Naskah Drama Anak Durhaka Untuk 5 Orang
Naskah Drama Anak Durhaka- bismillahirrohmaanirrohim pembaca setia abanaonline. Setelah sekian lama admin tidak mengupdate contoh teks drama anak anak, kini kami akan kembali membagikan naskah drama serial anak anak yang Insyaallah penuh hikmah. Naskah drama ini juga bisa digunakan sebagai referensi acara drama anak didik anda di sekolah SD, SDIT maupun jenjang lainnya.
Baiklah langsung saja berikut ini contoh naskah drama anak sekolah tentang durhaka kepada orang tua.
Seperti yang kami katakan di atas, judul dari drama ini ialah tentang anak durhaka yang bisa dimainkan oleh 5 orang atau lebih. Jika kalian ingin mencari referensi drama dari judul yang berbeda, silahkan kunjungi tulisan kami sebelumnya:
Berikut drama anak durhaka yang kami sajikan untuk anda.
Kisah drama ini diperankan oleh 5 orang, yaitu: Ibu, Ayah, Nadia, Raisa (Anak Durhaka), Ahnaf.
Di sebuah desa terdapat satu keluarga yang miskin harta. Mereka terdiri dari ayah dan ibu beserta satu anak perempuan yang bernama Raisa. Ayah Raisa bekerja sebagai tukang becak, usianya pun sudah tua (71 tahun).
Ibu Raisa bekerja sebagai penjual sayur keliling. Kadang sehari hanya mendapatkan uang Rp. 35. 000-50.000. Hanya cukup untuk beli beras untuk makan sehari. Sedangkan kebutuhan pokok lainnya, seperti alat alat sekolah dan uang jajan Raisa, memakai hasil kerja ayahnya.
Raisa sendiri merupakan seorang siswi yang masih duduk di bangku sekolah tingkat SMP. Sejak pindah ke sekolah favorit dan terbaik di kotanya, wataknya menjadi berubah. Yang dahulunya dekat sama orangtuanya. Kini Raisa sangat gengsi bahkan sebal jika dijemput ayahnya.
Karena di sekolahan tersebut isinya orang kaya. Sedangkan Raisa bisa masuk ke sekolah itu karena mendapat beasiswa. Memang Raisa adalah anak yang pintar dan cerdas namun, sayang sekali akhlaknya sangat buruk.
Pada saat pulang sekolah...
Raisa: Ayyaaah, jangan dekat dekat....!!!! (teriak Raisa saat dijemput Ayahnya)
Ayah: Ada apa Nak, ayah ke sini kan mau jemput anakku yang pinter.
Raisa: Taulah...! Aku kan sudah bilang beberapa kali ke ayah. Kalau mau jemput, jangan di depan gerbang sekolah. Aku malu. Ayah kan hanya tukang becak, bajunya kusut. Sedangkan teman-temanku dijemput pakai mobil. Pokoknya aku nggak mau kalau nanti teman-temanku melihat Ayahku seorang tukang becak. (Raisa marah marah, dengan wajah yang kesal)
Ayah: Astagfirullah Naaak..(ayah sangat terpukul dengan ucapan anaknya, sambil sedikit menetes air mata)
Raisa: Ya sudah ayo pulang. Pokoknya besok Ayah harus jemput Raisa di luar lingkungan sekolah jauh dari teman-temanku.
Ayah: Iya..Nak.
Setelah pulang sekolah, Raisa dan keluarganya berkumpul bersama di dalam rumah kecil layaknya seperti gubuk reot. Di tengah hangatnya perkumpulan, tiba-tiba Raisa mengeluhkan nasib orang tuanya.
Raisa: Ibu bisa tidak sih, kerja yang lebih pantas. Jualan sayur, makannya cuma tempa tahu, tempe tahu terus. Raisa kan pengin kayak anak anak lainnya. Makan enak..
Ibu: Iya, Insyaallah kalau Allah kasih rezeki, kita makan enak Nak..
Raisa: Ayah juga. Cuma tukang becak. Bikin malu saja..
Ayah: (hanya menggeleng-nggelengkan kepala)
Raisa: Oh iya Buk. Aku mau kayak teman-temanku. Mereka punya tas bagus, sepatu bagus, uang saku yang banyak dan hp baru. Beliin ya..
