28 Adab Membaca Al Quran dalam Islam Sesuai Sunnah
Adab membaca Al Quran- Assalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh, beberapa bulan lalu abanaoline.com telah membahas tema tentang al-Quran yang berjudul, 8 cara supaya kita bisa berinteraksi dengan al-Quran. Maka pada kesempatan mulia ini kami akan menjelaskan adab-adabnya dalam Islam.
Kita semua tahu bahwa Al-Qur'an adalah kalamullah yang sangat mulia. Dan al-Quran bukanlah makhluk, al-Quran bukanlah buku novel dan al-Quran bukanlah kitab yang dikarang oleh manusia, melainkan al-Quran adalah wahyu yang diturunkan kepada Rasulullah shalallahu alaihi wassalam melalui malaikatNya Jibril.
Maka sudah selayaknya sebagai seorang muslim untuk menjadikan al-Quran sebagai pedoman hidupnya dan selalu membacanya (tilawah) setiap hari supaya bisa semakin dekat dengan Rabnya. Apalagi sebentar lagi kita akan memasuki bulan Ramadhan, harus lebih semangat lagi untuk menghafal atau membacanya. Baiklah langsung saja, berikut ini adab-adab ketika membaca ayat al-Quran yang sesuai tuntunan/sunnah nabi Muhammad shalallahu alaihi wassalam:
Ada sekitar 28 adab membaca al-Quran yang kami rangkum dari kitab Adab dan Akhlaq Islami.
Adab membaca ayat suci al-Quran yang pertama adalah meluruskan niat dan menjadi orang bertaqwa. Karna seorang muslim akan lebih nyaman membaca al Quran jika ia memiliki niat yang ikhlas. Sedangkan dengan bertaqwa kepada Allah ta'ala, maka kita akan lebih mudah memahami isi dari Al-Qur'an tersebut. Sebagaimana yang disampaikan dalam Qs. Al-Baqarah 282.
Dimana Allah akan membimbing dan memberikan ilmu kepada orang yang bertaqwa:
Artinya: Dan bertaqwalah kepada Allah, Allah mengajarmu dan Allah Maha mengetahui segala sesuatu. (Q.S Al-Baqarah: 282)
Hendaklah orang yang membaca al Quran dalam keadaan memiliki wudhu (suci dari hadats kecil). Selain itu dianjurkan juga agar pakaian, badan dan tempatnya bersih. Namun di sini ada perbedaan pendapat tentang anak kecil. Apakah dia harus berwudhu atau tidak saat hendak memegang mushaf al Quran. Untuk lebih berhati hati sebaiknya dia harus berwudhu.
Tidak mengapa seorang guru di kelas memandu anak-anak untuk mengambil air wudhu sebelum membacanya. Katakan kepada mereka bahwa ini adalah adab seorang muslim saat membaca al-Quran.
Disunnahkan bagi pembaca al-Quran untuk membersihkan mulutnya atau bersiwak sebelum (memulai) membaca al Quran. Dalil tentang siwak ada di hadits yang diriwayatkan dari Hudzaifah, Rasulullah shalallahu alaihi wassalam bersabda,
"Dahulu apabila Nabi bangun di malam hari, maka beliau menggosok mulut beliau dengan siwak." (HR. Bukhari dan Muslim)
Disunnahkan juga untuk membaca taawudz dan basmalah ketika membaca al Quran, kecuali surat at Taubah yang cukup beristi'adzah kepada Allah dari godaan syaithon yang terkutuk, tanpa basmalah. Inilah yang membedakan al-Quran dengan kitab lainnya. Jadi jangan sampai melupakan adab baca al-Quran yang satu ini.
Allah berfirman, "Jika Engkau hendak membaca Al Qur'an maka mintalah perlindungan kepada Allah dari syaithan yang terkutuk." (An NAhl 98)
Hendaknya seorang yang membaca al-Quran memposisikan dirinya dengan baik dan benar, karena itu juga bagian dari etika membaca al-Quran. Boleh membaca al Quran sambil berdiri, berjalan, berbaring dan berkendara. Hadits dari Aisyah bahwa Rasulullah shalallahu alaihi wassalam bersabda,
"Sesungguhnya Nabi pernah berbaring di pangkuanku ketika aku sedang haid kemudian beliau membaca al Quran." (HR. Bukhari 297 dan Muslim 301)
Carilah tempat yang tenang dan waktu yang sesuai karena lebih mengundang bersatunya keinginan kuatnya dan kejernihan hatinya.
