Indonesia Butuh Kurikulum Bahasa dan Matematika yang Didasari Iman dan Quran
Jatuh pada bulan Agustus/2017, usia saya genap 24 tahun. Artinya sudah 12 tahun saya meninggalkan bangku Sekolah Dasar (SD). Dan di tempo waktu yang cukup lama tersebut ternyata saya masih teringat dengan nama "Budi".
Siapa sih Budi? Apa yang istimewa dari Budi? Sampai-sampai nama tersebut tidak bisa kami lupakan.
Budi merupakan sebuah nama yang sering disebutkan secara berulang-ulang oleh bu guru atau pak guru di sekolah dasar. Karena semua kurikulum bahasa dan matematika terdapat nama Budi.
Itulah salah satu contoh kalimat yang tertulis dalam kurikulum yang dibuat oleh pemerintah Indonesia.
Bagi saya disini terdapat pelajaran yang sangat besar. Saya pun yakin semua penduduk Indonesia sepakat kalau nama Budi terlalu familiar di telinga kita masing-masing. Sebab seluruh masyarakat Indonesia belajar bahasa dan berhitung memakai satu pola yang sama.
Dari situ saya terus berpikir dan membayangkan andai saja pola tersebut direvisi berdasarkan kurikulum pendidikan Islam usia dini, yaitu belajar iman dan belajar Quran.
Semua kalimat-kalimat yang ditulis dalam buku tersebut diganti menjadi kalimat iman dan kalimat Qur'an. Sehingga anak-anak di sekolah bukan lagi menghafal nama Budi saja! Akan tetapi menghafal nama Allah atau mengenal rukun iman 6 lainnya.
Baiklah saya akan mengajak teman-teman untuk berpikir dan merenung betapa dahsyatnya kurikulum bahasa dan berhitung yang telah diterapkan di masa kejayaan Islam.
Sebagaimana yang sudah pernah kami tulis di dalam artikel:
Pada artikel diatas menjelaskan bahwa dengan menerapkan kurikulum Islam bukan berarti kita sedang mengaplikasikan konsep pendidikan yang kuno tidak modern atau ketinggalan zaman.
Akan tetapi justru Kurikulum Pendidikan Islam lebih baik dibandingkan kurikulum sekuler. Baca: Kurikulum Pendidikan Islam lebih baik dibandingkan kurikulum sekuler.
Hasil dari kurikulum Islam telah banyak menumbuhkan orang hebat. Bukan hanya membentuk kecerdasan secara dzahir, akan tetapi berhasil membentuk karakter dan perilaku yang baik.
Karena sebenarnya masalah bangsa Indonesia saat ini adalah rusaknya karakter dari generasi generasi muda. Tidak adanya kedekatan diri kepada Rabbnya, tidak ada rasa takut kepada Rabbbya. Sehingga yang terjadi Indonesia diduduki oleh orang-orang yang belum mampu memegang amanah bumi.
Maka dari itu, guru kami Ustadz Budi Ashari berikhtiar untuk memecahkan masalah bangsa kita. Dengan mendirikan lembaga Islam yang dulu pernah diterapkan sejak zaman Nabi sampai akhir kejayaan Islam. Lembaga Islam tersebut dinamakan Kuttab Qonuni dan Madrasah.
Sejak kecil, anak-anak di Kuttab sudah diajarkan kurikulum iman, misalnya mengenal lebih dekat dengan Allah, iman kepada malaikat, iman kepada kitab Allah, iman kepada Nabi Allah dan rukun iman yang 6 lainnya.
Kurikulum tersebut diterapkan secara detail diambil dari ayat ayat yang turun di Mekah (Makkiyah). Bahkan saat anak anak belajar bahasa, berhitung, menulis dan keterampilan hidup pun di dalamnya terdapat unsur Iman. Lihat contoh gambar di bawah:
Dari gambar diatas jelas sekali apa yang ditulis mengandung unsur iman dan Quran. Di sana di Jelaskan tentang surga dan neraka. Dijelaskan pula Maha kesempurnaan ciptaan Allah terhadap manusia.
Sehingga dengan mempelajari pola semacam ini kelak generasi setelahnya tidak mengenal lagi Budi akan tetapi yang dikenal adalah iman dan Quran.
Sekarang bayangkan kalau seluruh warga muslim Indonesia menerapkan kurikulum tersebut?
Sungguh luar biasa. Akan tumbuh generasi Gemilang yang lebih baik dari generasi kita. Akan tumbuh seorang yang melakukan amal sholeh didasari dengan rasa takut dan muraqabah (merasa diawasi Allah) sebagaimana generasi para sahabat.
Sekian catatan kecil dari kami semoga bermanfaat. Wassalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh (Abu Zaid guru Kuttab AL Fatih)
Siapa sih Budi? Apa yang istimewa dari Budi? Sampai-sampai nama tersebut tidak bisa kami lupakan.
