Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Widget Atas Posting

Cara Menasehati Anak Agar Nurut Dalam Islam

Menasehati anak agar nurut- Dalam mendidik anak secara Islam, seorang guru, ustadz, ustadzah atau orangtua dituntut untuk mencontoh cara nabi Muhammad shalallahu alaihi wassalam dalam mendidik para sahabatnya. Supaya anak yang kita didik hasilnya sesuai dengan didikan beliau shalallahu alaihi wassalam.

Umumnya orangtua menginginkan anaknya tumbuh menjadi anak yang taat dan shalih atau shalihah, namun ada saja hal-hal yang tidak sejalan dengan apa yang dipikirkannya. Misalnya anak ternyata suka membantah atau bandel tapi susah dinasehati. Nah maka dari itu di sini abanaonline.com akan membahas metode pendidikan Islam terkait cara menasehati anak yang baik dan benar, sehingga ia menuruti apa yang kita katakan.

Syarat Orangtua Sebelum Menasehati Anak


Cara Menasehati Anak Agar Nurut Dalam Islam

Namun sebelum mengulas metode menasehati anak agar nurut, ada beberapa syarat yang wajib dilakukan oleh orangtua. Tanpa melakukan syarat di bawah ini mungkin sebaik nasehat apapun yang kita sampaikan akan menjadi sia-sia:

1. Menshalihkan Diri Sebelum Menasehati Anak


Syarat pertama yang hendaknya ayah, bunda, dan para guru lakukan adalah menshalihkan diri kita masing-masing, artinya kita harus menjadi teladan yang baik bagi mereka. Karena pendidik sejati bukan hanya memiliki keahlian dalam kurikulum, penguasaan materi, terampil dan mampu berkomunikasi. Namun pendidik sejati adalah yang mampu menunjukan keduanya, yaitu kepribadian dan keahlian dalam menguasai metode pembelajaran dan ilmu.

Hal inilah yang dilakukan oleh nabi Muhammad shalallahu alaihi wassalam, beliau selalu menjadi teladan bagi muridnya, sehingga setiap apa yang beliau ucapkan dan nasehatkan kepada para sahabat selalu masuk ke dalam hatinya. Akhirnya beliau shalallahu alaihi wassalam pun mampu mencetak generasi penuh moral dan memiliki kepribadian yang baik.

Penjelasan ini sudah kami bahas panjang lebar di sini: cara mendidik anak agar shalih dengan keteladanan dan doa

2. Menguasai Materi dan Ilmu


Cara Menasehati Anak Agar Nurut Dalam Islam

Maksud materi di sini adalah materi pendidikan Islam (parenting nabawiyah) yang sudah dicontohkan oleh Rasulullah shalallahu alaihi wassalam. Tidak ada kiblat dalam mendidik anak kecuali berkiblat pada beliau shalallahu alaihi wassalam, karena beliau adalah sebaik-baik pendidik, sebaik-baik pembimbing dan tentunya sebaik-baik manusia. Dan beliau mampu mendidik di semua usia, jabatan dan semua keadaan.

Salah satu materi yang diberikan beliau adalah yang akan kami bahas di bawah ini, namun tentunya ada banyak sekali metode atau cara beliau dalam menasehati anak sehingga tidak mungkin dibahas di sini semua, Alhamdulillah, ada bebarapa konsep nabi dalam mendidik anak setingkat SD/SDIT yang sudah ditulis di situs abanaonline.com. Silahkan baca:


Cara Menasehati Anak Agar Nurut


Cara Menasehati Anak Agar Nurut Dalam Islam

Inilah poin pokok yang akan dibahas di sini, ada beberapa metode nabi Muhammad shalallahu alaihi wassalam dalam menasihati anak yang pernah kami praktikkan langsung kepada murid kami di kelas kuttab, apa saja:

1. Menasihati Anak dengan Tanya Jawab untuk Meluruskan Logika


Dari salah satu cara nabi menasihati seseorang adalah dengan membenturkan pemikirannya melalui tanya jawab. Dengan ini dia bisa berfikir bahwa perbuatannya salah dan tidak pantas dikerjakan.