Setelah poin di atas sudah dilakukan, maka membacanya harus dengan tartil (perlahan-lahan). Sebab sunnah membaca al Quran itu secara tartil dan makruh hukumnya apabila membacanya terlalu cepat. Hal ini telah dijelaskan dalam firman Allah surat Al Muzzamil ayat 4:
"Atau lebih dari seperdua itu. Dan bacalah Al Quran itu dengan perlahan-lahan."
Sebenarnya ini bagian dari tartil, namun karena dalam masalah mad (panjang pendek) orang-orang masih banyak yang salah maka perlu ditekankan di poin khusus. Kita dianjurkan untuk memperhatikan bacaan-bacaan panjang atau pendek. Jika terdapat mad yang panjang maka kita pun harus memanjangkan. Anas pernah ditanya, "Bagaimana cara baca Nabi?" Maka dia menjawab, 'Beliau membaca dengan memanjangkan, beliau membaca 'Bismillahirrahmanirrahim.' Beliau memanjangkan 'bismillaah', memanjangkan 'ar rahmaan dan ar rahiim". (HR. Bukhari)
Disunnahkan pula agar membaguskan suara dalam membaca Al Quran dan dilarang membaca dengan dialek yang mendayu-dayu. Nabi bersabda,
"Hiasilah (perindah) suara kalian dalam membaca al Quran."(HR. Abu Dawud no. 1468, Ibnu Majah no. 1342, An-Nasa-I no. 1015, Ahmad no. 18494, ad-Darimi no. 3543, Shohih, lihat Silsilah Ahaadits as-Shohihah no. 771)
Termasuk sunnah dan adab membaca al Quran adalah bersujud ketika melewati bacaan ayat sajdah. Bahkan ketika sedang solat dan menemukan ayat sajdah seorang imam pun disunnahkan untuk bersujud. Bacaan sajdah biasanya sudah ditandai di mushaf kalian masing-masing. Dengan tanda bentuk masjid atau yang lainnya.
Dianjurkan menyambung bacaan al Quran dan tidak memotongnya (secara acak). Seorang tabiin Nafi' meriwayatkan, "Bahwa Ibnu Umar apabila membaca al Quran maka beliau tidak akan berbicara hingga beliau selesai darinya..." (HR. Bukhari)
Apa maksud adab membaca al-Quran yang kesembilan ini? Maksudnya adalah saat kita berhenti di tengah-tengah surat dan hendak melanjutkan bacaan, kita harus memulai dari ayat yang berkaitan (awal kalam) hal itu supaya tidak terputus.
Untuk mengetahuinya kita bisa membuka terjemahan (bagi yang belum bisa bahasa Arab). Imam An Nawawi berkata, "Disunnahkan bagi orang yang membaca Al Quran, apabila dia mulai dari tengah surat, hendaklah dia memulai dari awal kalam, di mana antara satu dengan lainnya saling berkaitan."
Misalnya ayat 1, 2 dan 3 membahas tentang Neraka, maka kalau terputus di ayat 2, ketika hendak memulai kita harus membaca dari ayat pertama.
Wajib merenungi (makna-makna) ayat al Quran. Berdasarkan firman Allah dalam surat an-Nisa 82:
"Maka tidakkah mereka menghayati (mendalami) Al-Qur'an? Sekiranya (Al-Qur'an) itu bukan dari Allah, pastilah mereka menemukan banyak hal yang bertentangan di dalamnya." (Qs. An-Nisa 82)
Setelah merenungi, nanti akan lebih mudah untuk berinteraksi dengan ayat-ayat al Quran. Apa maksudnya? Berinteraksi sama dengan seperti memohon surga kepada Allah ketika membaca ayat tentangnya dan memohon perlindungan dari neraka ketika membaca ayat yang menyebutkannya (neraka). Allah telah menjelaskan dalam firmannya surat Shad ayat 29.
Silahkan baca artikel, "cara supaya bisa mentadabburi al Quran untuk orang awam"
Menangis saat membaca dan menyimak al Quran, dan terdapat sunnah yang tsabit mengenai hal ini sebagaimana yang diriwayatkan oleh Abdullah bin asy Syikhkhir, bahwasannya Rasulullah shalallahu alaihi wassalam bersabda, "Aku datang kepada Nabi ketika beliau sedang sholat dan di dada beliau (terdengar) gejolak seperti (suara) gejolak air (yang mendidih) di panci, yakni menangis." (HR. An Nasa'i, Abu Dawud dan Ahmad)
Tapi adab membaca al quran yang satu ini akan mudah diamalkan apabila kita merenungi dan berintraksi dengan baik.
