Kumpulan Kisah Khusyu Ulama dalam Sholat
Kisah khusyu ulama dalam sholat-Assalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh, sepertinya sudah lama sekali abanaonline.com tidak menuliskan kisah-kisah inspiratif bagi kita maupun anak-anak didik kita. Padahal dengan kisah kita dapat memperbaiki adab dan akhlak anak. Baca: Kenapa Berkisah Dapat Memperbaiki Adab Anak?
Oleh sebab itu pada kesempatan kali ini, kami akan berbagi kisah sangat inspiratif yaitu kisah khusyuk sholat dari para ulama. Sebagaimana yang sudah kita ketahui bahwa ulama merupakan pewaris para nabi. Mereka semua adalah tauladan bagi para penuntut ilmu. Dan apa yang dicatat dari ilmu akan mereka amalkan.
Para ulama juga takut kepada Allah karena ilmu. Sebagaimana firmanNya dalam Qs. Fathir: 28:
Artinya: Sesungguhnya di antara hamba-hamba Allah yang takut kepada-Nya hanyalah para Ulama, sesungguhnya Allah Maha Perkasa lagi Maha Pengampun. (QS Surat Fathir: 28)
Sehingga tak heran ketika para ulama menjalankan shalat, mereka semua khusyu' penuh keagungan terhadap Allah Jalla wa ala. Menunjukkan kelemahan di hadapan Allah yang Maha Besar, takut akan siksaNya dan mengharap SurgaNya.
Sedangkan arti dari khusyu itu sendiri adalah seseorang yang sedang sholat dan menghilangkan segala fikirannya kecuali untuk bermunajat kepada Allah Subhanahu Wa Ta'ala. Menghilangkan semua pikiran yang di luar shalat. Itulah yang disebut dengan khusyuk. Lantas bagaimana gambaran khususnya salat para ulama?
Berikut ini 6 kisah khusyuk ulama dalam shalat:
Kisah pertama adalah yang dialami oleh ulama Ahlul Hadits Imam Bukhari. Saat itu Imam Al Bukhari sedang melaksanakan shalat dhuhur bersama para sahabatnya. Setelah selesai solat, ulama ahlul hadits ini melanjutkan dengan melaksanakan shalat sunnah.
Namun ketika Imam Bukhari sudah melaksanakan shalat sunnah, beliau berpaling menuju sahabatnya sambil mengangkat ujung gamisnya dan bertanya kepada para sahabatnya itu,
"Apakah kalian melihat ada sesuatu di balik gamis?" Tanya Imam Bukhari.
Setelah dilihat oleh para rekannya, ternyata dibalik bajunya ada seekor lebah, dan di kulit Imam Bukhari juga nampak bekas sengatan lebah sebanyak 16 atau 17 sengatan. Hal itu mengakibatkan badannya bengkak.
Kemudian seorang dari sahabat Imam Al Bukhari pun bertanya keheranan, "Mengapa engkau tidak membatalkan shalat sejak awal disengat?"
Imam Al Bukhari pun menjawab, "Aku sedang membaca surat, dan aku menginginkan untuk menyempurnakannya!" (Siyar A’lam An Nubala, 12/442) Subhanallah
Kisah kedua ini juga sangat luar biasa. Tentu kita tahu kalau seekor burung hanya akan hinggap di tempat yang tenang seperti pagar. Namun sangking khusyunya solat dari salah satu tabiin bernama Ar Rabi' bin Khutsaim, burung tersebut terbang dan hinggap saat ia sujud. Inilah kisahnya.
Ar Rabi' bin Khutsaim adalah seorang tabi'in yang dikenal amat khusyu' saat melaksanakan ibadah shalat. Sampai-sampai pada suatu hari ada seorang laki-laki yang biasa pergi ke masjid lebih awal dan menjumpai Ar Rabi bin Khutsaim sedang sujud namun di atasnya ada burung pipit.
Lalu yang melihat itu berkata, "Ar Rabi' bin Khutsaim apabila bersujud ia seperti pakaian yang teronggok, hingga datang burung-burung pipit dan hinggap di atas tubuhnya." (Shifat Ash Shafwah, 3/ 39).
Kisah ketiga ini sangat inspiratif dan menggugah jiwa. Urwah bin Zubair adalah seorang Fuqoha dan ulama dari kalangan tabiin. Ketika itu beliau terkena penyakit Akilah bagian tubuhnya.
