Calon Orangtua: Di Kuttab Al Fatih Itu Melelahkan Tapi
Assalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh di sore hari ini admin ingin berbagi sebuah pengalaman saat ada wawancara calon orang tua murid Kuttab Al Fatih. Ya, belum lama ini ada percakapan yang sebenarnya sering terjadi di Kuttab Al-Fatih namun saya ingin membagikan kepada teman-teman supaya bisa diambil hikmah dan pelajarannya.
Bagi kami, Kuttab itu sedikit berbeda dengan yang lainnya, khususnya dari sisi keikutsertaan orang tua dalam mendidik anak. Makanya wawancara calon Wali santri Kuttab sudah menjadi alur wajib yang harus diikuti. Jika tidak maka anaknya tidak diterima.
Siapapun calon Wali santri Kuttab yang ingin mendaftarkan anaknya harus mengikuti tahapan-tahapan penting, mulai dari stadium general, tes tertulis orang tua dan wawancara orang tua. Yang semua itu bertujuan demi kebaikan Kuttab sendiri dan kebaikan orang tua masing-masing.
Sehingga mereka memasukkan anaknya di Kuttab bukan karena katanya fulan dan katanya si dia. Namun mereka harus paham betul jika Kuttab itu seperti ini dan itu.
Tadi ana menemani seorang Ustadz beliau menanyakan kepada orang tua perihal Tujuan sebenarnya dia menyekolahkan anaknya di Kuttab,
"Maaf Pak bapak kan sudah pernah menyekolahkan anaknya ke lembaga lain dan saya bingung kenapa Bapak mau menyekolahkan anaknya di Kuttab padahal di Kuttab itu melelahkan Pak. Ayah Bundanya harus ikut kajian setiap bulan kalau tidak ikut tanpa alasan syar'i bapak akan mendapat peringatan atau bahkan anaknya akan dikeluarkan.
Selain itu di Kuttab Bapak juga harus menemani anak belajar di rumahnya, kemudian ada juga home visit yang nanti ayah bunda akan dicek oleh ustadz ustadzah tentang kondisi anak. Lalu ada juga kepahitan-kepahitan lainnya misalnya di Kuttab tidak ada ijazah, tidak ada belajar sambil bermain dan yang ada belajar sendiri bermain sendiri, ada HUKUMAN bahkan anak boleh di pukul.
Kemudian di Kuttab nanti akan membosankan karena anak diajarkan duduk bersila di atas karpet yang sederhana. Yang jelas ini semua kalau dipikir-pikir tidak ada yang menyenangkan. Nah, mengapa Ayah Bunda ingin menyekolahkan anaknya ke Kuttab al-fatih?"
Apa jawaban mereka?
Sebenarnya hampir semua menjawab, "tidak masalah, kami malah senang ada yang menuntut kami belajar dan mengikuti aturan kuttab" tapi yang satu ini agak panjang. Walaupun kami juga belum sempat menulis semuanya. Baiklah kira-kira seperti ini:
Orang tua menjawab, " yang jelas kami sudah paham betul dengan konsekuensi yang akan saya terima jika anak kami sekolah di Kuttab. Masalah ijazah saya merasakan sendiri Tadz, Bagaimana ijazah istri saya dan saya tidak berguna saat ini, padahal dulu banyak menghabiskan waktu hanya untuk mendapatkan ijazah tapi apa yang terjadi?? Sekarang kami malah bekerja bukan karena ijazah tapi karena yang lain.
Kemudian soal kajian orang tua, kami justru sangat bersyukur sekali, sebab ada yang memaksa kami untuk belajar terutama dalam masalah Parenting Nabawiyah dan saya tidak ingin generasi setelahnya sama seperti generasi sekarang, walaupun orang-orang sekarang sudah besar tetapi akhlaknya masih banyak yang kurang, misalnya saat ini yang tua-tua ketika mengantri masih ada yang berantem dan masih banyak lagi.
Nah Kami ingin generasi berikutnya itu memiliki adab yang baik iman yang bagus. Dan alasan berikutnya yang menguatkan saya untuk masukkan anak saya di sini adalah karena penanaman iman yang kuat. Saya ingin anak saya faham tentang keimanan keimanan yang sudah diajarkan dalam Islam, jadi anak bukan hanya hafal Al Quran tetapi mentadaburi Al Quran.
Lalu masalah home visit saya malah sangat bersyukur karena ada yang perhatian dan mengoreksi kinerja kami dalam mendidik anak. Dan tentunya tidak ada kesuksesan yang diraih dengan kemudahan-kemudahan namun yang ada kesuksesan itu diraih dengan jalan yang sukar alias jalan yang sulit untuk ditempuh.
Untuk masalah hukuman tidak masalah. Selama itu ada aturannya dalam Islam dan mendidik, bagi saya tidak masalah. Mau dipukul atau dihukum itu tidak masalah. Alhamdulillah saya juga sudah banyak membaca artikel-artikel di situs parentingNabawiyah.com atau Kuttabalfatih.com."
Baca juga: Orangtua Harus Mengetahui Hal Ini Sebelum Memasukkan Anaknya di Kuttab Al-Fatih
Baiklah Sekian dari kami cerita masalah kesulitan atau kerepotan yang akan diterima calon orang tua jika menyekolahkan anaknya di Kuttab al-fatih. Wassalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh.
Bagi kami, Kuttab itu sedikit berbeda dengan yang lainnya, khususnya dari sisi keikutsertaan orang tua dalam mendidik anak. Makanya wawancara calon Wali santri Kuttab sudah menjadi alur wajib yang harus diikuti. Jika tidak maka anaknya tidak diterima.