Disunnahkan menjahrkan (mengeraskan suara) dalam membaca al Quran apabila tidak menimbulkan kerusakan (hal hal negatif). Misalnya jika sedang di samping orang solat maka jangan dikeraskan.
Termasuk sunnah Rasulullah shalallahu alaihi wassalam adalah membaca tasbih ketika melewati ayat yang mengandung tasbih (penyucian nama Allah) dan memohon perlindungan dari azab ketika melewati ayat tentang azab serta memohon karunia kapada Allah ketika melewati ayat rahmat. Dan ini juga salah satu jalan kita berintraksi dengannya.
Dianjurkan untuk berhenti membaca al Quran jika sudah merasa mengantuk berat. Rasulullah shalallahu alaihi wassalam bersabda, "Apabila salah seorang dari kalian shalat di malam hari, lalu bacaan al Qurannya menjadi tidak jelas di lidahnya, lalu dia tidak mengetahui (lagi) apa yang dibacanya, maka hendaklah dia berbaring (istirahat)." (HR. Muslim)
Para sahabat dahulu sangat rajin menghafal, murojaah dan membaca al Quran, siang malam selalu dihiasi dengan al-Quran. Nah, jika kalian juga demikian dan mulai mengantuk berat maka hentikan dulu bacaannya.
Ucapan صدق الله العظيم setelah selesai membaca al-Quran dan membacanya secara terus menerus adalah tidak ma'tsur (tidak sunnah). Ucapan tersebut adalah kalimat yang benar pada segi maknanya, akan tetapi mengucapkannya secara terus menerus setiap kali usai membaca al-Quran adalah bid'ah. Karena ia tidak didapatkan dari Nabi Muhammad shalallahu alaihi wassalam.
Tidak ada doa tertentu untuk mengkhatamkan al-Quran dan mengadakan perayaan dalam rangka menghafal al-Quran, itu bukanlah suatu sunnah. Adapun apa yang dilakukan oleh banyak orang dengan asumsi bahwa itu adat kebiasaan (bukan menyatakan syariat) hanyalah sebagai ungkapan rasa gembira dengan adanya nikmat berhasil menghafal al Quran, maka tidaklah mengapa untuk membacanya. Sebagai wujud syukur.
Mungkin sebagai kita menganggap ini adalah amalan yang baik, namun ternyata di dalam kitab "Muntaqa al-Adab as-Syariah (Adab dan Akhlak Islam), Syaikh Majid Sa'ud Al-Ausan" kita dimakruhkan mencium mushaf al Quran dan menempelkannya di antara kedua mata (kening). Umumnya biasa dilakukan setelah usai membaca al Quran atau ketika mendapatkan mushaf al Quran pada tempat yang sudah usang (kurang terhormat)
Adab islam terhadap ayat al-Quran ialah jangan menempelkan ayat-ayatnya di tembok. Hal itu dimakruhkan, sebab amat tidak patut menjadikan al Quran di dinding sebagai pengganti perkataan atau bacaan semata. Bahkan kadang sampai berdebu, kejauhan dan kepanasan.
Adab yang ke-24 ini bukan lagi anjuran, namun sudah menjadi kewajiban kita untuk mengamalkan al-Quran setelah membacanya. Bacalah hadits ancaman berikut ini:
Terdapat riwayat dalam hadits tentang mimpi Rasulullah shalallahu alaihi wassalam yang panjang (dengan kawalan dua orang malaikat) yang didalamnya disebutkan sabda beliau, "...keduanya berkata, 'bertolaklah pergi.' Lalu kami pun pergi berlalu hingga kami mendatangi seorang laki laki yang berbaring di atas tengkuknya dan seorang laki laki lainnya berdiri di samping kepalanya dengan (memegang) palu godam atau sebongkah batu, lalu dia memecahkan kepalanya dengannya.
Apabila telah menghantamnya maka batu itupun menggelinding, lalu lelaki (yang berdiri) itu bergerak kepada batu itu untuk mengambilnya, dan belumlah dia kembali kepada laki laki (yang berbaring) ini hingga kepalanya telah pulih kembali dan kepalanya telah kembali seperti semula, maka diapun kembali kepadanya lalu menghantamnya lagi.
Maka aku bertanya, 'Siapa orang ini?'
