5 Cara Mendidik Anak Agar Mandiri Dan Tidak Cengeng

Cara mendidik anak agar mandiri dan tidak cengeng- Assalamualaikum sahabat abana online, jika sebelumnya kami sudah membahas cara mengatasi anak hiperaktif dan cara mengatasi anak nakal. Maka di kesempatan kali ini kami ingin sharing terkait cara mendidik anak supaya mandiri dan tidak cengeng.

Artikel ini ditulis berdasarkan pengalaman saat menangani anak-anak di sekolah yang mana mereka mempunyai beragam karakter, ada yang cengeng, bandel, pemberani dan lain sebagainya. Selain itu, tips di bawah ini juga sudah kami terapkan pada anak kandung kami sendiri dan Alhamdulillah hasilnya sangat efektif.

Jadi tidak ada salahnya bila Ayah Bunda di rumah mencoba menerapkan cara yang kami gunakan ini. Bagaimana cara mendidik anak agar mandiri dan tidak suka menangis alias cengeng?

Cara Mendidik Anak Agar Mandiri Dan Tidak Cengeng 

Tentunya setiap orang tua tidak ingin anaknya cengeng dan manja. Dalam Islam sendiri sangat memperhatikan kemandirian anak. Sebagaimana gambaran anak-anak di masa kejayaan peradaban Islam dahulu. Di mana Muhammad Al Fatih di usia 21 tahun sudah mampu menaklukkan benteng terkuat di dunia yaitu Konstatinopel. Sedangkan hari ini usia 21 tahun baru bisa membuat judul skripsi. :)

Di bawah ini langkah-langkah mendidik anak supaya mandiri dan tidak cengeng sesuai ajaran Islam:

1. Mengisahkan Kisah Para Pahlawan Islam yang Gagah dan Kuat

Cara pertama ialah sering menceritakan kisah-kisah para pahlawan Islam baik dari kalangan sahabat maupun generasi setelah sahabat. Seperti yang sudah kami tulis di artikel, [memperbaiki adab anak dengan berkisah] kisah memiliki peran besar dalam membentuk karakter anak. Apabila kita menceritakan kisah seorang yang pemberani dan mandiri, bukan tidak mungkin jika anak yang mendengarkan bisa menjadi mandiri dan tidak cengeng.

Meskipun di suatu saat dia nangis, kita cukup mengingatkan kisah tersebut tanpa harus marah-marah. Tapi yang harus kalian perhatikan adalah jangan pernah bercerita kisah dongeng-dongeng yang belum jelas kebenarannya alias kisah bohong dan fiktif. Sebab bukannya mengajarkan keberanian justru malah mengajarkan untuk berbohong. Berkisahlah sejak anak usia dini. :)

2. Jangan Mudah Menghukum Fisik

Islam memang membolehkan hukuman fisik seperti dipukul. Namun sebagai agama yang sempurna Islam memiliki batasan-batasan kapan anak harus dipukul. Yang pasti orang tua tidak boleh sembarangan dalam menghukum anak saat melakukan kesalahan.

Baca: Cara Menghukum Anak Dalam Islam yang Mendidik

Menjadi orang tua tidaklah mudah, butuh kesabaran yang tinggi dalam menghadapi keluarga terutama anak-anak. Jangan mudah memukul, salah sedikit dipukul, salah sedikit dijewer. Padahal Nabi membolehkan memukul anak dalam batasan batasan yang disyariatkan.

Dampak orang tua yang sering memukul anak adalah bisa menghambat tumbuh kembang anak untuk mandiri. Mereka merasa kurang percaya diri dan lain sebagainya. Jadi hukumlah anak sesuai aturannya. Berikan urutan yang bagus saat menghukum. Misalnya diperingati lebih dahulu, berikan mimik wajah marah, pegang pundak saat menasihati dan jika masalahnya sudah besar seperti meninggalkan solat di usia 10 tahun, maka boleh dipukul tanpa mencederai.

3. Tidak Menuruti Semua Keinginannya

Sebagai orangtua sudah pasti akan sangat mencintai anaknya. Tapi hal itu bukan berarti kita harus memanjakannya secara berlebihan sampai-sampai semua keinginan anak selalu dituruti. Jika semua keinginannya dituruti akan berdampak negatif di masa depannya kelak. Anak akan menjadi manja, suka mengandalkan orang tua dan orang lain serta tidak mandiri.

Ketika di kelas, murid kami sering minta tolong sesuatu kepada gurunya. Bila kami rasa dia bisa melakukan sendiri, maka tidak akan kami tolong. Dan bila kami merasa anak itu tidak mampu melakukannya akan tetapi temannya bisa melakukannya, maka biasanya diarahkan untuk meminta tolong pada temannya terlebih dahulu. Barulah kalau mereka semua tidak bisa, akan kami bantu.

Contohnya, anak meminta tolong membukakan tutup botol, membuka tempat makan atau lainnya.

4. Memberikan Kasih Sayang dan Perhatian Pada Anak

Seorang anak akan sangat bahagia dan nyaman bersama orangtua jika orangtua selalu memberikan kasih sayang dan perhatian padanya. Perhatian di sini bukan dalam artian anda selalu memberinya pakaian yang bagus, mainan yang banyak dan lain sebagainya.

Tapi maksud perhatian di sini adalah seperti apa yang dilakukan oleh Rasulullah shallallahu alaihi wasallam. Yaitu dalam berkomunikasi dan menemani si anak. Menemani anak saat makan dan memberi beberapa nasehat padanya. Serta masih banyak lagi bentuk perhatian lainnya yang pernah dilakukan oleh Nabi Muhammad shalallahu alaihi wassalam pada anak-anak usia dini. Bisa Antum baca:

• Sebab Mengapa Guru dan Orang Tua Harus Menemani Anak Makan
• Konsep Menemani Anak Bermain Menurut Islam

5. Bekali Adab dan Akhlak yang Baik

Membekali akhlak yang baik kepada anak menjadi salah satu poin yang paling penting supaya anak mandiri dan tidak cengeng. Biasakanlah anak beradab dan berakhlak baik terhadap orang tua, saudara, dan guru. Karena hal itu akan membuatnya menghargai dan menghormati orang lain dalam kehidupannya.

Ajarkan pula adab makan, sholat, tidur dan bermuamalah agar si anak terbiasa dengan adab yang baik. Sehingga saat ia dewasa kelak kita tidak perlu mengkhawatirkan akhlaknya kepada orang lain. Karena sejak kecil sudah kita tanamkan adab dan akhlak yang baik padanya. Untuk masalah adab-adab Islam bisa kalian baca di situs ini.

Alhamdulillah itulah 5 hal cara mendidik anak agar mandiri dan tidak cengeng. Terakhir, kami ingatkan sebagai sosok orangtua haruslah sangat perhatian dalam masalah pendidikan anak supaya tidak menyesal di masa depan Wallahu'alam. Sekian dari kami Wassalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh. Abu Zaid Guru Kuttab Al Fatih