukupan." (HR. Ibnu Majah)
Subhanaallah, itulah 5 manfaat atau keutamaan orang sakit. Kemudian setelahnya adalah adab-adab ketika sakit:
Di antara akhlak dan etika orang sakit sebagai berikut:
Sudah jelas sekali bahwa seorang yang sakit harus bersabar. Sebab kesabaranmu menahan penderitaan dan rasa sakit adalah sarana agar kamu mendapat pahala dari Allah. Sesungguhnya Allah tidak mengujimu melainkan untuk melihat kesabaranmu, lalu memberi ganjaran pahala kepadamu.
Bisa dikatakan sabar dalam menahan sakit, jika ia melakukan dalam 3 hal di bawah ini:
Seperti yang sudah kami singgung di atas, yakni orang sakit hendaknya jangan berkeluh kesah. Allah telah berfirman dalam Qs. Shad: 41,
Artinya: Dan ingatlah akan hamba Kami Ayyub ketika ia menyeru Rabbnya, 'Sesungguhnya aku diganggu setan dengan kepayahan dan siksaan. (Shad: 41)
Coba kita cermati perkataan Nabi Ayyub di atas. Sungguh menakjubkan, dimana beliau tidak mengatakan, 'Ya Allah Engkau telah membuatku sakit.' dan tidak pula, 'Ya Allah Engkau telah membuatku bosan dengan penyakit ini.' Namun Nabi Ayyub mengatakan, "Sesungguhnya aku diganggu setan."
Padahal saat itu sakit yang diderita Nabi Ayyub sangatlah parah, beliau tidak mengeluh. Beliau jalani sakitnya dengan penuh kesabaran. Dengan kesabaran dan ketawakalan kepada Allah akhirnya Allah berikan kesembuhan kepadanya. Subhanaallah, semoga kita bisa meniru akhlak beliau alaihissalam.
Adab sakit yang kedua ini hampir mirip dengan yang di atas. Di saat sakit, orang Islam dilarang mencela sakit yang sedang menimpa. Sebab,mencela dan menyalahkan sakit itu tandanya tidak sabar dalam menjalaninya. Padahal di saat sakit kita dianjurkan tetap bersabar dan tawakal kepada Allah.
Jabir bin Abdullah pernah menyampaikan bahwasannya Rasulullah shalallahu alaihi wassalam pernah menjenguk Ummu Saib, lantas bertanya, "Wahai Ummu Saib, kenapa engkau menggigil?"
Ia menjawab, 'Demam, mudah mudahan Allah tidak memberkatinya." Beliau bersabda, "Janganlah engkau mencela demam, karena ia dapat menghilangkan dosa dosa anak adam seperti tungku pandai besi menghilangkan karat besi." (HR. Muslim)
Kita dianjurkan agar tidak berangan-angan mati ketika rasa sakit menimpa. Sebab kita tidak tahu rahasia apa di balik sakit yang kita rasakan sedangkan Allah Maha Tahu tentang kebaikan yang akan diberikan kepada orang sakit. Jadi seberapapun parahnya sakit, kita tidak boleh meminta atau berangan angan mati.
Nabi bersabda,
Artinya: Janganlah seseorang di antara kamu menginginkan mati lantaran suatu gangguan yang menimpanya. Apabila harus dilakukannya, maka ucapkanlah: "Ya Allah, hidupkanlah aku selama kehidupan itu lebih baik bagiku, dan matikanlah aku apabila kematian itu lebih baik bagiku." (HR. Bukhari)
Inilah adab orang sakit yang terakhir, "berobatlah saat sakit". Dengan berobat, kita mengharapkan kesembuhan kepada Allah agar nanti dapat melanjutkan kembali amal ibadah kita. Dari Abu Darda, Rasulullah shalallahu alaihi wassalam bersabda,
"Sesungguhnya Allah menurunkan penyakit beserta obatnya dan Dia telah menetapkan bagi setiap penyakit obatnya, maka janganlah berobat dengan perkara yang haram." (HR Abu Dawud No:3372, dinilai dhaif oleh sebagian ulama)
Baca juga: 8 adab menjenguk orang sakit dalam Islam
Alhamdulillah, akhirnya usai juga pembahasan adab-adab orang sakit dalam Islam beserta keutamaan-keutamaannya. Mari kita amalkan dan ajarkan kepada anak didik kita di sekolah ataupun di rumah. Semoga anak keturunan kita tumbuh sebagai orang yang berakhlak mulia. Amiin
Apa yang seharusnya kita lakukan jika terserang penyakit? Apakah mengeluh? Apakah marah-marah?