Kedua malaikat itu berkata, 'Bertolaklah pergi.' (Kemudian ditafsirkanlah hal itu untuk Nabi), di mana beliau menceritakan:
"(Malaikat itu berkata), 'Adapun orang yang engkau lihat dipecahkan kepalanya maka dia itu adalah seorang laki-laki yang Allah mengajarkan Al Quran kepadanya, tetapi dia tidur di malam hari (tidak menggunakannya untuk sholat malam) dan tidak mengamalkannya di siang hari. Siksa seperti itu akan diterapkan padanya hingga hari kiamat." (HR. Bukhari). Subhanaallah..
Anjuran untuk mengingat-ingat Al-Quran dan memeliharanya (yaitu menjadikannya mengulang ulang hafalan sebagai kebiasaan).
Rasulullah bersabda,
"Peliharalah Al-Quran (dengan mengulang-ulang hafalannya) demi Dzat yang jiwaku berada di tanganNya, sungguh (hafalan) al Quran itu lebih (gampang) lepas daripada unta di ikatan tambatnya." (HR. Bukhari)
Termasuk juga etika membaca al-Quran menurut Islam adalah larangan kalian membiasakan mengatakan 'Aku lupa'.
Dan yang benar katakanlah, 'aku dibuat lupa dengan ayat itu.' atau 'hafalan ayat ayatku dibuat gugur.' atau 'aku dibuat lupa.'
Rasulullah bersabda, "Alangkah buruk perbuatan salah seorang di antara mereka, dia mengatakan, 'aku lupa ayat ini dan itu.' akan tetapi (yang benar) adalah dia dibuat lupa." (HR. Bukhari dan Muslim)
Adab berikutnya ditujukan pada pendengarnya. Hendaknya kita yang mendengarnya menyimaknya dengan baik dan diam khusyu', hal ini berdasarkan firman Allah dalam surat Al-A'raf ayat 204:
"Dan apabila dibacakan Al-Qur'an, maka dengarkanlah dan diamlah, agar kamu mendapat rahmat." (Qs. Al-A'raf 204)
Wanita yang sedang haid dan nifas boleh membaca al-Quran tanpa menyentuh mushaf al-Quran atau menyentuhnya dengan tabir pelapis (berdasarkan pendapat yang lebih shahih dari dua pendapat ulama) karena tidak ada riwayat yang tsabit dari Nabi yang mencegah hal tersebut.
Nah itulah ringkasan adab-adab membaca al Quran dalam Islam yang sesuai Sunnah Nabi. Poin-poin di atas berlaku untuk semua usia, baik wanita, laki-laki ataupun yang lainnya. [Diringkas dari kitab: Muntaqa al-adab asy-syar'iyyah (panduan lengkap Adab dan Akhlak Islami)/Darul Haq/cetakan 1 robiul tsani 1435 H/syaikh Majid Saud al-Ausyan.]
Kita semua tahu bahwa Al-Qur'an adalah kalamullah yang sangat mulia. Dan al-Quran bukanlah makhluk, al-Quran bukanlah buku novel dan al-Quran bukanlah kitab yang dikarang oleh manusia, melainkan al-Quran adalah wahyu yang diturunkan kepada Rasulullah shalallahu alaihi wassalam melalui malaikatNya Jibril.
Maka sudah selayaknya sebagai seorang muslim untuk menjadikan al-Quran sebagai pedoman hidupnya dan selalu membacanya (tilawah) setiap hari supaya bisa semakin dekat dengan Rabnya. Apalagi sebentar lagi kita akan memasuki bulan Ramadhan, harus lebih semangat lagi untuk menghafal atau membacanya. Baiklah langsung saja, berikut ini adab-adab ketika membaca ayat al-Quran yang sesuai tuntunan/sunnah nabi Muhammad shalallahu alaihi wassalam:
Adab Membaca Al-Quran dalam Islam
Ada sekitar 28 adab membaca al-Quran yang kami rangkum dari kitab Adab dan Akhlaq Islami.
1. Ikhlas dan Menjadi Orang yang Bertaqwa
Adab membaca ayat suci al-Quran yang pertama adalah meluruskan niat dan menjadi orang bertaqwa. Karna seorang muslim akan lebih nyaman membaca al Quran jika ia memiliki niat yang ikhlas. Sedangkan dengan bertaqwa kepada Allah ta'ala, maka kita akan lebih mudah memahami isi dari Al-Qur'an tersebut. Sebagaimana yang disampaikan dalam Qs. Al-Baqarah 282.