Dan penyakit tersebut hampir menggerogoti seluruh tubuhnya. Kemudian para dokter memeriksanya dan memvonis jika anggota tubuh yang terkena Akilah tersebut harus diamputasi agar tidak menular kepada anggota tubuh lainnya.
Bayangkan ketika itu tidak ada obat bius. Lalu para dokter menyarankan supaya meminum beralkohol supaya tidak sadar. Akan tetapi Urwah bin Zubair menolaknya dan meminta agar menunda amputasi hingga ia melakukan salat.
Tatkala Urwah bin Zubair melaksanakan salat. Barulah kakinya diamputasi dan ia tidak merasakan apapun karena hatinya sedang sibuk bermunajat kepada Allah. Jika Hatinya sudah tersibukkan dengan sesuatu maka ia tidak akan merasakan sakit pada badannya. Subhanaallah
Baca kisah lengkapnya di artikel: Kisah Zubair bin Awwam yang Tabah dalam Menerima Musibah
Amir bin Abdillah juga dikenal sebagai ulama yang sangat khusyu ketika menjalankan shalat. Sanking khusyunya sampai sampai ada yang bertanya kepada Amir bin Abdillah tentang isi pikiran beliau saat shalat.
Maka beliau menjawab, "Ya, posisiku saat itu bagaikan di hadapan Allah dan tempat kembaliku menuju salah satu dari dua kampung (surga atau neraka)". (Ihya Ulumuddin, 1/242)
Jawaban tersebut dibuktikan ketika beliau sedang melaksanakan shalat malam. Ketika itu tiba tiba saja ada seekor ular masuk dari bawah gamis dan keluar ke saku. Ular tersebut tidak mencelakai Amir bin Abdillah.
Kejadian ini diketahui seseorang dan bertanya, "Mengapa engkau tidak mengibaskan atau mengusir ular itu darimu?"
Amir Bin Abdillah yang merupakan seorang ahli ibadah di kalangan tabi'in menjawab, "Aku benar-benar malu kepada Allah, jika aku sampai takut kepada selain Dia".
Subhanallah, betapa hebatnya Amir bin Abdillah. Bahkan saat beliau hendak wafat, beliau menangis. Atas dasar itulah yang datang menjenguknya bertanya, "Apakah Anda menangis karena sakit saat sakaratul maut?"
Amir bin Abdillah pun menjawab, "Aku menangis bukan karena sakitnya mati atau memberati dunia, namun karena aku tidak bisa lagi mendirikan qiyam al lail di musim dingin". (Shifat Ash Shafwa, 3/202).
Perlu diketahui bahwa bagi kebanyakan manusia qiyam al lail di musim dingin adalah amalan yang amat berat. Namun Amir bin Abdillah telah merasakan nikmatnya, hingga hal itu yang ditangisi beliau saat hendak wafat.
Cerita ini dimulai saat ada tetangga Mansur bin Al Mu'tamir yang melihatnya sedang shalat. Dalam buku sejarah mengatakan jika ulama Mansur memiliki seorang tetangga wanita. Wanita tersebut mempunyai dua anak perempuan dan kedua perempuan ini biasa naik ke atas atap saat malam hari, kira-kira sepertiga malam.
Ketika menaiki atap dan tidak lama kemudian anak perempuan tetangga itu bertanya kepada ibunya, "Wahai ibu, untuk apa tiang yang aku saksikan berada di atas atap si fulan itu?"
Ibunya pun menjawab, "Wahai anakku, yang kau lihat itu bukanlah tiang, melainkan ahli ibadah Manshur yang sedang shalat semalam suntuk dengan satu rakaat." (Shifat Ash Shafwah, 3/113)
Kisah terakhir khusuk dalam sholat ialah dari Amru Bin utbah. Amru bin Utbah merupakan seorang tabi'in yang dikenal dengan kekhusyukan dalam shalat. Pada suatu hari beliau dan beberapa sahabatnya mengikuti sebuah peperangan. Dan saat itu budak beliau mendapati bahwa Amru bin Utbah tidak ada pada tempatnya, hingga ia mencarinya.
Tak lama kemudian, budaknya menemukan bahwa majikannya yaitu Amru Bin Utbah sedang melaksanakan shalat di gunung dan di sana ada awan yang menaunginya. Tiba saatnya malam hari, tatkala itu sang budak mendengar suara auman singa, sehingga siapa saja yang ada di tempat itu berlarian, hanya tinggal Amru bin Utbah yang sedang shalat.