Bagi orang beriman, kondisi sakit dan sehat harus dijalani sesuai dengan petunjuk Allah dan RasulNya, sehingga keduanya membuahkan kebaikan bagi pelakunya. Orang beriman menjalani sakit dengan sabar dan menjalani sehat dengan bersyukur.
Dari Suhaib radiyaallahuanhu Rasulullah shalallahu alaihi wassalam bersabda, "Sungguh menakjubkan perkara bagi orang yang beriman, karena segala urusannya baik baginya. Dan hal itu tidak akan didapat kecuali hanya pada orang mukmin, yaitu:
a). Jika ia mendapatkan kebahagiaan, ia bersyukur. Karena (ia mengetahui) hal tersebut merupakan yang terbaik untuknya.
b). Dan jika ia tertimpa musibah maka ia bersabar, karena (ia mengetahui) hal tersebut merupakan hal terbaik baginya." (HR. Muslim, Kitab Al-Zuhud wa Al-Raqa'iq, Bab Al-Mu'min Amruhu Kulluhu Khair, hadits no 2999, Shohih).
Dari hadits nabi yang shahih di atas menunjukkan perintah bagi orang Islam agar memperhatikan etika-etika atau adab-adabnya ketika sakit. Maka dari itu di sini kami akan mengulasnya supaya nanti bisa digunakan sebagai media pendidikan anak-anak atau bisa bermanfaat bagi kaum muslimin seluruhnya.
Keutamaan Orang yang Sakit
Di antara keutamaan sakit adalah:
1. Sakit Sebagai Penghapus Dosa
Keutamaan orang yang sakit pertama adalah sebagai penghapus dosa-dosa kita. Hal ini merupakan salah satu di antara keagungan dan karunia Allah. Karena ternyata sakit yang kita alami dapat menghapus dosa. Dengan catatan bila kita menjalaninya dengan mengharap pahala dari Allah dan bersabar.
Rasulullah shalallahu alaihi wassalam bersabda, "Tidaklah seorang mukmin tertimpa suatu kesusahan, kepayahan, rasa sakit dan kesedihan, hingga sebuah kemurungan yang menimpanya, melainkan Allah akan menghapuskan karenanya sebagian dari dosa dosanya." (HR. Muslim no. 2573)
Subhanallah, ini adalah limpahan kabar gembira untuk kita. Sakit apa saja yang sedang tertimpa pada kita adalah salah satu sarana untuk menghapus dosa. Bahkan kemurungan, kesedihan dan apa saja yang kita rasakan juga bisa menghapus dosa.
2. Ditulis Baginya Pahala Seperti Saat Sehat
Ketika sedang sakit sehingga rasa sakit tersebut menghalangimu melakukan ketaatan, padahal ketika sehat kita berada dalam ketaatan. Maka Allah akan tetap menulis bagimu ketaatan tersebut seakan akan kamu melakukannya. Nabi bersabda,
قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ إِذَا مَرِضَ الْعَبْدُ أَوْ سَافَرَ كُتِبَ لَهُ مِثْلُ مَا كَانَ يَعْمَلُ مُقِيمًا صَحِيحًا
"Bila seorang hamba sakit atau menempuh perjalanan, maka akan ditulis baginya apa yang biasa dilakukan saat mukim dan sehat." (Hadits Bukhari No.2774)
Tapi meski sakit hendaknya tetap berusaha untuk melakukan ketaatan dan jangan menyepelekannya serta jangan bermalas malasan saat kalian sehat.