Sebagaimana hadits dari Abu Umamah,


 عن أبي أمامة ـ رضي الله عنه ـ قال: (إن فتى شابا أتى النبيَّ ـ صلى الله عليه وسلم ـ فقال: يا رسول الله، ائذن لي بالزنا!، فأقبل القوم عليه فزجروه، وقالوا: مه مه، فقال: ادنه، فدنا منه قريبا، قال: فجلس، قال: أتحبه لأمك؟، قال: لا واللَّه، جعلني اللَّه فداك، قال: ولا الناس يحبونه لأمهاتهم، قال: أفتحبه لابنتك؟، قال: لا واللَّه، يا رسول اللَّه جعلني اللَّه فداك، قال: ولا الناس يحبونه لبناتهم، قال: أفتحبه لأختك؟ قال: لا واللَّه، جعلني اللَّه فداك، قال: ولا الناس يحبونه لأخواتهم، قال: أفتحبه لعمتك؟ قال: لا واللَّه، جعلني اللَّه فداك، قال: ولا الناس يحبونه لعماتهم، قال أفتحبه لخالتك؟ قال: لا واللَّه جعلني اللَّه فداك، قال: ولا الناس يحبونه لخالاتهم قال: فوضع يده عليه وقال: اللَّهمّ اغفر ذنبه وطهر قلبه، وحَصِّنْ فرْجَه، فلم يكن بعد ذلك الفتى يلتفت إلى شيء

وفي رواية أخرى: وقال: (اللهم طهر قلبه، واغفر ذنبه، وحَصِّنْ فرْجَه، فلم يكن شيء أبغض إليه منه - الزنا


Suatu hari ada seorang pemuda yang mendatangi Nabi shallallahu alaihi wa sallam, "Wahai Rasulullah, izinkan aku berzina!"

Orang-orang pun bergegas mendatanginya dan menghardiknya, "Diam kamu! Diam!"

Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam berkata, "Mendekatlah."

Pemuda itu pun mendekat lalu duduk.

Nabi shallallahu alaihi wa sallam bertanya, "Relakah engkau jika ibumu dizinai orang lain?"

"Tidak, demi Allah, wahai Rasul" sahut pemuda itu.

"Begitu pula orang lain, tidak rela kalau ibu mereka dizinai."

Lanjut Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam, "Relakah engkau jika putrimu dizinai orang?"

"Tidak, demi Allah, wahai Rasul!" pemuda itu kembali menjawab.

"Begitu pula orang lain, tidak rela jika putri mereka dizinai."

"Relakah engkau jika saudari kandungmu dizinai?"

"Tidak, demi Allah, wahai Rasul!"

"Begitu pula orang lain, tidak rela jika saudara perempuan mereka dizinai."

"Relakah engkau jika bibi – dari jalur bapakmu – dizinai?"

"Tidak, demi Allah, wahai Rasul!"

"Begitu pula orang lain, tidak rela jika bibi mereka dizinai."

"Relakah engkau jika bibi – dari jalur ibumu – dizinai?”

"Tidak, demi Allah, wahai Rasul!"

"Begitu pula orang lain, tidak rela jika bibi mereka dizinai."

Lalu Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam meletakkan tangannya di dada pemuda tersebut sembari berkata, "Ya Allah, ampunilah kekhilafannya, sucikanlah hatinya, dan jagalah kemaluannya." (HR. Ahmad)

Contoh berdasarkan pengalaman:

Subhanaallah, lihatlah bagaimana nabi meluruskan pemahaman pemuda tersebut? Bahkan beliau shalallahu alaihi wa sallam sama sekali tidak menyebutkan satu ayat pun tentang zina. Alhamdulillah, cara ini pernah saya praktikan dan berhasil membuat si anak berubah. (Semua berkat Allah). Jadi ceritanya murid saya ini tidak suka sayur-sayuran.

Setiap makan siang dia selalu menangis. Padahal ustadzahnya sudah menasihati si anak agar diam dan menghabiskan makanannya dia tidak mau, padahal sebenarnya dia tidak nakal dan tidak suka membantah, tapi untuk kali ini dia membantah nasihat ustadzahnya. Waktu terus berjalan dan anak masih saja menangis. Akhirnya ana (saya) datang ke anak tersebut dan bertanya,

"Nak, kenapa nangis terus? tidak suka sayur ya?"