Budi merupakan sebuah nama yang sering disebutkan secara berulang-ulang oleh bu guru atau pak guru di sekolah dasar. Karena semua kurikulum bahasa dan matematika terdapat nama Budi.
"Ini Budi"
"Ini Ibu Budi"
"Budi membeli apel 10 dan dibagikan ke teman Budi 5 apel, maka sisa berapa apel Budi?"
Itulah salah satu contoh kalimat yang tertulis dalam kurikulum yang dibuat oleh pemerintah Indonesia.
Bagi saya disini terdapat pelajaran yang sangat besar. Saya pun yakin semua penduduk Indonesia sepakat kalau nama Budi terlalu familiar di telinga kita masing-masing. Sebab seluruh masyarakat Indonesia belajar bahasa dan berhitung memakai satu pola yang sama.
Dari situ saya terus berpikir dan membayangkan andai saja pola tersebut direvisi berdasarkan kurikulum pendidikan Islam usia dini, yaitu belajar iman dan belajar Quran.
Semua kalimat-kalimat yang ditulis dalam buku tersebut diganti menjadi kalimat iman dan kalimat Qur'an. Sehingga anak-anak di sekolah bukan lagi menghafal nama Budi saja! Akan tetapi menghafal nama Allah atau mengenal rukun iman 6 lainnya.
Baiklah saya akan mengajak teman-teman untuk berpikir dan merenung betapa dahsyatnya kurikulum bahasa dan berhitung yang telah diterapkan di masa kejayaan Islam.
Keajaiban Kurikulum Islam Dalam Masalah Bahasa dan Matematika
![]() |
Contoh soal berhitung di buku kurikulum Kuttab Al Fatih |
Sebagaimana yang sudah pernah kami tulis di dalam artikel:
- Konsep Berhitung Menurut Pendidikan Islam Usia Dini
- Pentingnya Mengajarkan Menulis dan Membaca pada Anak
- Waktu Paling Tepat untuk Mengajarkan Bahasa Asing Kepada Anak
- Kurikulum Keterampilan Hidup dalam Islam
Pada artikel diatas menjelaskan bahwa dengan menerapkan kurikulum Islam bukan berarti kita sedang mengaplikasikan konsep pendidikan yang kuno tidak modern atau ketinggalan zaman.
Akan tetapi justru Kurikulum Pendidikan Islam lebih baik dibandingkan kurikulum sekuler. Baca: Kurikulum Pendidikan Islam lebih baik dibandingkan kurikulum sekuler.
Hasil dari kurikulum Islam telah banyak menumbuhkan orang hebat. Bukan hanya membentuk kecerdasan secara dzahir, akan tetapi berhasil membentuk karakter dan perilaku yang baik.
Karena sebenarnya masalah bangsa Indonesia saat ini adalah rusaknya karakter dari generasi generasi muda. Tidak adanya kedekatan diri kepada Rabbnya, tidak ada rasa takut kepada Rabbbya. Sehingga yang terjadi Indonesia diduduki oleh orang-orang yang belum mampu memegang amanah bumi.
Maka dari itu, guru kami Ustadz Budi Ashari berikhtiar untuk memecahkan masalah bangsa kita. Dengan mendirikan lembaga Islam yang dulu pernah diterapkan sejak zaman Nabi sampai akhir kejayaan Islam. Lembaga Islam tersebut dinamakan Kuttab Qonuni dan Madrasah.
Sejak kecil, anak-anak di Kuttab sudah diajarkan kurikulum iman, misalnya mengenal lebih dekat dengan Allah, iman kepada malaikat, iman kepada kitab Allah, iman kepada Nabi Allah dan rukun iman yang 6 lainnya.
Kurikulum tersebut diterapkan secara detail diambil dari ayat ayat yang turun di Mekah (Makkiyah). Bahkan saat anak anak belajar bahasa, berhitung, menulis dan keterampilan hidup pun di dalamnya terdapat unsur Iman. Lihat contoh gambar di bawah:
![]() |
Kurikulum berhitung Kuttab awal 3 |
![]() |
Kurikulum Bahasa Kuttab awal 3 |
Sehingga dengan mempelajari pola semacam ini kelak generasi setelahnya tidak mengenal lagi Budi akan tetapi yang dikenal adalah iman dan Quran.
Sekarang bayangkan kalau seluruh warga muslim Indonesia menerapkan kurikulum tersebut?
Sungguh luar biasa. Akan tumbuh generasi Gemilang yang lebih baik dari generasi kita. Akan tumbuh seorang yang melakukan amal sholeh didasari dengan rasa takut dan muraqabah (merasa diawasi Allah) sebagaimana generasi para sahabat.
Sekian catatan kecil dari kami semoga bermanfaat. Wassalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh (Abu Zaid guru Kuttab AL Fatih)
2 komentar untuk "Indonesia Butuh Kurikulum Bahasa dan Matematika yang Didasari Iman dan Quran"
Tulis komentar di sini dan centang tombol "Notify me" atau "Ingatkan kami" agar Antum bisa melihat balasannya. Syukran