3. Sakit dapat Mengangkat Derajat
Keutamaan orang yang sakit selanjutnya ialah dapat mengangkat derajat kita yang sedang sakit. Rasulullah shalallahu alaihi wassalam bersabda,
"Bila seorang hamba telah ditetapkan baginya sebuah kedudukan dari Allah yang tidak mampu diraih dengan amalannya, maka Allah akan mengujinya pada tubuh, harta atau anaknya. Kemudian Allah akan menjadikannya bersabar menghadapinya, hingga Allah menghantarkannya kepada derajat yang telah ditetapkan baginya dari Allah." (HR. Abu Dawud)
Sekiranya orang sakit mengetahui apa yang telah disiapkan oleh Allah untuknya dan kebaikan di balik ujian ini, tentu ia tidak akan gelisah dan cemas. Bahkan ia akan bersabar dan mengharap pahala.
4. Kita Sakit Nabi pun Pernah Sakit
Salah satu keutamaan sakit adalah nabi juga pernah sakit. Ya kita tahu semua orang pasti pernah merasakan sakit. Jadi Nabi Muhammad juga pernah mengalami sakit.
Abu Said al Khudri pernah mengatakan,
"Aku pernah menemui Nabi yang sedang mengalami demam. Aku meletakkan tanganku di atas tubuh beliau dari atas selimut dan aku mendapati rasa panas di antara kedua tanganku. Maka aku katakan, 'Wahai Rasulullah, betapa beratnya yang engkau alami.'
Beliau bersabda, 'Kami diberi ujian yang berlipat ganda dan akan dilipatgandakan pula pahalanya.'
Aku bertanya, 'Wahai Rasulullah, siapakah yang paling berat ujiannya?'
Beliau menjawab, 'Para Nabi.'
Aku bertanya lagi, 'Wahai Rasulullah, lalu siapa lagi?'
Beliau menjawab, 'Orang orang shalih. Salah seorang dari mereka akan diberi ujian dengan kefakiran, hingga salah seorang dari mereka tidak mendapati sesuatu pun selain kain selimut yang ia pegang. Di antara mereka ada yang dilapangkan dengan ujian, sebagaimana salah seorang dari kalian dilapangkan dengan kecukupan." (HR. Ibnu Majah)
Subhanaallah, itulah 5 manfaat atau keutamaan orang sakit. Kemudian setelahnya adalah adab-adab ketika sakit:
Adab Orang Sakit
Di antara akhlak dan etika orang sakit sebagai berikut:
1. Bersabar dan Mengharap Pahala kepada Allah
Sudah jelas sekali bahwa seorang yang sakit harus bersabar. Sebab kesabaranmu menahan penderitaan dan rasa sakit adalah sarana agar kamu mendapat pahala dari Allah. Sesungguhnya Allah tidak mengujimu melainkan untuk melihat kesabaranmu, lalu memberi ganjaran pahala kepadamu.
Bisa dikatakan sabar dalam menahan sakit, jika ia melakukan dalam 3 hal di bawah ini:
- Tidak marah dan berkeluh kesah. Hal ini mengharuskanmu untuk berbaik sangka kepada Allah dan hendaklah kamu ridha dengan pemberian Allah kepadamu.
- Menahan diri agar tidak mengadu kepada siapapun kecuali kepada Allah saja.
- Menjaga seluruh anggota tubuh dari perbuatan yang bisa menghilangkan kesabaran.
2. Jangan Mengeluh saat Sakit
Seperti yang sudah kami singgung di atas, yakni orang sakit hendaknya jangan berkeluh kesah. Allah telah berfirman dalam Qs. Shad: 41,
وَاذْكُرْ عَبْدَنَا أَيُّوبَ إِذْ نَادَىٰ رَبَّهُ أَنِّي مَسَّنِيَ الشَّيْطَانُ بِنُصْبٍ وَعَذَابٍ
Artinya: Dan ingatlah akan hamba Kami Ayyub ketika ia menyeru Rabbnya, 'Sesungguhnya aku diganggu setan dengan kepayahan dan siksaan. (Shad: 41)
Coba kita cermati perkataan Nabi Ayyub di atas. Sungguh menakjubkan, dimana beliau tidak mengatakan, 'Ya Allah Engkau telah membuatku sakit.' dan tidak pula, 'Ya Allah Engkau telah membuatku bosan dengan penyakit ini.' Namun Nabi Ayyub mengatakan, "Sesungguhnya aku diganggu setan."