Dimana Allah akan membimbing dan memberikan ilmu kepada orang yang bertaqwa:
Artinya: Dan bertaqwalah kepada Allah, Allah mengajarmu dan Allah Maha mengetahui segala sesuatu. (Q.S Al-Baqarah: 282)
2. Membaca dalam Keadaan Suci (Berwudhu)
Hendaklah orang yang membaca al Quran dalam keadaan memiliki wudhu (suci dari hadats kecil). Selain itu dianjurkan juga agar pakaian, badan dan tempatnya bersih. Namun di sini ada perbedaan pendapat tentang anak kecil. Apakah dia harus berwudhu atau tidak saat hendak memegang mushaf al Quran. Untuk lebih berhati hati sebaiknya dia harus berwudhu.
Tidak mengapa seorang guru di kelas memandu anak-anak untuk mengambil air wudhu sebelum membacanya. Katakan kepada mereka bahwa ini adalah adab seorang muslim saat membaca al-Quran.
3. Bersiwak Sebelum Membaca Al-Quran
Disunnahkan bagi pembaca al-Quran untuk membersihkan mulutnya atau bersiwak sebelum (memulai) membaca al Quran. Dalil tentang siwak ada di hadits yang diriwayatkan dari Hudzaifah, Rasulullah shalallahu alaihi wassalam bersabda,
عَنْ حُذَيْفَةَ بْنِ الْيَمَانِ رَضِيَ اللهُ عَنْهُ قَالَ : كَانَ رَسُوْلُ اللهِ إِذَا قَامَ مِنَ اللَّيْلِ يَشُوْسُ فَاهُ بِالسِّوَاكِ
"Dahulu apabila Nabi bangun di malam hari, maka beliau menggosok mulut beliau dengan siwak." (HR. Bukhari dan Muslim)
4. Membaca Ta'awudz Sebelum Membaca Kitab Suci Al-Quran
Disunnahkan juga untuk membaca taawudz dan basmalah ketika membaca al Quran, kecuali surat at Taubah yang cukup beristi'adzah kepada Allah dari godaan syaithon yang terkutuk, tanpa basmalah. Inilah yang membedakan al-Quran dengan kitab lainnya. Jadi jangan sampai melupakan adab baca al-Quran yang satu ini.
Allah berfirman, "Jika Engkau hendak membaca Al Qur'an maka mintalah perlindungan kepada Allah dari syaithan yang terkutuk." (An NAhl 98)
5. Posisi Membaca Al Quran yang Benar
Hendaknya seorang yang membaca al-Quran memposisikan dirinya dengan baik dan benar, karena itu juga bagian dari etika membaca al-Quran. Boleh membaca al Quran sambil berdiri, berjalan, berbaring dan berkendara. Hadits dari Aisyah bahwa Rasulullah shalallahu alaihi wassalam bersabda,
أَنَّ النَّبِيَّ صَلَّى اللّهُ عَلَيْهِ وَ سَلَّمَ كَانَ يَتَّكِئُ فِي حَجْرِيْ وَ أَنَا حَائِضٌ ثُمَّ يَقْرَأُ القُرْآنَ
"Sesungguhnya Nabi pernah berbaring di pangkuanku ketika aku sedang haid kemudian beliau membaca al Quran." (HR. Bukhari 297 dan Muslim 301)
6. Memilih Tempat yang Tenang Saat Baca Quran
Carilah tempat yang tenang dan waktu yang sesuai karena lebih mengundang bersatunya keinginan kuatnya dan kejernihan hatinya.
7. Tartil (Perlahan lahan) Ketika Tilawah Al-Quran
Setelah poin di atas sudah dilakukan, maka membacanya harus dengan tartil (perlahan-lahan). Sebab sunnah membaca al Quran itu secara tartil dan makruh hukumnya apabila membacanya terlalu cepat. Hal ini telah dijelaskan dalam firman Allah surat Al Muzzamil ayat 4:
أَوْ زِدْ عَلَيْهِ وَرَتِّلِ الْقُرْآنَ تَرْتِيلًا
"Atau lebih dari seperdua itu. Dan bacalah Al Quran itu dengan perlahan-lahan."
