Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Widget Atas Posting

Kisah Mengharukan Uwais Al Qarni dan Ibunya Lengkap

Kisah Uwais Al Qarni dan Ibunya- di bulan Ramadhan yang penuh berkah ini, abanaonline.com akan menceritakan sebuah kisah yang sangat mengharukan. Beliau adalah Uwais bin Amir Al
Qarni seorang tabiin sekaligus teladan yang zuhud. Sehingga sampai saat ini beliau dikenal sebagai hamba yang tak dikenal di dunia tapi sangat terkenal di langit.

Yang jelas kisah perjalanan hidup Uwais Al Qarni dan ibunya, Insyaallah bisa menjadi inspirasi bagi kita semua untuk selalu taat kepada orangtua terutama ibunya. Baiklah berikut alur kisah Uwais Al Qorni lengkap mulai dari mengenal biografi atau latar belakang sampai wafat.

Biografi Singkat Uwais Al Qarni


Kisah Mengharukan Uwais Al Qarni dan Ibunya

Nama beliau adalah Abu Amar bin Amir bin Jaz'i bin Malik Al Qorni Al Muradi Al Yamani. Beliau dilahirkan di Yaman saat peristiwa hijrahnya Rasulullah Shallallahu Alaihi Wasallam ke Madinah. Ia seorang tabiin yang hidup di zaman Rasulullah namun belum pernah bertemu dengan beliau.

Uwais Al Qarni  tidak memiliki saudara satupun, yang ia miliki hanyalah seorang ibu yang sudah tua renta, buta dan lemah. Bahkan Uwais al Qarni sendiri juga mendapat ujian yakni sebuah penyakit sopak, tubuhnya belang-belang. Meskipun keadaan yang seperti itu beliau tetap tumbuh menjadi pemuda yang shalih dan sangat berbakti kepada ibunya. Sampai-sampai Rasulullah Shallallahu Alaihi Wasallam mengujinya dengan berbagai pujian di depan para sahabat.

Pandangan Rasulullah Terhadap Uwais Al Qarni


Kisah Mengharukan Uwais Al Qarni dan Ibunya

Rasulullah -shalallahu alaihi wassalam- menggambarkan tentang Uwais Al Qarni, beliau bersabda, "Wahai Abu Hurairah, sesungguhnya Allah mencintai di antara makhlukNya para sahabat yang tersembunyi (tidak terkenal) dan taat, rambut mereka kusut, wajah mereka penuh debu, dan perut mereka kosong kecuali dari harta yang halal.

Mereka adalah orang-orang yang apabila meminta izin kepada para penguasa tidak akan diizinkan, apabila melamar wanita wanita kaya tidak akan dinikahkan, apabila tidak hadir tidak akan dicari-cari, apabila hadir tidak akan dipanggil, apabila mereka muncul maka kemunculannya itu tidak akan membuat senang, apabila sakit tidak dijenguk dan apabila meninggal dunia tidak disaksikan."

Para sahabat bertanya, "wahai Rasulullah, bagaimana hubungan kami dengan salah seorang dari mereka?"

Rasulullah -shalallahu alaihi wassalam-menjawab, "Dia adalah Uwais Al Qarni."

Mereka bertanya lagi, "Siapakah Uwais Al Qarni?"

Rasulullah bersabda, "Dia adalah seorang laki laki yang bermata biru, berambut pirang, dadanya bidang, perawakannya sedang, dan kulitnya sawo matang. Dia senantiasa menundukkan pandangannya, menaruh dagunya di tempat sujud, meletakkan tangan kanannya di atas tangan kirinya sambil membaca Al Quran lalu menangisi dirinya sendiri.

Dia mengenakan pakaian dan mantel dari kain wol, tidak dikenal di kalangan penduduk bumi, namun sangat terkenal di kalangan penghuni langit. Apabila dia bersumpah dengan nama Allah maka dia pasti melaksanakannya dengan benar. Di bawah bahu sebelah kirinya ada bintik putih.

Pada hari kiamat kelak akan dikatakan kepada hamba hamba Allah, 'Masuklah kalian ke dalam surga.' Namun dikatakan kepada Uwais, 'Berhentilah dan berikanlah syafaat.' Lalu dia meminta syafaat kepada Allah untuk orang orang yang jumlahnya sama dengan suku Rabiah dan Mudhar.