Ibu: Masyaallah Nak, tas kamu kan masih bagus. Lagipula kalau beli tas yang mahal, ibu juga tidak punya uang cukup.. terus, buat apa harus ikut teman temanmu, ibu belum bisa beli HP buat kamu. Lagian kamu masih terlalu dini pegang HP (ibu mencoba menenangkan pada anaknya dengan lembut)
Raisa: Dasar Ibu Ya..! Mental miskin, terserah bagaimana pun caranya ibu dan ayah harus nuruti kemauanku. Kalau tidak, saya tidak mau sekolah.
Karena sang ayah dan ibu Raisa sangat menyayangi anaknya agar terus sekolah, akhirnya mereka berdua meng-iya-kan kemauan Raisa. Meskipun ibu dan ayah sendiri masih bingung dari mana uangnya.
Esok harinya, ayah dan ibu Raisa pergi ke toko emas untuk menjual barang simpanan dari pernikahannya dahulu. Yaitu 2 gram Emas. Setelah dijual, kedua orangtua Raisa membeli barang-barang yang diinginkannya. Namun, ternyata masih ada 1 keinginan lagi yang belum bisa terbeli oleh orangtuanya.
Ayah dan ibu Raisa sangat bingung karena belum bisa membeli HP yang bagus untuk anaknya. HP yang memiliki kamera depan dan belakang yang jernih sehingga bisa dipakai untuk foto selfy bersama teman-temannya.
Ibu: Duh, uang dari penjualan emas kita habis ayah. Gimana ya?
Ayah: Udah, ibu istirahat saja. Berikan barang-barang ini pada Raisa dahulu. Masalah kekurangan uang, biar ayah jual becak sama jual kipas di rumah.
Ibu: Jangan mas. Nanti kerja pake apa kalau becaknya dijual?
Ayah: Tenang, aku juga sudah tua. Tenaga mulai lemah, jadi biar saya nanti nyari sampah-sampah atau bantu ibu jualan sayuran.
Ibu: Hikz..(spontan sang ibu menangis, masih tidak yakin dengan sikap anaknya. Padahal dulu anaknya sangat disayang sekali sama orangtuanya dan hidup dengan gembira)
Pada waktu yang bersamaan, Raisa dan kawan-kawannya asik ngobrol di kantin saat istirahat. Mereka membicarakan hal-hal yang berbau materialis, entah itu membicarakan produk-produk yang lagi trending atau barang-barang yang lagi banyak dipakai oleh orang-orang di seluruh dunia.
Raisa: Eh, kawan kawan. Jangan kaget ya, besok gua mau bawa HP baru. Pokoknya keren, gak kalah sama punya kalian. Haha (Raisa tertawa dan bangga, tanpa memikirkan nasib orang tuanya)
Ahnaf: Ah, masa. Bukannya ayah kamu tukang becak ya? Hahah Kemarin gua liat ayah kamu jemput di depan gerbang. Hahha (Ahnaf ketawa dan diikuti oleh tema teman lainnya)
Teman-teman Raisa: Hah, tukang becak? Hahhaha (mereka terus tertawa)
Raisa: Enak aja, itu bukan ayahku! Tua bangka itu lagi minta sumbangan sama aku. (Raisa berbohong)
Nadia: Owh, kirain benar Rais..kalau benar gak papa kok. (Nadia adalah orang baik, dia menerima apa adanya tanpa melihat harta dan jabatan orangtuanya)
Raisa: Bukan Nadia.. Amit amit dah. Intinya lihat aja besok. Saya akan tunjukkan pada kalian tas bagus, HP baru dan sepatu bagus.
Saat pulang sekolah, Raisa sedang melihat ibunya menunggu di halaman sekolah jauh dari teman-temannya supaya Raisa tidak marah. Sang ibu duduk di pinggir jalan sambil bersandar pada pohon tua. Hanya beralas sandal yang sudah usang sambil membawa kresek hitam yang isinya barang-barang keinginan Raisa.
Raisa: Buk, mana barang barang yang aku inginkan?
Ibu: Ini Nak..
Raisa: Ya sudah, yuk pulang. Keburu teman teman tau kalau aku dijemput sama ibu tukang sayur.
Ibu: Astagfirullah.. Nak. Jangan gitu, aku ini ibumu.
Raisa: (cuek dengan nasihat ibunya, dia hanya sibuk melihat lihat barang keinginannya dan naik angkot.)
Tiba-tiba, sesampainya di rumah Raisa marah marah.
Raisa: Buuuuk.. Bukkk.. Mana HP Raisa???
Ibu: Lagi dibeliin ayah Raiis.. Sabar lah.
