Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Widget Atas Posting

Adab Santri Jadi Buruk Ketika Liburan di Rumah, Kok Bisa?

Assalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh, di hari libur yang berbahagia ini kami ingin sedikit menulis catatan-catatan menarik mengenai sebab dan solusi mengatasi perilaku buruk anak pesantren ketika liburan di rumah.

Ditulisan ini saya tidak memaksa Antum (kalian) untuk mempercayainya dan mengikutinya. Saya hanya berdoa dan terus meminta pertolongan kepada Allah semoga apa yang saya tulis ini merupakan kebenaran dan bukan kebatilan. Dan kebenaran serta kesempurnaan hanyalah milik Allah.

Melihat beberapa keluhan wali santri terkait perilaku buruk anak-anaknya saat di rumah, rasanya sangat sedih. Nampaknya masalah ini belum bisa teratasi sampai hari ini. Para orang tua mengeluh akan adab mereka yang sangat jauh dari yang diharapkan. Harusnya setelah di pondok anak membawa bekal adab yang bagus saat di rumah.

Namun ternyata mereka jauh dari adab adab yang telah diajarkan oleh Allah dan RasulNya. "Seolah-olah keberadaannya di rumah sebagai simbol kebebasan dari penjara suci". Apa yang telah mengekang dirinya saat di pondok ingin ia lampiaskan di rumah. Main gadget tidak kenal waktu, melupakan Al-Quran dan tidur seharian serta masih banyak lagi yang lainnya.

Memang tidak semua santri pondok melakukan hal itu, tapi banyak wali santri yang merasakan hal itu terjadi pada anaknya. Sehingga masalah ini menjadi pertanyaan besar bagi setiap orang tua. "Apa yang menyebabkan anak saya bisa seperti itu?" "Apakah ada solusi yang bagus untuk mengatasi kebiasaan buruk tersebut?"

Perasaan Santri Ketika Liburan di Rumah


Sebab perilaku buruk atau adab buruk santri ketika di rumah
Gambar hanya ilustrasi, tidak ada maksud dan tujuan apapun. By Flickr.com

Sebelum saya berpendapat tentang penyebab dan cara mengatasi kebiasaan buruk anak pesantren ketika di rumah, terlebih dahulu saya ingin bercerita bagaimana perasaan saya dulu ketika liburan dari pesantren. Mungkin perasaan saya ini mewakili sebagian besar santri-santri yang ada di Indonesia.

Sebagai mantan santri, saya merasakan betul betapa beratnya tatkala kami ingin menerapkan persis seperti apa yang ada di pondok. Mengaji tiap habis solat, solat malam dan lain sebagainya.

Ya, saat itu saya benar-benar merasa bebas, tidak ada ustadz dan tidak ada yang mengatur ketika liburan.

Dari sini kita bisa melihat ada yang tidak beres dengan pola pikir saya. Padahal saya sendiri sudah belajar berbagai materi ilmu agama, ada Bahasa Arab, Fiqih, Akhlak dan ilmu-ilmu agama lainnya. Tapi kenapa rasa muraqabah (diawasi) kepada Allah sangat kurang? Dan padahal ilmu muraqabah sendiri sudah pernah dipelajari?

Apa yang salah?

Belajar Dari Sahabat Mus'ab bin Umair Radiyallahuanhu


Allah ta'ala menurunkan wahyu secara bertahap bukanlah sebuah kebetulan. Turunnya surat Makkiyah selama 13 tahun dan Madaniyah selama 10 tahun juga bukanlah sebuah kebetulan. Di sana terdapat hikmah besar sekaligus petunjuk dari Allah tentang strategi dakwah.

Hampir seluruh isi kandungan surat Makkiyah adalah visi. Visi seorang muslim akan tujuan akhirnya. Sehingga tak heran apabila di dalam surat Makkiyah rata-rata isinya tentang surga neraka, gambaran hari dan kisah-kisah. Sedangkan kandungan surat Madaniyah membahas soal misi atau beban-beban syariat. Seperti, solat, zakat, puasa dan lain-lain.

Artinya di sini Allah mengajarkan sebuah urutan. Visi dulu baru misi. Karena saat seorang muslim tidak memiliki visi, maka dia tidak akan bisa melakukan misi.

Baiklah biar bisa memahami, mari membaca kisah sejenak tentang sahabat Mushab Bin Umair agar kita dapat mengambil pelajarannya dan bisa tau sebab mengapa anak pondok nakal saat di rumah.

Mushab bin Umair Al Abdari ditunjuk oleh Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam untuk menjadi duta Islam Madinah. Beliau radhiyallahuanhu diamanahi untuk mengajarkan syariat syariat Islam dan pengetahuan tentang agama Islam kepada masyarakat Madinah.

Dengan strategi dakwahnya yang cerdas, Mus'ab bin Umair berhasil mengislamkan pemimpin-pemimpin kaumnya yang bernama Sa'ad bin Muadz dan Usaid bin Hudhair. Lantas tidak lama kemudian para kaumnya mengikuti ajakan Sa'ad dan Usaid untuk masuk Islam. Akhirnya momen ini menjadi keberhasilan yang besar sekaligus kemenangan bagi Rasulullah Shallallahu alaihi wasallam.

Tidak lama kemudian setelah masuk Islamnya penduduk Madinah, Rasulullah dan para sahabatnya hijrah ke kota tersebut lalu mempersaudarakan antara Muhajirin dan Anshar.