Setelah kejadian itu, sang budak dan lainnya pun bertanya kepada Amru bin Utbah, "Apakah Anda tidak takut singa?"
Maka Amru pun menjawab, "Sesungguhnya aku benar-benar malu kepada Allah, jika aku sampai takut kepada selain Dia". (Shifat Ash Shafwah, 3/70) Allahuakabar..
Masya Allah demikian itulah tingkat khusyuk sholatnya para ulama. Mereka tetap bermunajat kepada Allah dan mengagumi kebesarannya meskipun ada sesuatu yang membahayakannya.
Lantas bagaimana dengan kita? Sudah saatnya kita banyak beristighfar. Di mana saat kita sholat kita memikirkan hal yang lain. Anggota tubuh kita menghadap kiblat namun jiwa kita berada di tempat lain. Bahkan kita melalaikan bacaan-bacaan yang ada di dalam shalat.
Mari merenungi, bagaimana jika ada seekor nyamuk kecil yang menggigit tubuh kita sedangkan kita dalam keadaan shalat? Apakah pikiran kita tertuju pada nyamuk atau tetap bermunajat kepada Allah? Jawaban ada pada diri kalian masing-masing.
Terakhir mari kita merenung dan mengambil pelajaran dari kisah khusyu' ulama dalam melaksanakan shalat. Betapa jauh khusyu kita dibandingkan mereka. Padahal Allah berfirman,
Maka celakalah orang yang shalat,
(yaitu) orang-orang yang lalai terhadap shalatnya, (Qs. Al Maun:4-5)
Begitu saja 6 kisah khusyu ulama ketika shalat. Semoga bermanfaat buat diri kita pribadi dan anak-anak didik kita. [Ref: Kitab Shifat Ash Shafwah/Ibnu Jauzi/ Kitab "Mereka adalah Para Tabiin/bab Urwah bin Zubair.]
Oleh sebab itu pada kesempatan kali ini, kami akan berbagi kisah sangat inspiratif yaitu kisah khusyuk sholat dari para ulama. Sebagaimana yang sudah kita ketahui bahwa ulama merupakan pewaris para nabi. Mereka semua adalah tauladan bagi para penuntut ilmu. Dan apa yang dicatat dari ilmu akan mereka amalkan.
Para ulama juga takut kepada Allah karena ilmu. Sebagaimana firmanNya dalam Qs. Fathir: 28:
إِنَّمَا يَخْشَى اللَّهَ مِنْ عِبَادِهِ الْعُلَمَاءُ إِنَّ اللَّهَ عَزِيزٌ غَفُورٌ
Artinya: Sesungguhnya di antara hamba-hamba Allah yang takut kepada-Nya hanyalah para Ulama, sesungguhnya Allah Maha Perkasa lagi Maha Pengampun. (QS Surat Fathir: 28)
Sehingga tak heran ketika para ulama menjalankan shalat, mereka semua khusyu' penuh keagungan terhadap Allah Jalla wa ala. Menunjukkan kelemahan di hadapan Allah yang Maha Besar, takut akan siksaNya dan mengharap SurgaNya.
Sedangkan arti dari khusyu itu sendiri adalah seseorang yang sedang sholat dan menghilangkan segala fikirannya kecuali untuk bermunajat kepada Allah Subhanahu Wa Ta'ala. Menghilangkan semua pikiran yang di luar shalat. Itulah yang disebut dengan khusyuk. Lantas bagaimana gambaran khususnya salat para ulama?
Kisah Khusyu Ulama dalam Shalat
Berikut ini 6 kisah khusyuk ulama dalam shalat:
1. Imam Al Bukhari Tidak Bergerak Saat Solat Meskipun Mendapat 17 Sengatan Lebah
Kisah pertama adalah yang dialami oleh ulama Ahlul Hadits Imam Bukhari. Saat itu Imam Al Bukhari sedang melaksanakan shalat dhuhur bersama para sahabatnya. Setelah selesai solat, ulama ahlul hadits ini melanjutkan dengan melaksanakan shalat sunnah.
Namun ketika Imam Bukhari sudah melaksanakan shalat sunnah, beliau berpaling menuju sahabatnya sambil mengangkat ujung gamisnya dan bertanya kepada para sahabatnya itu,
"Apakah kalian melihat ada sesuatu di balik gamis?" Tanya Imam Bukhari.
Setelah dilihat oleh para rekannya, ternyata dibalik bajunya ada seekor lebah, dan di kulit Imam Bukhari juga nampak bekas sengatan lebah sebanyak 16 atau 17 sengatan. Hal itu mengakibatkan badannya bengkak.