Raisa: Dasar..jadi ayah kok gak bisa nyenengin hati anaknya.
Sore harinya pun tiba. Ayah Raisa baru menjual becak dan kipasnya. Di tengah perjalanan, nasib buruk menimpa ayah Raisa. Tiba-tiba saja begal datang menghampiri ayah Raisa dan meminta seluruh uangnya agar diberikan kepada para begal.
Di sini ayah Raisa sadar bahwa nyawanya sedang terancam. Namun demi anaknya, ayah Raisa menolak dan lari sekencang-kencangnya dia sudah tua.
"Dooor.." suara tembakan terdengar keras yang berasal dari para perampok.
Ternyata Allah mentakdirkan ayah Raisa tertembak tepat di bagian belakang kepala. Ayah Raisa pun meninggal di tempat sedangkan uang yang ia peroleh sirna dibawa kabur para perampok.
Singkat cerita, Polisi datang ke rumah Raisa dan menemui ibunya. Lalu mengabarkan bahwasanya suaminya telah meninggal.
Ibu: Raisaaaa ayah..ayahh... Hikz hikz..
Ibu Raisa menangis sampai tidak bisa mengucapkan kata kata selain menyebut anaknya dan suaminya, seolah olah ingin mengabarkan kalau ayahnya sudah meninggal. Karena kebetulan saat Polisi datang Raisa sedang istirahat di kamarnya.
Setelah mengetahui kabar ini, Raisa pun sock dan kaget. Bagaikan petir datang di siang bolong.
Raisa: Apaaaaa....? Ayaaaaaaaaah!!!! Teriak sambil menangis dan pingsan.
Saat ayah Raisa meninggal, Nadia, Ahnaf dan teman temannya juga datang ke rumah Raisa untuk bertakziah. Pada akhirnya teman temannya pun tahu ternyata Raisa memang benar anak orang miskin.
Raisapun tampak malu karena teman temannya banyak yang tahu dirinya bukan anak orang kaya. Raisa terus menundukkan wajah saat ada teman temannya.
Di sisi lain, Raisa sangat menyesal akan perbuatannya yang telah lalu. Dia sering membentak dan memarahi kedua orang tuanya hanya karena tidak bisa memenuhi hasratnya.
Beberapa hari kemudian, Raisa berangkat sekolah seperti biasa dan diantar oleh ibunya di depan gerbang. Raisa mulai sadar dan bangga bahwa ibunya adalah satu-satunya orang tua yang masih tersisa. Dialah yang memberi makanan selama ini.
Ayahnya meninggal, Raisa sudah berjanji dan meminta maaf kepada ibunya untuk tidak mengulangi lagi perbuatan buruknya. Tapi nasi sudah menjadi bubur, ayahnya sudah meninggal dan Raisa terus memohon kepada Allah supaya ayahnya memaafkannya.
Sebelum ditutup, kami ingin mengutip sebuah ayat yang bercerita tentang larangan durhaka kepada orang tua. Bahkan larangan untuk mengucapkan "ah" "uf" "uh" atau yang serupa pada kedua orang tua.
Artinya: "Dan Tuhanmu telah memerintahkan supaya kamu jangan menyembah selain Dia dan hendaklah kamu berbuat baik pada ibu bapakmu dengan sebaik-baiknya. Jika salah seorang diantara keduanya atau kedua-duanya sampai berumur lanjut dalam pemeliharaanmu, maka sekali-kali janganlah kamu mengatakan kepada keduanya perkataan "ah" dan janganlah kamu membentak mereka dan ucapkanlah kepada mereka perkataan yang mulia. (Qs. Al-Israa : 23)
Demikianlah contoh naskah drama anak durhaka untuk 5 orang yang bisa kalian praktekkan di sekolahan atau di acara-acara tertentu. Semoga bisa bermanfaat bagi kita semua dan dapat diambil pelajarannya. Wassalamualaikum warahmatullahi wa baraakatuh. (Abu Zaid)
Baiklah langsung saja berikut ini contoh naskah drama anak sekolah tentang durhaka kepada orang tua.
Naskah Drama Anak Durhaka untuk 5 Orang
Seperti yang kami katakan di atas, judul dari drama ini ialah tentang anak durhaka yang bisa dimainkan oleh 5 orang atau lebih. Jika kalian ingin mencari referensi drama dari judul yang berbeda, silahkan kunjungi tulisan kami sebelumnya:
- Drama Anak Sekolah Tentang Ibu
- Naskah Drama 4 Orang Tentang Lingkungan Sekolah
- Contoh Naskah Drama Anak Sekolah Tentang Kepedulian Untuk 5 Orang
Berikut drama anak durhaka yang kami sajikan untuk anda.