Dalam peristiwa ini terdapat tragedi yang mengagumkan dimana Abdurrahman bin Auf dipersaudarakan dengan Sa'd bin Ar Rabi. Lalu Sa'ad berkata kepada Abdurrahman, "Aku memiliki kebun, ambillah sebagiannya. Dan aku memiliki 2 istri, ambillah salah satu istri yang paling kau sukai.."

Subhanallah, percakapan macam apa ini?? Padahal penduduk Madinah ketika itu baru mengenal Islam, namun sudah membuahkan percakapan yang luar biasa?!!

Mungkin logika kita tidak sampai kalau membayangkan perkataan Sa'ad kepada Abdurrahman. Kenapa dia rela memberikan istri tercintanya? Sebenarnya apa sih yang diajarkan Mus'ab bin Umair kepada penduduk Madinah? Kok sampai sampai bisa melahirkan orang seperti Sa'ad?

Jawaban Tentang Dakwah Mus'ab dan Solusi Kenakalan Anak Pesantren Saat di Rumah


Ternyata apabila kita melihat sejarah, apa yang diajarkan Mus'ab kepada Penduduk Madinah adalah berdasarkan urutan Wahyu. Mushab bin Umair membacakan ayat-ayat Makkiyah, menanamkan visi yang kuat kepada mereka. Isi dari visi tersebut adalah keyakinan terhadap Allah, keyakinan terhadap Rasulullah, malaikat, kitab Allah, hari akhir, Surga, Neraka dan Qadha serta Qadar.

Mus'ab menanamkan pada mereka kalau apa yang mereka lakukan harus untuk Allah dan rasulnya supaya bisa mencapai surgaNya (visi). Jika visi tersebut sudah kuat tertanam pada diri mereka, otomatis mereka akan melaksanakan misi dengan sendirinya tanpa diperintah.

Seberat apapun beban syariat akan terasa mudah jika seorang muslim memiliki visi yang kuat. Jadi bagaimana mungkin seseorang melakukan misi apabila keyakinan terhadap Allah Rasul dan hari akhir masih sangat kurang??

Wilayah inilah yang sedang kita gali. Di Kuttab al-Fatih dan Madrasah Al Fatih mencoba menerapkan kembali metode-metode pembelajaran sesuai apa yang sudah dilakukan oleh Nabi dan para sahabatnya. Karena sudah terbukti menumbuhkan orang-orang besar, harapannya generasi berikutnya lebih baik lagi dari kita..!

Di lembaga Al Fatih terbagi menjadi 2 wilayah dakwah: 1. Kuttab dan Madrasah. Di wilayah pertama guru fokus menanamkan visi pada mereka (agar sesuai urutan), misalnya mengajarkan ayat-ayat Makkiyah, menanamkan karakter-karakter iman dan menguatkan pondasi pondasi adab mereka sebelum ke jenjang selanjutnya (wilayah 2 Madrasah). Sampai anak benar-benar mengenal ketahui tentang kebesaran Allah, kekuasaan Allah dan yakin terhadap surga atau neraka.

Baca: Pentingnya Penanaman Adab Pada Murid Serta Panduannya

Sedangkan di wilayah kedua berisi kurikulum-kurikulum lanjutan dari wilayah pertama. Yaitu guru sudah mulai mengenalkan lebih dalam kepada murid-murid tentang ilmu ilmu agama seperti fiqih, tafsir, hadits dan lain sebagainya.

Wilayah pertama dinamai jenjang Kuttab 1 sampai 3. Sedangkan wilayah kedua yaitu Madrasah. Ini merupakan ikhtiar dari para pejuang pendidikan untuk melahirkan kembali para generasi gemilang serta memunculkan kembali kurikulum kurikulum yang dulu pernah ada di masa nabi sampai kejayaan Islam.

Silahkan baca lebih lengkapnya di artikel:


Jadi kesimpulannya mengapa anak pesantren jadi nakal saat liburan di rumah yaitu mungkin pondasi penanaman iman dan adab kepada mereka belum sekokoh bangunan pencakar langit. Dalam arti lain ada urutan yang salah dalam pembelajaran. Selain itu peran orang tua dan guru juga sangat penting dalam pembentukan karakter adab dan iman kepada anak. Ajarkanlah anak sesuai urutan. :)

Baiklah sebelum kami tutup alangkah baiknya jika teman-teman di sini menyempatkan waktunya untuk membaca cerita saya lainnya berikut ini (supaya tidak salah paham dalam memahami urutan).

2 komentar untuk "Adab Santri Jadi Buruk Ketika Liburan di Rumah, Kok Bisa?"

Empty_Liz 25 September 2017 pukul 22.38 Hapus Komentar
MasyaAllah ... Pertama saya baca artikel ttg sahabat Abdullah bin hudzafah, saya merasa tulisan dalam dan berbobot tetapi mudah dipahami, serta berbicara tentang "urutan" tidak lain tidak bukan pasti yang menulis orang2 hebat yg berada di kuttab dan madrasah Al Fatih.

Semoga web ini beserta isinya terus update serta mengupas lebih dalam ttg Rasulullah dan para sahabat

Wassalamualaykum warahmatullaahi wabarakatuh


Riezky Kautsar
Abu Zaid Amir 26 September 2017 pukul 05.24 Hapus Komentar
Waalaikumussalam warah matullahi wabarakatuh. Jazakumulullah atas dukungan Antum, semoga Allah memudaahkan urusan kami semua.