Kemudian seorang dari sahabat Imam Al Bukhari pun bertanya keheranan, "Mengapa engkau tidak membatalkan shalat sejak awal disengat?"
Imam Al Bukhari pun menjawab, "Aku sedang membaca surat, dan aku menginginkan untuk menyempurnakannya!" (Siyar A’lam An Nubala, 12/442) Subhanallah
2. Ar Rabi' bin Khutsaim Sangat Tenang Dalam Solat Hingga Burung Mendekat
Kisah kedua ini juga sangat luar biasa. Tentu kita tahu kalau seekor burung hanya akan hinggap di tempat yang tenang seperti pagar. Namun sangking khusyunya solat dari salah satu tabiin bernama Ar Rabi' bin Khutsaim, burung tersebut terbang dan hinggap saat ia sujud. Inilah kisahnya.
Ar Rabi' bin Khutsaim adalah seorang tabi'in yang dikenal amat khusyu' saat melaksanakan ibadah shalat. Sampai-sampai pada suatu hari ada seorang laki-laki yang biasa pergi ke masjid lebih awal dan menjumpai Ar Rabi bin Khutsaim sedang sujud namun di atasnya ada burung pipit.
Lalu yang melihat itu berkata, "Ar Rabi' bin Khutsaim apabila bersujud ia seperti pakaian yang teronggok, hingga datang burung-burung pipit dan hinggap di atas tubuhnya." (Shifat Ash Shafwah, 3/ 39).
3. Ulama Salaf Urwah bin Zubair yang Menjadikan Shalat Sebagai Obat Bius
Kisah ketiga ini sangat inspiratif dan menggugah jiwa. Urwah bin Zubair adalah seorang Fuqoha dan ulama dari kalangan tabiin. Ketika itu beliau terkena penyakit Akilah bagian tubuhnya.
Dan penyakit tersebut hampir menggerogoti seluruh tubuhnya. Kemudian para dokter memeriksanya dan memvonis jika anggota tubuh yang terkena Akilah tersebut harus diamputasi agar tidak menular kepada anggota tubuh lainnya.
Bayangkan ketika itu tidak ada obat bius. Lalu para dokter menyarankan supaya meminum beralkohol supaya tidak sadar. Akan tetapi Urwah bin Zubair menolaknya dan meminta agar menunda amputasi hingga ia melakukan salat.
Tatkala Urwah bin Zubair melaksanakan salat. Barulah kakinya diamputasi dan ia tidak merasakan apapun karena hatinya sedang sibuk bermunajat kepada Allah. Jika Hatinya sudah tersibukkan dengan sesuatu maka ia tidak akan merasakan sakit pada badannya. Subhanaallah
Baca kisah lengkapnya di artikel: Kisah Zubair bin Awwam yang Tabah dalam Menerima Musibah
4. Amir bin Abdillah Shalat Bersama Ular
Amir bin Abdillah juga dikenal sebagai ulama yang sangat khusyu ketika menjalankan shalat. Sanking khusyunya sampai sampai ada yang bertanya kepada Amir bin Abdillah tentang isi pikiran beliau saat shalat.
Maka beliau menjawab, "Ya, posisiku saat itu bagaikan di hadapan Allah dan tempat kembaliku menuju salah satu dari dua kampung (surga atau neraka)". (Ihya Ulumuddin, 1/242)
Jawaban tersebut dibuktikan ketika beliau sedang melaksanakan shalat malam. Ketika itu tiba tiba saja ada seekor ular masuk dari bawah gamis dan keluar ke saku. Ular tersebut tidak mencelakai Amir bin Abdillah.
Kejadian ini diketahui seseorang dan bertanya, "Mengapa engkau tidak mengibaskan atau mengusir ular itu darimu?"
Amir Bin Abdillah yang merupakan seorang ahli ibadah di kalangan tabi'in menjawab, "Aku benar-benar malu kepada Allah, jika aku sampai takut kepada selain Dia".
Subhanallah, betapa hebatnya Amir bin Abdillah. Bahkan saat beliau hendak wafat, beliau menangis. Atas dasar itulah yang datang menjenguknya bertanya, "Apakah Anda menangis karena sakit saat sakaratul maut?"
Amir bin Abdillah pun menjawab, "Aku menangis bukan karena sakitnya mati atau memberati dunia, namun karena aku tidak bisa lagi mendirikan qiyam al lail di musim dingin". (Shifat Ash Shafwa, 3/202).