Pemeran Drama Anak Durhaka
Kisah drama ini diperankan oleh 5 orang, yaitu: Ibu, Ayah, Nadia, Raisa (Anak Durhaka), Ahnaf.
Alur Pertama Drama Anak Sekolah Tentang Durhaka Kepada Orangtua
Di sebuah desa terdapat satu keluarga yang miskin harta. Mereka terdiri dari ayah dan ibu beserta satu anak perempuan yang bernama Raisa. Ayah Raisa bekerja sebagai tukang becak, usianya pun sudah tua (71 tahun).
Ibu Raisa bekerja sebagai penjual sayur keliling. Kadang sehari hanya mendapatkan uang Rp. 35. 000-50.000. Hanya cukup untuk beli beras untuk makan sehari. Sedangkan kebutuhan pokok lainnya, seperti alat alat sekolah dan uang jajan Raisa, memakai hasil kerja ayahnya.
Raisa sendiri merupakan seorang siswi yang masih duduk di bangku sekolah tingkat SMP. Sejak pindah ke sekolah favorit dan terbaik di kotanya, wataknya menjadi berubah. Yang dahulunya dekat sama orangtuanya. Kini Raisa sangat gengsi bahkan sebal jika dijemput ayahnya.
Karena di sekolahan tersebut isinya orang kaya. Sedangkan Raisa bisa masuk ke sekolah itu karena mendapat beasiswa. Memang Raisa adalah anak yang pintar dan cerdas namun, sayang sekali akhlaknya sangat buruk.
Pada saat pulang sekolah...
Raisa: Ayyaaah, jangan dekat dekat....!!!! (teriak Raisa saat dijemput Ayahnya)
Ayah: Ada apa Nak, ayah ke sini kan mau jemput anakku yang pinter.
Raisa: Taulah...! Aku kan sudah bilang beberapa kali ke ayah. Kalau mau jemput, jangan di depan gerbang sekolah. Aku malu. Ayah kan hanya tukang becak, bajunya kusut. Sedangkan teman-temanku dijemput pakai mobil. Pokoknya aku nggak mau kalau nanti teman-temanku melihat Ayahku seorang tukang becak. (Raisa marah marah, dengan wajah yang kesal)
Ayah: Astagfirullah Naaak..(ayah sangat terpukul dengan ucapan anaknya, sambil sedikit menetes air mata)
Raisa: Ya sudah ayo pulang. Pokoknya besok Ayah harus jemput Raisa di luar lingkungan sekolah jauh dari teman-temanku.
Ayah: Iya..Nak.
Alur Kedua Drama Anak Durhaka Kepada Orangtua
Setelah pulang sekolah, Raisa dan keluarganya berkumpul bersama di dalam rumah kecil layaknya seperti gubuk reot. Di tengah hangatnya perkumpulan, tiba-tiba Raisa mengeluhkan nasib orang tuanya.
Raisa: Ibu bisa tidak sih, kerja yang lebih pantas. Jualan sayur, makannya cuma tempa tahu, tempe tahu terus. Raisa kan pengin kayak anak anak lainnya. Makan enak..
Ibu: Iya, Insyaallah kalau Allah kasih rezeki, kita makan enak Nak..
Raisa: Ayah juga. Cuma tukang becak. Bikin malu saja..
Ayah: (hanya menggeleng-nggelengkan kepala)
Raisa: Oh iya Buk. Aku mau kayak teman-temanku. Mereka punya tas bagus, sepatu bagus, uang saku yang banyak dan hp baru. Beliin ya..
Ibu: Masyaallah Nak, tas kamu kan masih bagus. Lagipula kalau beli tas yang mahal, ibu juga tidak punya uang cukup.. terus, buat apa harus ikut teman temanmu, ibu belum bisa beli HP buat kamu. Lagian kamu masih terlalu dini pegang HP (ibu mencoba menenangkan pada anaknya dengan lembut)
Raisa: Dasar Ibu Ya..! Mental miskin, terserah bagaimana pun caranya ibu dan ayah harus nuruti kemauanku. Kalau tidak, saya tidak mau sekolah.
Karena sang ayah dan ibu Raisa sangat menyayangi anaknya agar terus sekolah, akhirnya mereka berdua meng-iya-kan kemauan Raisa. Meskipun ibu dan ayah sendiri masih bingung dari mana uangnya.