8. Bacaan Mad Diperhatikan
Sebenarnya ini bagian dari tartil, namun karena dalam masalah mad (panjang pendek) orang-orang masih banyak yang salah maka perlu ditekankan di poin khusus. Kita dianjurkan untuk memperhatikan bacaan-bacaan panjang atau pendek. Jika terdapat mad yang panjang maka kita pun harus memanjangkan. Anas pernah ditanya, "Bagaimana cara baca Nabi?" Maka dia menjawab, 'Beliau membaca dengan memanjangkan, beliau membaca 'Bismillahirrahmanirrahim.' Beliau memanjangkan 'bismillaah', memanjangkan 'ar rahmaan dan ar rahiim". (HR. Bukhari)
9. Membaguskan Suara Bacaan Al-Quran
Disunnahkan pula agar membaguskan suara dalam membaca Al Quran dan dilarang membaca dengan dialek yang mendayu-dayu. Nabi bersabda,
زَيِّنُوا الْقُرْآنَ بِأَصْوَاتِكُمْ
"Hiasilah (perindah) suara kalian dalam membaca al Quran."(HR. Abu Dawud no. 1468, Ibnu Majah no. 1342, An-Nasa-I no. 1015, Ahmad no. 18494, ad-Darimi no. 3543, Shohih, lihat Silsilah Ahaadits as-Shohihah no. 771)
10. Bersujud saat Membaca Ayat Sajdah
Termasuk sunnah dan adab membaca al Quran adalah bersujud ketika melewati bacaan ayat sajdah. Bahkan ketika sedang solat dan menemukan ayat sajdah seorang imam pun disunnahkan untuk bersujud. Bacaan sajdah biasanya sudah ditandai di mushaf kalian masing-masing. Dengan tanda bentuk masjid atau yang lainnya.
11. Tidak Memotong Motong Bacaan
Dianjurkan menyambung bacaan al Quran dan tidak memotongnya (secara acak). Seorang tabiin Nafi' meriwayatkan, "Bahwa Ibnu Umar apabila membaca al Quran maka beliau tidak akan berbicara hingga beliau selesai darinya..." (HR. Bukhari)
12. Memulai Ayat yang Sesuai jika Berada di Tengah Surat
Apa maksud adab membaca al-Quran yang kesembilan ini? Maksudnya adalah saat kita berhenti di tengah-tengah surat dan hendak melanjutkan bacaan, kita harus memulai dari ayat yang berkaitan (awal kalam) hal itu supaya tidak terputus.
Untuk mengetahuinya kita bisa membuka terjemahan (bagi yang belum bisa bahasa Arab). Imam An Nawawi berkata, "Disunnahkan bagi orang yang membaca Al Quran, apabila dia mulai dari tengah surat, hendaklah dia memulai dari awal kalam, di mana antara satu dengan lainnya saling berkaitan."
Misalnya ayat 1, 2 dan 3 membahas tentang Neraka, maka kalau terputus di ayat 2, ketika hendak memulai kita harus membaca dari ayat pertama.
13. Merenungi Juga Termasuk Adab Membaca Al Quran
Wajib merenungi (makna-makna) ayat al Quran. Berdasarkan firman Allah dalam surat an-Nisa 82:
أَفَلَا يَتَدَبَّرُونَ الْقُرْآنَ ۚ وَلَوْ كَانَ مِنْ عِنْدِ غَيْرِ اللَّهِ لَوَجَدُوا فِيهِ اخْتِلَافًا كَثِيرًا
"Maka tidakkah mereka menghayati (mendalami) Al-Qur'an? Sekiranya (Al-Qur'an) itu bukan dari Allah, pastilah mereka menemukan banyak hal yang bertentangan di dalamnya." (Qs. An-Nisa 82)
14. Berinteraksi dengan al-Quran
Setelah merenungi, nanti akan lebih mudah untuk berinteraksi dengan ayat-ayat al Quran. Apa maksudnya? Berinteraksi sama dengan seperti memohon surga kepada Allah ketika membaca ayat tentangnya dan memohon perlindungan dari neraka ketika membaca ayat yang menyebutkannya (neraka). Allah telah menjelaskan dalam firmannya surat Shad ayat 29.
Silahkan baca artikel, "cara supaya bisa mentadabburi al Quran untuk orang awam"
15. Menangis Saat Membaca Al Quran
Menangis saat membaca dan menyimak al Quran, dan terdapat sunnah yang tsabit mengenai hal ini sebagaimana yang diriwayatkan oleh Abdullah bin asy Syikhkhir, bahwasannya Rasulullah shalallahu alaihi wassalam bersabda, "Aku datang kepada Nabi ketika beliau sedang sholat dan di dada beliau (terdengar) gejolak seperti (suara) gejolak air (yang mendidih) di panci, yakni menangis." (HR. An Nasa'i, Abu Dawud dan Ahmad)
Tapi adab membaca al quran yang satu ini akan mudah diamalkan apabila kita merenungi dan berintraksi dengan baik.
