Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Widget Atas Posting

Anak Hujan Hujanan Haruskah Kita Melarang? Inilah Jawaban Menurut Para Ahli

"Bi Jan bi, Allah.. Jan bi, Allah (Abi Hujan bi dari Allah)" Ucap anakku sambil menarik bajuku agar bola mataku bergeser ke arah hujan. Lalu saya katakan pada anak anak, "Allahumma Sayyiban Naafi'a, Alhamdulillah sore ini  Allah mengirim rahmat pada kita Nak". "Ayuk nak, lepas baju, turun dan hujan-hujanan".

Akhirnya di sore itu (Sabtu, 18/12/2018) kami mengajak 2 anak kami yang berusia 6 bulan dan 2 tahun untuk bersenang-senang menikmati rintikan keberkahan. Namun barangkali pembaca abanaonline di sini melihat kejadian di atas terasa aneh dan nekat. Sambil menuangkan kata kata dalam hati, "Waduh, di usia 6 bulan sudah hujan-hujanan. Apa nanti tidak sakit?"

Memang benar, kami mengajak juga anakku yang berusia 6 bulan hujan-hujanan. Dan Alhamdulillah kebiasaan ini sudah dilakukan sejak anak pertama.
Nah buat Antum para orangtua yang masih sangsi terhadap anak yang hujan hujanan. Lalu menuduh hujan yang berkah ini sebagai sumber malapetaka, sebaiknya meluangkan waktunya sebentar saja untuk merenungi tulisan ini sampai selesai. Di sini abanaonline.com akan berbicara cukup banyak mengenai hujan hujanan menurut konsep parenting nabawiyah.

Konsep Islam Terkait Anak Kecil Hujan Hujanan


Anak Kecil Hujan Hujanan

Para orang tua hari ini cenderung melarang anaknya hujan hujanan. Berbagai alasan dilontarkan agar anaknya menghindari hujan yang berkah ini, "Jangan nanti sakit, jangan nanti demam, nanti pilek, nanti masuk angin..!"

Hujan itu sangat menyenangkan buat anak anak. Di samping itu, ternyata ilmu kedokteran telah meneliti manfaat hujan-hujanan. Misalnya, hujan memiliki PH yang sangat sempurna. Bagus buat kulit dan rambut. Lalu setiap titik air yang jatuh terdapat tekanan yang sangat kuat, sehingga dapat membuat jaringan saraf pada tubuh kita bereaksi.

Baca juga: 4 Manfaat Nikah Muda Menurut Islam dan Ilmuwan Beserta Bahaya Bagi yang Menunda

Namun, anak kecil yang hujan hujanan bukan hanya sekedar sebuah kesenangan bermain. Bukan sekedar penelitian terkait manfaat hujan. Melainkan karena di sana konsep besar dalam Islam.

Dalam al-Quran dan hadits banyak tertulis, hujan adalah rahmat, hujan adalah berkah yang dikirim oleh Allah ke bumi dan lain sebagainya. Mari baca kisah Anas bin Malik di bawah ini:

قَالَ أَنَسٌ: أَصَابَنَا وَنَحْنُ مَعَ رَسُولِ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ مَطَرٌ، قَالَ: فَحَسَرَ رَسُولُ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ ثَوْبَهُ، حَتَّى أَصَابَهُ مِنَ الْمَطَرِ، فَقُلْنَا: يَا رَسُولَ اللهِ لِمَ صَنَعْتَ هَذَا؟ قَالَ: لِأَنَّهُ حَدِيثُ عَهْدٍ بِرَبِّهِ تَعَالَى

Anas berkata: "Kami bersama Rasulullah shallallahu alaihi wasallam kehujanan. Maka Rasulullah shallallahu alaihi wasallam menyingkap bajunya sampai terkena air hujan. Kami bertanya: Ya Rasulullah, mengapa Engkau melakukan ini? Beliau menjawab, "Karena ia (hujan yang turun) baru saja datang dari Tuhannya ta'ala." [HR. Muslim]

Berikut penjelasan para ulama tentang hadits di atas, yang kami kutip dari tulisan Ustadz Budi Ashari di situs parentingnabawiyah.com. Sekaligus menjadi jawaban dari judul artikel ini:

An Nawawi menjelaskan hadits ini, "Makna dari hadits nabi di atas adalah hujan itu rahmat, ia baru saja diciptakan Allah ta'ala. Maka kita ambil keberkahannya. Hadits ini juga menjadi dalil bagi pernyataan sahabat-sahabat kami bahwa dianjurkan saat hujan pertama untuk menyingkap –yang bukan aurat-, agar terkena hujan." (Al Minhaj)

Ibnu Rajab dalam Fathul Bari menyebutkan bahwa para sahabat Nabi pun sengaja hujan-hujanan. Misalnya sahabat Utsman bin Affan. Demikian juga Abdullah bin Abbas, apabila Abdullah bin Abbas melihat hujan turun, dia berkata: Wahai Ikrimah keluarkan pelana, keluarkan ini, keluarkan itu agar terkena hujan.

Ibnu Rajab juga menyebutkan bahwa Ali bin Abi Thalib jika sedang hujan, keluar untuk hujan-hujanan. Jika hujan mengenai kepalanya yang gundul itu, dia mengusapkan ke seluruh kepala, wajah dan badan kemudian berkata: Keberkahan turun dari langit yang belum tersentuh tangan juga bejana.

Abul Abbas Al Qurthubi juga menjelaskan, "Ini yang dilakukan Rasulullah shallallahu alaihi wasallam untuk mencari keberkahan dengan hujan dan mencari obat. Karena Allah ta'ala telah menamainya rahmat, diberkahi, suci, sebab kehidupan dan menjauhkan dari hukuman. Diambil dari hadits: penghormatan terhadap hujan dan tidak boleh merendahkannya." (Al Mufhim)

Subhanallah...Subhanallah. Itulah manfaat hujan-hujanan yang banyak tidak diketahui orang tua. Lalu, masihkah kita mencela hujan dan menuduh sebagai marabahaya bagi anak anak? Saya pribadi sudah merasakan manfaatnya. Karena anak kami sudah dibiasakan hujan hujanan sejak kecil. Bukannya sakit tapi menguatkan kebugaran.

Benar apa kata Al-Qurtubi "Hujan-hujanan untuk mencari obat. Hujan rahmat yang diberkahi. Hujan suci. Hujan pengirim ketenangan".

Dan sebagai orangtua juga harus melihat keadaan. Jika sudah selesai, harus dimandikan. Minum madu biar tambah bugar. Jadi, masih takut jika anak anak hujan hujanan?

Ditulis: Abu Zaid, terinspirasi dari tulisan Ustadz Budi Ashari LC. Silahkan dibagikan, agar teman-teman kita tau manfaat hujan hujanan dalam Islam.

[http://www.parentingnabawiyah.com/index.php/artikel--keluarga/anak-parenting/168-ayo-hujan-hujanan].

Posting Komentar untuk "Anak Hujan Hujanan Haruskah Kita Melarang? Inilah Jawaban Menurut Para Ahli"