Alur Drama Anak Durhaka yang Ketiga
Esok harinya, ayah dan ibu Raisa pergi ke toko emas untuk menjual barang simpanan dari pernikahannya dahulu. Yaitu 2 gram Emas. Setelah dijual, kedua orangtua Raisa membeli barang-barang yang diinginkannya. Namun, ternyata masih ada 1 keinginan lagi yang belum bisa terbeli oleh orangtuanya.
Ayah dan ibu Raisa sangat bingung karena belum bisa membeli HP yang bagus untuk anaknya. HP yang memiliki kamera depan dan belakang yang jernih sehingga bisa dipakai untuk foto selfy bersama teman-temannya.
Ibu: Duh, uang dari penjualan emas kita habis ayah. Gimana ya?
Ayah: Udah, ibu istirahat saja. Berikan barang-barang ini pada Raisa dahulu. Masalah kekurangan uang, biar ayah jual becak sama jual kipas di rumah.
Ibu: Jangan mas. Nanti kerja pake apa kalau becaknya dijual?
Ayah: Tenang, aku juga sudah tua. Tenaga mulai lemah, jadi biar saya nanti nyari sampah-sampah atau bantu ibu jualan sayuran.
Ibu: Hikz..(spontan sang ibu menangis, masih tidak yakin dengan sikap anaknya. Padahal dulu anaknya sangat disayang sekali sama orangtuanya dan hidup dengan gembira)
Alur Keempat Drama Anak Sekolah Tentang Durhaka pada Orang Tua
Pada waktu yang bersamaan, Raisa dan kawan-kawannya asik ngobrol di kantin saat istirahat. Mereka membicarakan hal-hal yang berbau materialis, entah itu membicarakan produk-produk yang lagi trending atau barang-barang yang lagi banyak dipakai oleh orang-orang di seluruh dunia.
Raisa: Eh, kawan kawan. Jangan kaget ya, besok gua mau bawa HP baru. Pokoknya keren, gak kalah sama punya kalian. Haha (Raisa tertawa dan bangga, tanpa memikirkan nasib orang tuanya)
Ahnaf: Ah, masa. Bukannya ayah kamu tukang becak ya? Hahah Kemarin gua liat ayah kamu jemput di depan gerbang. Hahha (Ahnaf ketawa dan diikuti oleh tema teman lainnya)
Teman-teman Raisa: Hah, tukang becak? Hahhaha (mereka terus tertawa)
Raisa: Enak aja, itu bukan ayahku! Tua bangka itu lagi minta sumbangan sama aku. (Raisa berbohong)
Nadia: Owh, kirain benar Rais..kalau benar gak papa kok. (Nadia adalah orang baik, dia menerima apa adanya tanpa melihat harta dan jabatan orangtuanya)
Raisa: Bukan Nadia.. Amit amit dah. Intinya lihat aja besok. Saya akan tunjukkan pada kalian tas bagus, HP baru dan sepatu bagus.
Saat pulang sekolah, Raisa sedang melihat ibunya menunggu di halaman sekolah jauh dari teman-temannya supaya Raisa tidak marah. Sang ibu duduk di pinggir jalan sambil bersandar pada pohon tua. Hanya beralas sandal yang sudah usang sambil membawa kresek hitam yang isinya barang-barang keinginan Raisa.
Raisa: Buk, mana barang barang yang aku inginkan?
Ibu: Ini Nak..
Raisa: Ya sudah, yuk pulang. Keburu teman teman tau kalau aku dijemput sama ibu tukang sayur.
Ibu: Astagfirullah.. Nak. Jangan gitu, aku ini ibumu.
Raisa: (cuek dengan nasihat ibunya, dia hanya sibuk melihat lihat barang keinginannya dan naik angkot.)
Tiba-tiba, sesampainya di rumah Raisa marah marah.
Raisa: Buuuuk.. Bukkk.. Mana HP Raisa???
Ibu: Lagi dibeliin ayah Raiis.. Sabar lah.
Raisa: Dasar..jadi ayah kok gak bisa nyenengin hati anaknya.
Sore harinya pun tiba. Ayah Raisa baru menjual becak dan kipasnya. Di tengah perjalanan, nasib buruk menimpa ayah Raisa. Tiba-tiba saja begal datang menghampiri ayah Raisa dan meminta seluruh uangnya agar diberikan kepada para begal.