16. Mengeraskan Suara Bacaan Quran
Disunnahkan menjahrkan (mengeraskan suara) dalam membaca al Quran apabila tidak menimbulkan kerusakan (hal hal negatif). Misalnya jika sedang di samping orang solat maka jangan dikeraskan.
17. Membaca Tasbih
Termasuk sunnah Rasulullah shalallahu alaihi wassalam adalah membaca tasbih ketika melewati ayat yang mengandung tasbih (penyucian nama Allah) dan memohon perlindungan dari azab ketika melewati ayat tentang azab serta memohon karunia kapada Allah ketika melewati ayat rahmat. Dan ini juga salah satu jalan kita berintraksi dengannya.
18. Etika ketika Berhenti Membaca Al Quran
Dianjurkan untuk berhenti membaca al Quran jika sudah merasa mengantuk berat. Rasulullah shalallahu alaihi wassalam bersabda, "Apabila salah seorang dari kalian shalat di malam hari, lalu bacaan al Qurannya menjadi tidak jelas di lidahnya, lalu dia tidak mengetahui (lagi) apa yang dibacanya, maka hendaklah dia berbaring (istirahat)." (HR. Muslim)
Para sahabat dahulu sangat rajin menghafal, murojaah dan membaca al Quran, siang malam selalu dihiasi dengan al-Quran. Nah, jika kalian juga demikian dan mulai mengantuk berat maka hentikan dulu bacaannya.
19. Ucapan "صدق الله العظيم" Apakah juga Adab Membaca Al-Quran?
Ucapan صدق الله العظيم setelah selesai membaca al-Quran dan membacanya secara terus menerus adalah tidak ma'tsur (tidak sunnah). Ucapan tersebut adalah kalimat yang benar pada segi maknanya, akan tetapi mengucapkannya secara terus menerus setiap kali usai membaca al-Quran adalah bid'ah. Karena ia tidak didapatkan dari Nabi Muhammad shalallahu alaihi wassalam.
20. Doa Khatam Quran
Tidak ada doa tertentu untuk mengkhatamkan al-Quran dan mengadakan perayaan dalam rangka menghafal al-Quran, itu bukanlah suatu sunnah. Adapun apa yang dilakukan oleh banyak orang dengan asumsi bahwa itu adat kebiasaan (bukan menyatakan syariat) hanyalah sebagai ungkapan rasa gembira dengan adanya nikmat berhasil menghafal al Quran, maka tidaklah mengapa untuk membacanya. Sebagai wujud syukur.
21. Boleh Membawa al Quran di Saku
Seorang muslim diperbolehkan membawa mushaf al Quran di kantong atau di saku baju. Dan lebih diutamakan untuk diletakkan di kantong atas dan jangan di kantong celana yang sejajar dengan kemaluan.
22. Makruh Mencium al Quran
Mungkin sebagai kita menganggap ini adalah amalan yang baik, namun ternyata di dalam kitab "Muntaqa al-Adab as-Syariah (Adab dan Akhlak Islam), Syaikh Majid Sa'ud Al-Ausan" kita dimakruhkan mencium mushaf al Quran dan menempelkannya di antara kedua mata (kening). Umumnya biasa dilakukan setelah usai membaca al Quran atau ketika mendapatkan mushaf al Quran pada tempat yang sudah usang (kurang terhormat)
23. Jangan Menempelkan Ayat al-Quran di Dinding
Adab islam terhadap ayat al-Quran ialah jangan menempelkan ayat-ayatnya di tembok. Hal itu dimakruhkan, sebab amat tidak patut menjadikan al Quran di dinding sebagai pengganti perkataan atau bacaan semata. Bahkan kadang sampai berdebu, kejauhan dan kepanasan.
24. Mengamalkan Al Quran Setelah Membacanya
Adab yang ke-24 ini bukan lagi anjuran, namun sudah menjadi kewajiban kita untuk mengamalkan al-Quran setelah membacanya. Bacalah hadits ancaman berikut ini:
Terdapat riwayat dalam hadits tentang mimpi Rasulullah shalallahu alaihi wassalam yang panjang (dengan kawalan dua orang malaikat) yang didalamnya disebutkan sabda beliau, "...keduanya berkata, 'bertolaklah pergi.' Lalu kami pun pergi berlalu hingga kami mendatangi seorang laki laki yang berbaring di atas tengkuknya dan seorang laki laki lainnya berdiri di samping kepalanya dengan (memegang) palu godam atau sebongkah batu, lalu dia memecahkan kepalanya dengannya.