Wahai Umar, wahai Ali, jika kalian berdua bertemu dengannya maka mintalah dia supaya memohonkan ampunan bagi kalian berdua, niscaya Allah akan mengampuni kalian berdua." [Al Hilyah, Abu Nu'man (II/81-82)

Kisah Uwais dan Ibunya


Kisah Mengharukan Uwais Al Qarni dan Ibunya

Dari hadits rasulullah di atas menunjukkan bahwa beliau memiliki banyak keutamaan dan kemuliaan, sampai-sampai doanya selalu dikabulkan oleh Allah ta'ala. Lantas apa yang membuatnya menjadi seperti itu??

Ya, hal itu disebabkan karena Uwais Al Qarni sangat berbakti kepada orangtuanya terutama pada Ibunya. Salah satu kisahnya yang paling terkenal adalah saat menggendong ibunya dari Yaman ke Mekkah. Berikut ceritanya..

Dahulu Uwais hanya memiliki ibu yang sudah tua. Apapun permintaan dan keinginan sang ibu selalu ia turuti. Hanya satu permintaan ibunya yang kala itu sulit sekali ia turuti, yaitu pergi haji

Zaman dulu jika harus pergi ke Makkah maka harus melewati gurun pasir yang tandus, panas dan membutuhkan kendaraan serta bekal yang banyak untuk menuju Makkah. Maka dari itu Uwais sangat kebingungan, di sisi lain ia adalah orang yang sangat miskin dan tidak mempunyai perbekalan serta kendaraan untuk menghajikan ibunya.

Namun Dia tetap ingin menuruti permintaan ibunya. Uwais terus berpikir dan mencari cara agar bisa menuruti permintaan ibunya tersebut. Akhirnya ia menemukan cara yang sangat nekat. Uwais membeli seekor lembu dan membuat kandang di bukit. Setiap hari Uwais menggendong lembu tersebut dari bawah sampai ke bukit, sehingga banyak yang mengira Uwais sudah gila.

Tapi, tahukah Antum untuk apa Uwais melakukan hal tersebut? Ternyata hal itu dilakukannya sebagai bentuk latihan agar kuat menggendong ibunya ke Makkah. Subhanaallah..

Delapan bulan berlalu, lembu itu semakin gemuk dan ototnya Uwais pun semakin kuat. Tibalah waktu musim haji, Uwais mendatangi ibunya dan menyanggupi permintaannya. Namun ibunya benar-benar tidak mengira kalau Uwais akan menggendongnya sampai Makkah. Baginya ini cara yang sangat nekat.

Akhirnya Uwais menggendong ibunya yang sudah lumpuh tersebut dari Yaman ke Makkah untuk melaksanakan haji. Subhanallah, perjalanan yang sulit ia tempuh demi baktinya pada sang ibu. Uwais berjalan dengan tegap dan kuat sampai ke Makkah bahkan ketika tawaf pun Uwais tetap menggendong ibunya. Sang ibu sangat terharu dan menangis karena telah melihat Ka'bah. Di hadapan Ka'bah Uwais al Qarni berdoa, "Ya Allah ampunilah semua dosa ibuku."

Ibunya pun bertanya, "Bagaimana dengan dosamu?"

"Dengan terampuninya dosa ibu, maka Ibu akan masuk surga. Cukuplah ridho dari ibu yang akan membawaku ke surga." Jawab Uwais dengan tulus dan ikhlas.

Allah memberikan karuniaNya kepada Uwais, kesembuhan pada penyakit sopaknya. Hanya tertinggal bulatan putih pada tengkuknya (ada yang mengatakan pada telapak tangan). Hal itu sebagai tanda agar Uwais mudah dikenali sesuai sabda Nabi kepada Umar dan Ali, bahwa kelak mereka akan bertemu dengan pemuda yang mempunyai tanda bulat putih pada telapak tangannya, yaitu Uwais al Qarni.

Itulah sepenggal kisah Uwais al Qarni dan Ibunya. Selanjutnya bagaimana kisah pertemuan Uwais dan Umar bin Khattab radiyallahuanhu?