Anak tersebut menjawab "Iya (sambil nangis)"

Saya bertanya lagi, "Loh, bukankah sayur salah satu karunia dan nikmat Allah yang sangat besar?! kenapa tidak mau makan?!"

"Aku tidak doyan Ustd" Jawab si anak

Saya bertanya lagi, "Nak, kalau di samping kamu ada racun, terus ustadz paksa kamu suruh makan tu racun, kamu mau tidak?"

Anak menjawab, "...(diam sambil menggelengkan kepala)"

"Nah itu tidak mau, pasti kalau ustadz paksa suruh makan racun kamu bakal nangis kan?!" Tanyaku dengan nada agak tinggi

"Iya Ustadz" Jawab si anak tersebut

"Tuh, masa iya kamu samakan racun dengan sayur yang itu adalah nikmat Allah?!! Gimana sih, makan racun nangis, malan sayur nangis?! Berarti kamu sudah menyamakan racun dengan sayur loh" Jelasku..

Akhirnya, si anak tersebut langsung makan dengan lahap. Saat itu saya juga tidak percaya, ternyata yang katanya tidak doyan sayur malah jadi lahap seperti itu.. :)

2. Menasihati Anak sambil Menyentuh Tangan, Pundak atau Anggota Tubuh Anak Lainnya


Cara Menasehati Anak Agar Nurut Dalam Islam

Cara menasihati anak yang kedua ini juga sangat penting, saya sendiri hampir setiap hari menasihati anak didik kami sambil menyentuh salah satu anggota tubuhnya. Entah itu kepala, pundak, tangan atau lainnya. Cara ini bertujuan agar si anak fokus dan merasa lebih disayangi dan diperhatikan.

Dari Abdullah bin Umar, suatu saat Rasulullah memegang pundak saya dan beliau bersabda, "Jadilah kamu di dunia ini seperti orang yang asing atau penyeberang jalan dan anggaplah dirimu seorang penghuni kubur" (HR. Bukhari dan At-Tirmidzi)

3. Menasihati dengan Cara Berkisah Umat Terdahulu


Cara ini tergolong sangat manjur dan anak cepat jera dan nurut. Berkisah memiliki pengaruh besar bagi peserta didik jika dilakukan dengan cara menjiwai dan halus. Kisah juga bisa menjadi motivator yang mudah dihadirkan kapan saja dan cocok untuk semua usia, usia dini sampai orangtua. Dan kisah adalah sebuah nasehat yang tidak menyakiti pendengarnya.

Alhamdulillah, metode nasihat dengan berkisah sudah dibahas semua di dalam artikel, cara berkisah yang baik dan benar dan berkisah dapat memperbaiki adab anak. Silahkan dibaca!

Sekian mungkin itu saja dulu pembahasan "cara menasihati anak agar nurut", walaupun sebenarnya masih ada kurang lebih 45 metode yang belum kami tulis namun setidaknya 3 cara menasihati anak bisa diterapkan kepada anak-anak yang memang bandel di kelas yang penting bertahap dan pelan-pelan. Tapi lagi-lagi siapa saja tidak bisa membuatnya menuruti perintah guru atau orangtuanya sampai dia sendiri memenuhi syarat yang telah disebutkan di atas. Jadilah teladan bagi mereka..

6 komentar untuk "Cara Menasehati Anak Agar Nurut Dalam Islam"

kodir 7 November 2017 pukul 14.35 Hapus Komentar
siip, setiap orang tua pastinya menginginkan anaknya menjadi orang yang baik sholeh rajin dan sukses
Abu Zaid Amir 7 November 2017 pukul 19.42 Hapus Komentar
Mereka yang cinta dunia, tidak seperti itu. Sayang.. :(
Unknown 9 Maret 2018 pukul 14.49 Hapus Komentar
Bagus sekali artikelnya,,, sangat inspiratif.
Unknown 17 September 2018 pukul 20.36 Hapus Komentar
Afwan adakah no wa yg bisa di hubungi,ana fakir ilmu mau menimba ilmu..syukron
Abu Zaid Amir 22 September 2018 pukul 15.15 Hapus Komentar
Jazakumullah khoiran
Abu Zaid Amir 22 September 2018 pukul 15.15 Hapus Komentar
Tertera di info tentang kami Akhi