Siapapun calon Wali santri Kuttab yang ingin mendaftarkan anaknya harus mengikuti tahapan-tahapan penting, mulai dari stadium general, tes tertulis orang tua dan wawancara orang tua. Yang semua itu bertujuan demi kebaikan Kuttab sendiri dan kebaikan orang tua masing-masing.
Wawancara Calon Orang Tua di Kuttab Al-Fatih
Tadi ana menemani seorang Ustadz beliau menanyakan kepada orang tua perihal Tujuan sebenarnya dia menyekolahkan anaknya di Kuttab,
"Maaf Pak bapak kan sudah pernah menyekolahkan anaknya ke lembaga lain dan saya bingung kenapa Bapak mau menyekolahkan anaknya di Kuttab padahal di Kuttab itu melelahkan Pak. Ayah Bundanya harus ikut kajian setiap bulan kalau tidak ikut tanpa alasan syar'i bapak akan mendapat peringatan atau bahkan anaknya akan dikeluarkan.
Selain itu di Kuttab Bapak juga harus menemani anak belajar di rumahnya, kemudian ada juga home visit yang nanti ayah bunda akan dicek oleh ustadz ustadzah tentang kondisi anak. Lalu ada juga kepahitan-kepahitan lainnya misalnya di Kuttab tidak ada ijazah, tidak ada belajar sambil bermain dan yang ada belajar sendiri bermain sendiri, ada HUKUMAN bahkan anak boleh di pukul.
Kemudian di Kuttab nanti akan membosankan karena anak diajarkan duduk bersila di atas karpet yang sederhana. Yang jelas ini semua kalau dipikir-pikir tidak ada yang menyenangkan. Nah, mengapa Ayah Bunda ingin menyekolahkan anaknya ke Kuttab al-fatih?"
Apa jawaban mereka?
Sebenarnya hampir semua menjawab, "tidak masalah, kami malah senang ada yang menuntut kami belajar dan mengikuti aturan kuttab" tapi yang satu ini agak panjang. Walaupun kami juga belum sempat menulis semuanya. Baiklah kira-kira seperti ini:
Orang tua menjawab, " yang jelas kami sudah paham betul dengan konsekuensi yang akan saya terima jika anak kami sekolah di Kuttab. Masalah ijazah saya merasakan sendiri Tadz, Bagaimana ijazah istri saya dan saya tidak berguna saat ini, padahal dulu banyak menghabiskan waktu hanya untuk mendapatkan ijazah tapi apa yang terjadi?? Sekarang kami malah bekerja bukan karena ijazah tapi karena yang lain.
Kemudian soal kajian orang tua, kami justru sangat bersyukur sekali, sebab ada yang memaksa kami untuk belajar terutama dalam masalah Parenting Nabawiyah dan saya tidak ingin generasi setelahnya sama seperti generasi sekarang, walaupun orang-orang sekarang sudah besar tetapi akhlaknya masih banyak yang kurang, misalnya saat ini yang tua-tua ketika mengantri masih ada yang berantem dan masih banyak lagi.
Nah Kami ingin generasi berikutnya itu memiliki adab yang baik iman yang bagus. Dan alasan berikutnya yang menguatkan saya untuk masukkan anak saya di sini adalah karena penanaman iman yang kuat. Saya ingin anak saya faham tentang keimanan keimanan yang sudah diajarkan dalam Islam, jadi anak bukan hanya hafal Al Quran tetapi mentadaburi Al Quran.
Lalu masalah home visit saya malah sangat bersyukur karena ada yang perhatian dan mengoreksi kinerja kami dalam mendidik anak. Dan tentunya tidak ada kesuksesan yang diraih dengan kemudahan-kemudahan namun yang ada kesuksesan itu diraih dengan jalan yang sukar alias jalan yang sulit untuk ditempuh.
Untuk masalah hukuman tidak masalah. Selama itu ada aturannya dalam Islam dan mendidik, bagi saya tidak masalah. Mau dipukul atau dihukum itu tidak masalah. Alhamdulillah saya juga sudah banyak membaca artikel-artikel di situs parentingNabawiyah.com atau Kuttabalfatih.com."
Baca juga: Orangtua Harus Mengetahui Hal Ini Sebelum Memasukkan Anaknya di Kuttab Al-Fatih
Baiklah Sekian dari kami cerita masalah kesulitan atau kerepotan yang akan diterima calon orang tua jika menyekolahkan anaknya di Kuttab al-fatih. Wassalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh.
7 komentar untuk "Calon Orangtua: Di Kuttab Al Fatih Itu Melelahkan Tapi"
kata orang tua murid yg sekolah di Kuttab, sekolah ini mempunyai misi mencetak murid yg seperti masa kejayaan islam. pertanyaan saya, jaman dulu islam berjaya karena mempunyai ilmuan-ilmuan islam. nah sekarang gmn mau jadi ilmuan kalo akses (ijasah) tidak diberlakukan. bagaimana cara mencetak the next ibnu sina, al-biruni, dll ?
Kedua, jika mau lanjut di luar madrasah. Masih ada paket. Toh ijazah hari ini mudah didapat. Bahkan kualitas murid Kuttab saat UN paket tidak kalah dengan murid di sekolah luar.
Hal ini sudah dibuktikan oleh anak anak angkatan pertama Kuttab Depok. Padahal mereka belajarnya hanya beberapa kali dalam 3 bulan terakhir sebelum UN.
Artinya dengan belajar Al Quran Iman dan Adab. Di sana banyak keajaiban yang Allah berikan. :)
Tulis komentar di sini dan centang tombol "Notify me" atau "Ingatkan kami" agar Antum bisa melihat balasannya. Syukran