Kisah Mengharukan Uwais dan Umar bin Khattab


Kisah Mengharukan Uwais Al Qarni dan Ibunya

Setelah beberapa tahun yang lalu, apabila telah datang kepada Umar sekelompok dari Yaman, beliau selalu bertanya, "Apakah di antara kalian ada yang bernama Uwais bin Amir?" Umar benar-benar tidak pernah lupa akan sabda nabi shalallahu alaihi wassalam. Oleh karenanya Umar selalu mengkhususkan pertanyaan dengan menyebut namanya langsung kepada penduduk dari Yaman.

Hingga akhirnya Umar ditaqdirkan Allah untuk bertemu Uwais yang zuhud. Saat utusan dari Yaman datang kepadanya, dia kembali bertanya, "Apakah di antara kalian ada yang bernama Uwais bin Amir?" Mereka menjawab, "ya." Lalu Umar pun berjalan mendatangi Uwais dan bertanya, "Apakah engkau Uwais bin Amir?"
Dia menjawab, "Ya."

Umar bertanya lagi, "Dari Bani Murad kemudian Bani Qaran?"

Uwais menjawab, "Ya."

Umar bertanya lagi, "Apakah engkau pernah terkena penyakit belang, lalu Allah menyembuhkannya kecuali yang tersisa hanya sebesar dirham?"

Uwais menjawab, "ya"

Umar bertanya lagi, "Apakah engkau memiliki Ibu?" Uwais menjawab, "ya."

Umar Bin Khattab pun berkata, "Aku mendengar Rasulullah -shalallahu alaihi wassalam- bersabda , 'Akan datang kepada Uwais bin Amir bersama utusan yang datang dari Yaman dari Bani Murad, dia memiliki penyakit belang lalu Allah menyembuhkannya kecuali yang tersisa hanya sebesar dirham, dia memiliki seorang ibu yang sangat dia taati dan dia perlakukan dengan baik.

Apabila dia bersumpah atas nama Allah maka dia akan melaksanakannya dengan benar, jika engkau mampu untuk meminta kepadanya agar dia memohonkan ampunan untukmu, maka lakukanlah.'

Dari hadits nabi di atas, maka Umar memohon agar Uwais mau mendoakan ampunan untuknya. Umar berkata, "Mohonkanlah ampunan untukku wahai Uwais."

Uwais menjawab, "Apakah pantas orang sepertiku memohonkan ampunan untuk orang sepertimu wahai Amirul Mukminin?"

Namun Umar terus mengulangi permohonannya. Maka Uwais pun memohonkan ampunan untuknya seraya berdoa, " Ya Allah ampunilah Umar Bin Khattab."

Kemudian Umar Bin Khattab kembali bertanya, "Kemana engkau akan pergi ?"

Uwais menjawab, "Aku akan pergi ke Kufah."

Umar berkata, "Bolehkah aku menuliskan surat untukmu kepada penguasa di sana?"

Uwais menjawab, "Aku lebih senang jika berada di antara orang-orang awam yang tidak terkenal di sana."

Lalu Umar melanjutkan perkataannya kepada Uwais, "Siapakah orang yang engkau tinggalkan di Yaman?"

Uwais menjawab, "Aku meninggalkan ibuku." Kemudian Umar terus mendesak lagi untuk memohonkan ampunan baginya,

Umar pun berkata kepada Uwais, "Sejak hari ini engkau adalah saudaraku maka janganlah engkau meninggalkan aku."

Pada saat itu Uwais melepaskan diri dari tangan Umar dan pergi ke Kufah untuk mencari rezeki serta mendekatkan diri kepada majelis para ulama dan orang-orang zuhud di negeri Irak.

Ketika Uwais hendak meninggalkan Umar bin Khattab untuk pergi ke Kufah, Umar bin Khattab berkata kepadanya, "Tetaplah di tempatmu, semoga Allah merahmatimu. Sampai aku masuk ke Makkah lalu memberimu tunjangan hidup dari harta pemberian pribadiku dan beberapa helai pakaian dari pakaian milikku."

Kemudian Umar menyakinkan lagi seraya berkata, "Tunggulah di sini wahai Uwais, tempat ini tempat perjanjian antara aku dan engkau."