Di sini ayah Raisa sadar bahwa nyawanya sedang terancam. Namun demi anaknya, ayah Raisa menolak dan lari sekencang-kencangnya dia sudah tua.
"Dooor.." suara tembakan terdengar keras yang berasal dari para perampok.
Ternyata Allah mentakdirkan ayah Raisa tertembak tepat di bagian belakang kepala. Ayah Raisa pun meninggal di tempat sedangkan uang yang ia peroleh sirna dibawa kabur para perampok.
Singkat cerita, Polisi datang ke rumah Raisa dan menemui ibunya. Lalu mengabarkan bahwasanya suaminya telah meninggal.
Ibu: Raisaaaa ayah..ayahh... Hikz hikz..
Ibu Raisa menangis sampai tidak bisa mengucapkan kata kata selain menyebut anaknya dan suaminya, seolah olah ingin mengabarkan kalau ayahnya sudah meninggal. Karena kebetulan saat Polisi datang Raisa sedang istirahat di kamarnya.
Setelah mengetahui kabar ini, Raisa pun sock dan kaget. Bagaikan petir datang di siang bolong.
Raisa: Apaaaaa....? Ayaaaaaaaaah!!!! Teriak sambil menangis dan pingsan.
Saat ayah Raisa meninggal, Nadia, Ahnaf dan teman temannya juga datang ke rumah Raisa untuk bertakziah. Pada akhirnya teman temannya pun tahu ternyata Raisa memang benar anak orang miskin.
Raisapun tampak malu karena teman temannya banyak yang tahu dirinya bukan anak orang kaya. Raisa terus menundukkan wajah saat ada teman temannya.
Di sisi lain, Raisa sangat menyesal akan perbuatannya yang telah lalu. Dia sering membentak dan memarahi kedua orang tuanya hanya karena tidak bisa memenuhi hasratnya.
Alur Kelima Dari Naskah Drama Anak Durhaka
Beberapa hari kemudian, Raisa berangkat sekolah seperti biasa dan diantar oleh ibunya di depan gerbang. Raisa mulai sadar dan bangga bahwa ibunya adalah satu-satunya orang tua yang masih tersisa. Dialah yang memberi makanan selama ini.
Ayahnya meninggal, Raisa sudah berjanji dan meminta maaf kepada ibunya untuk tidak mengulangi lagi perbuatan buruknya. Tapi nasi sudah menjadi bubur, ayahnya sudah meninggal dan Raisa terus memohon kepada Allah supaya ayahnya memaafkannya.
Sebelum ditutup, kami ingin mengutip sebuah ayat yang bercerita tentang larangan durhaka kepada orang tua. Bahkan larangan untuk mengucapkan "ah" "uf" "uh" atau yang serupa pada kedua orang tua.
وَ قَضى رَبُّكَ اَلاَّ تَعْبُدُوْآ اِلاَّ اِيَّاهُ وَ بِاْلوَالِدَيْنِ اِحْسَانًا، اِمَّا يَبْلُغَنَّ عِنْدَكَ اْلكِبَرَ اَحَدُهُمَا اَوْ كِلهُمَا فَلاَ تَقُلْ لَّهُمَآ اُفّ وَّ لاَ تَنْهَرْ هُمَا وَ قُلْ لَّهُمَا قَوْلاً كَرِيْمًا.
Artinya: "Dan Tuhanmu telah memerintahkan supaya kamu jangan menyembah selain Dia dan hendaklah kamu berbuat baik pada ibu bapakmu dengan sebaik-baiknya. Jika salah seorang diantara keduanya atau kedua-duanya sampai berumur lanjut dalam pemeliharaanmu, maka sekali-kali janganlah kamu mengatakan kepada keduanya perkataan "ah" dan janganlah kamu membentak mereka dan ucapkanlah kepada mereka perkataan yang mulia. (Qs. Al-Israa : 23)
Demikianlah contoh naskah drama anak durhaka untuk 5 orang yang bisa kalian praktekkan di sekolahan atau di acara-acara tertentu. Semoga bisa bermanfaat bagi kita semua dan dapat diambil pelajarannya. Wassalamualaikum warahmatullahi wa baraakatuh. (Abu Zaid)
2 komentar untuk "Naskah Drama Anak Durhaka Untuk 5 Orang"
Terima kasih...
Tulis komentar di sini dan centang tombol "Notify me" atau "Ingatkan kami" agar Antum bisa melihat balasannya. Syukran