Apabila telah menghantamnya maka batu itupun menggelinding, lalu lelaki (yang berdiri) itu bergerak kepada batu itu untuk mengambilnya, dan belumlah dia kembali kepada laki laki (yang berbaring) ini hingga kepalanya telah pulih kembali dan kepalanya telah kembali seperti semula, maka diapun kembali kepadanya lalu menghantamnya lagi.
Maka aku bertanya, 'Siapa orang ini?'
Kedua malaikat itu berkata, 'Bertolaklah pergi.' (Kemudian ditafsirkanlah hal itu untuk Nabi), di mana beliau menceritakan:
"(Malaikat itu berkata), 'Adapun orang yang engkau lihat dipecahkan kepalanya maka dia itu adalah seorang laki-laki yang Allah mengajarkan Al Quran kepadanya, tetapi dia tidur di malam hari (tidak menggunakannya untuk sholat malam) dan tidak mengamalkannya di siang hari. Siksa seperti itu akan diterapkan padanya hingga hari kiamat." (HR. Bukhari). Subhanaallah..
25. Mengingat atau Murojaah Al-Quran
Anjuran untuk mengingat-ingat Al-Quran dan memeliharanya (yaitu menjadikannya mengulang ulang hafalan sebagai kebiasaan).
Rasulullah bersabda,
تَعَاهَدُوا الْقُرْآنَ، فَوَالَّذِيْ نَفْسُ مُحَمَّدٍ بِيَدِهِ لَهُوَ أَشَدُّ تَفَلُّتًا مِنَ اْلإِبِلِ فِي عُقُلِهَا
"Peliharalah Al-Quran (dengan mengulang-ulang hafalannya) demi Dzat yang jiwaku berada di tanganNya, sungguh (hafalan) al Quran itu lebih (gampang) lepas daripada unta di ikatan tambatnya." (HR. Bukhari)
26. Jangan Membiasakan Mengatakan Hal ini
Termasuk juga etika membaca al-Quran menurut Islam adalah larangan kalian membiasakan mengatakan 'Aku lupa'.
Dan yang benar katakanlah, 'aku dibuat lupa dengan ayat itu.' atau 'hafalan ayat ayatku dibuat gugur.' atau 'aku dibuat lupa.'
Rasulullah bersabda, "Alangkah buruk perbuatan salah seorang di antara mereka, dia mengatakan, 'aku lupa ayat ini dan itu.' akan tetapi (yang benar) adalah dia dibuat lupa." (HR. Bukhari dan Muslim)
27. Menyimak dengan Baik
Adab berikutnya ditujukan pada pendengarnya. Hendaknya kita yang mendengarnya menyimaknya dengan baik dan diam khusyu', hal ini berdasarkan firman Allah dalam surat Al-A'raf ayat 204:
وَإِذَا قُرِئَ الْقُرْآنُ فَاسْتَمِعُوا لَهُ وَأَنْصِتُوا لَعَلَّكُمْ تُرْحَمُونَ
"Dan apabila dibacakan Al-Qur'an, maka dengarkanlah dan diamlah, agar kamu mendapat rahmat." (Qs. Al-A'raf 204)
28. Bolehnya Wanita Haid Membaca Al Quran
Wanita yang sedang haid dan nifas boleh membaca al-Quran tanpa menyentuh mushaf al-Quran atau menyentuhnya dengan tabir pelapis (berdasarkan pendapat yang lebih shahih dari dua pendapat ulama) karena tidak ada riwayat yang tsabit dari Nabi yang mencegah hal tersebut.
Nah itulah ringkasan adab-adab membaca al Quran dalam Islam yang sesuai Sunnah Nabi. Poin-poin di atas berlaku untuk semua usia, baik wanita, laki-laki ataupun yang lainnya. [Diringkas dari kitab: Muntaqa al-adab asy-syar'iyyah (panduan lengkap Adab dan Akhlak Islami)/Darul Haq/cetakan 1 robiul tsani 1435 H/syaikh Majid Saud al-Ausyan.]
4 komentar untuk "28 Adab Membaca Al Quran dalam Islam Sesuai Sunnah"
Tulis komentar di sini dan centang tombol "Notify me" atau "Ingatkan kami" agar Antum bisa melihat balasannya. Syukran