Maka Uwais berkata, "Wahai Amirul Mukminin, tidak ada tempat perjanjian antara aku dan engkau, aku tidak yakin engkau akan mengenali aku lagi setelah hari ini, apa yang dapat aku lakukan dengan tunjangan itu wahai Amirul Mukminin dan apa yang dapat aku lakukan dengan pakaian itu? Bukankah engkau melihat saat ini aku mengenakan pakaian dari mantel kain wol? Pada saat engkau bertemu aku lagi, bisa jadi aku telah merobeknya, bukankah engkau melihat kedua sandalku ini ditambal? Pada saat engkau bertemu aku lagi, bisa jadi keduanya telah usang.

Wahai Amirul Mukminin di antara aku dan engkau ada rintangan yang menghalangi dan tidak dapat dilampaui kecuali orang yang kurus dan memiliki sedikit harta, maka jadikanlah aku orang yang sedikit hartanya. Semoga Allah merahmatimu wahai Amirul Mukminin, engkau dan aku akan berpisah di tempat ini."

Lalu Umar pun pergi ke Mekkah seraya mengucapkan salam perpisahan kepada Uwais yang berlalu pergi sambil menggiring untanya, lalu dia memberikan unta itu kepada pemiliknya, dia meninggalkan penggembalaan dan setelah itu dia hanya menghadapkan dirinya untuk beribadah. Nah begitulah kisah Uwais al Qarni bersama Khalifah Umar bin Khattab radiyallahuanhu.

Wafatnya Uwais Al Qarni


Kisah Mengharukan Uwais Al Qarni dan Ibunya

Pada masa pemerintahan Umar bin Khattab yang merupakan masa dimana penaklukan Islam sedang berlangsung begitu dahsyat, kaum muslimin pergi untuk memerangi Negeri Azerbaijan dan mencoba untuk menaklukkannya, maka jatuhlah panji-panji kemusyrikan dan berjayalah panji-panji Islam di semua tempat.

Abdullah bin Salamah salah seorang pahlawan pada pertempuran Azerbaijan, dia bercerita tentang wafatnya Uwais Al Qarni. "Kami memerangi Azerbaijan pada masa pemerintahan sahabat Umar Bin Khattab dan pada saat itu Uwais Al Qarni ada bersama kami, setelah kami kembali dari pertempuran kami merasakan bahwa dia sakit maka kami pun membawanya dan mengobatinya semampu kami, namun dia tidak dapat bertahan dan meninggal dunia, lalu Kami pun berhenti dan ternyata di sana ada sebuah kuburan yang telah digali, air yang mengalir terus-menerus, kain kafan dan balsam. Maka kami pun memandikannya, mengkafaninya, menshalatkannya dan menguburkannya.

Lalu sebagian dari kami berkata kepada sebagian yang lain, "Seandainya kita kembali lagi ke tempat itu maka kita pasti mengenali kuburannya." Kemudian kami kembali lagi ke sana, namun kami tidak menemukan kuburan atau bekas apapun.

Berita meninggalnya Tabiin Uwais al Qarni telah tersebar kemana-mana. Baru saat itulah penduduk Yaman mengetahuinya siapa Uwais al Qarni sebenarnya. Selama ini tidak ada yang mengetahuinya sehingga banyak penduduk Yaman yang tidak tahu keutamaannya. Selain itu hal ini juga disebabkan karena permintaan Uwais kepada Umar agar merahasiakan tentangnya.

Dan setelah meninggal para penduduk Yaman baru mendengar sabda Nabi mengenai Uwais yang terkenal di langit dan tidak di bumi.

Subhanallah, kisah Uwais al Qarni sangat patut dijadikan pelajaran untuk kita semua. Ia memiliki amalan yang sangat mulia, berbakti pada ibunya sehingga banyak orang yang meminta doa kebaikan melalui perantaranya. Apalagi Nabi sudah menyampaikan jauh-jauh hari bahwa doa Uwais akan terkabulkan. Sungguh mengharukan [Kitab Ashrut Tabiin (kisah para tabiin), Syaikh Abdul Mun'im Al Hasyimi, Ummul Qura II/307-323 dengan banyak perubahan bahasa dan tata letak] Silahkan sertakan sumber jika hendak copy paste. Syukran

Posting Komentar untuk "Kisah Mengharukan Uwais Al Qarni dan Ibunya Lengkap"