Padahal saat itu sakit yang diderita Nabi Ayyub sangatlah parah, beliau tidak mengeluh. Beliau jalani sakitnya dengan penuh kesabaran. Dengan kesabaran dan ketawakalan kepada Allah akhirnya Allah berikan kesembuhan kepadanya. Subhanaallah, semoga kita bisa meniru akhlak beliau alaihissalam.
3. Jangan Mencela Sakit
Adab sakit yang kedua ini hampir mirip dengan yang di atas. Di saat sakit, orang Islam dilarang mencela sakit yang sedang menimpa. Sebab,mencela dan menyalahkan sakit itu tandanya tidak sabar dalam menjalaninya. Padahal di saat sakit kita dianjurkan tetap bersabar dan tawakal kepada Allah.
Jabir bin Abdullah pernah menyampaikan bahwasannya Rasulullah shalallahu alaihi wassalam pernah menjenguk Ummu Saib, lantas bertanya, "Wahai Ummu Saib, kenapa engkau menggigil?"
Ia menjawab, 'Demam, mudah mudahan Allah tidak memberkatinya." Beliau bersabda, "Janganlah engkau mencela demam, karena ia dapat menghilangkan dosa dosa anak adam seperti tungku pandai besi menghilangkan karat besi." (HR. Muslim)
4. Jangan Berangan angan Mati juga Termasuk Adab Sakit
Kita dianjurkan agar tidak berangan-angan mati ketika rasa sakit menimpa. Sebab kita tidak tahu rahasia apa di balik sakit yang kita rasakan sedangkan Allah Maha Tahu tentang kebaikan yang akan diberikan kepada orang sakit. Jadi seberapapun parahnya sakit, kita tidak boleh meminta atau berangan angan mati.
Nabi bersabda,
لاَ يَتَمَنَّيَنَ أَحَدُكُمُ الْمَوْتَ لِضُرٍّ أَصَابَهُ، فَإِنْ كَانَ لاَ بُدَّ فَاعِلًا فَلْيَقُلْ: اللَّهُمَّ أَحْيِنِي مَا كَانَتِ الْحَيَاةُ خَيْرًا لِي، وَتَوَفَّنِي إِذَا كَانَتِ الْوَفَاةُ خَيْرًا لِي
Artinya: Janganlah seseorang di antara kamu menginginkan mati lantaran suatu gangguan yang menimpanya. Apabila harus dilakukannya, maka ucapkanlah: "Ya Allah, hidupkanlah aku selama kehidupan itu lebih baik bagiku, dan matikanlah aku apabila kematian itu lebih baik bagiku." (HR. Bukhari)
5. Berobat Ketika Sakit
Inilah adab orang sakit yang terakhir, "berobatlah saat sakit". Dengan berobat, kita mengharapkan kesembuhan kepada Allah agar nanti dapat melanjutkan kembali amal ibadah kita. Dari Abu Darda, Rasulullah shalallahu alaihi wassalam bersabda,
ِإِنَّ اللَّهَ أَنْزَلَ الدَّاءَ وَالدَّوَاءَ، وَجَعَلَ لِكُلِّ دَاءٍ دَوَاءً فَتَدَاوَوْا وَلَا تَدَاوَوْا بِحَرَامٍ
"Sesungguhnya Allah menurunkan penyakit beserta obatnya dan Dia telah menetapkan bagi setiap penyakit obatnya, maka janganlah berobat dengan perkara yang haram." (HR Abu Dawud No:3372, dinilai dhaif oleh sebagian ulama)
Baca juga: 8 adab menjenguk orang sakit dalam Islam
Alhamdulillah, akhirnya usai juga pembahasan adab-adab orang sakit dalam Islam beserta keutamaan-keutamaannya. Mari kita amalkan dan ajarkan kepada anak didik kita di sekolah ataupun di rumah. Semoga anak keturunan kita tumbuh sebagai orang yang berakhlak mulia. Amiin
1 komentar untuk "Adab dan Keutamaan Orang Sakit Beserta Dalilnya yang Shohih"
Tulis komentar di sini dan centang tombol "Notify me" atau "Ingatkan kami" agar Antum bisa melihat balasannya. Syukran