Perlu diketahui bahwa bagi kebanyakan manusia qiyam al lail di musim dingin adalah amalan yang amat berat. Namun Amir bin Abdillah telah merasakan nikmatnya, hingga hal itu yang ditangisi beliau saat hendak wafat.
5. Mansur bin Al Mu'tamir Shalat Bagaikan Tiang Bangunan
Cerita ini dimulai saat ada tetangga Mansur bin Al Mu'tamir yang melihatnya sedang shalat. Dalam buku sejarah mengatakan jika ulama Mansur memiliki seorang tetangga wanita. Wanita tersebut mempunyai dua anak perempuan dan kedua perempuan ini biasa naik ke atas atap saat malam hari, kira-kira sepertiga malam.
Ketika menaiki atap dan tidak lama kemudian anak perempuan tetangga itu bertanya kepada ibunya, "Wahai ibu, untuk apa tiang yang aku saksikan berada di atas atap si fulan itu?"
Ibunya pun menjawab, "Wahai anakku, yang kau lihat itu bukanlah tiang, melainkan ahli ibadah Manshur yang sedang shalat semalam suntuk dengan satu rakaat." (Shifat Ash Shafwah, 3/113)
6. Amru bin Utbah Shalat Di Samping Singa
Kisah terakhir khusuk dalam sholat ialah dari Amru Bin utbah. Amru bin Utbah merupakan seorang tabi'in yang dikenal dengan kekhusyukan dalam shalat. Pada suatu hari beliau dan beberapa sahabatnya mengikuti sebuah peperangan. Dan saat itu budak beliau mendapati bahwa Amru bin Utbah tidak ada pada tempatnya, hingga ia mencarinya.
Tak lama kemudian, budaknya menemukan bahwa majikannya yaitu Amru Bin Utbah sedang melaksanakan shalat di gunung dan di sana ada awan yang menaunginya. Tiba saatnya malam hari, tatkala itu sang budak mendengar suara auman singa, sehingga siapa saja yang ada di tempat itu berlarian, hanya tinggal Amru bin Utbah yang sedang shalat.
Setelah kejadian itu, sang budak dan lainnya pun bertanya kepada Amru bin Utbah, "Apakah Anda tidak takut singa?"
Maka Amru pun menjawab, "Sesungguhnya aku benar-benar malu kepada Allah, jika aku sampai takut kepada selain Dia". (Shifat Ash Shafwah, 3/70) Allahuakabar..
Masya Allah demikian itulah tingkat khusyuk sholatnya para ulama. Mereka tetap bermunajat kepada Allah dan mengagumi kebesarannya meskipun ada sesuatu yang membahayakannya.
Lantas bagaimana dengan kita? Sudah saatnya kita banyak beristighfar. Di mana saat kita sholat kita memikirkan hal yang lain. Anggota tubuh kita menghadap kiblat namun jiwa kita berada di tempat lain. Bahkan kita melalaikan bacaan-bacaan yang ada di dalam shalat.
Mari merenungi, bagaimana jika ada seekor nyamuk kecil yang menggigit tubuh kita sedangkan kita dalam keadaan shalat? Apakah pikiran kita tertuju pada nyamuk atau tetap bermunajat kepada Allah? Jawaban ada pada diri kalian masing-masing.
Terakhir mari kita merenung dan mengambil pelajaran dari kisah khusyu' ulama dalam melaksanakan shalat. Betapa jauh khusyu kita dibandingkan mereka. Padahal Allah berfirman,
فَوَيْلٌ لِلْمُصَلِّينَ
Maka celakalah orang yang shalat,
الَّذِينَ هُمْ عَنْ صَلَاتِهِمْ سَاهُونَ
(yaitu) orang-orang yang lalai terhadap shalatnya, (Qs. Al Maun:4-5)
Begitu saja 6 kisah khusyu ulama ketika shalat. Semoga bermanfaat buat diri kita pribadi dan anak-anak didik kita. [Ref: Kitab Shifat Ash Shafwah/Ibnu Jauzi/ Kitab "Mereka adalah Para Tabiin/bab Urwah bin Zubair.]
Posting Komentar untuk "Kumpulan Kisah Khusyu Ulama dalam Sholat"
Tulis komentar di sini dan centang tombol "Notify me" atau "Ingatkan kami" agar Antum bisa melihat balasannya. Syukran