Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Widget Atas Posting

Kisah Umar bin Khattab dan Penjual Susu yang Selalu Merasa Diawasi Allah

Umar bin Khattab dan Penjual Susu- Assalamualaikum Warahmatullahi Wabarakatuh, di artikel sebelumnya yang berjudul, "Kisah Khalifah Umar bin Khattab Radiyallahuanhu" abanaonline.com sudah membahas panjang lebar tentang perjalanan hidup beliau dari mulai sebelum masuk Islam hingga menjadi khalifah dan wafat.

Maka pada kesempatan kali ini, admin akan menulis kisah Amirul Mukminin Umar bin Khattab bersama gadis penjual susu yang memiliki sifat jujur, merasa diawasi Allah dan selalu takut sama Allah. Semoga tulisan ini bisa dijadikan bahan berkisah untuk anak anak atau kalangan dewasa.

Kisah Umar bin Khattab dan Gadis Penjual Susu yang Selalu Muraqabatullah dan Jujur


Kisah Umar bin Khattab dan Gadis Penjual Susu yang Selalu Muraqabatullah dan Jujur

Pada masa pemerintahan Khalifah Umar bin Khattab, ada sebuah peraturan dalam jual beli. Yaitu larangan menjual susu yang sudah dicampur dengan air (bukan susu murni). Hal itu untuk menghindari kecurangan dalam jual beli.

Sebagai Khalifah yang bijaksana, Umar bin Khattab memiliki kebiasaan berkeliling di malam hari untuk melihat rakyat rakyatnya. Nah di suatu hari, di saat siang berganti malam, beliau berkeliling di pinggiran kota Madinah. Lalu beliau berhenti sejenak dan bersandar di salah satu tembok rumah untuk beristirahat.

Ternyata di dalamnya terdengar suara wanita yang sedang berdialog dengan anaknya. Dilihatlah dari luar, didapati seorang ibu sedang mewadahi susu. Kemudian si ibu tersebut menyuruh seorang anak perempuannya agar mencampur susu dengan air. Namun, seorang gadis itu menolak perintah ibunya untuk berbuat curang.

Ibu: "Nak, campurkan saja susu itu dengan air. Agar penghasilan yang kita dapat nanti semakin banyak."

Perempuan penjual susu: "Tidak, Bu. Bagaimana aku hendak mencampurkannya, sedangkan Umar bin Khattab telah melarangnya?"

Wanita itu teringat dengan sanksi yang akan dijatuhkan apabila berbuat curang kepada pembeli.

Setelah ibu mendengar jawaban dari anak perempuannya, maka si ibu langsung menimpalinya sambil berkata, "Tidak usah mendengarkan Khalifah. Keadaan kita tidak akan berubah jika tidak melakukan sesuatu dengan susu ini".

Mendengar itu, si anak perempuan itu berkata, "Apakah karena Ibu ingin mendapat keuntungan yang lebih besar, lantas kita berlaku curang pada pembeli?"

Ibunya menjawab dengan tegas, "Umar tidak akan mengetahui hal ini Nak. Lagian tengah malam seperti ini tidak ada yang tahu. Khalifah Umar bin Khattab pun tidak akan tahu perbuatan kita"

Mendengar jawaban ibunya, maka anaknya menjawab lagi dengan tegas:

"Ibu, kalaupun Khalifah Umar tidak mengetahui, tetapi Rabb-nya pasti mengetahui. Sungguh Aku tidak akan pernah mau melakukannya. Karena Dia telah melarangnya."

"Saya tidak ingin melakukan ketidakjujuran baik pada waktu ramai maupun sunyi. Karena Aku percaya kalau Allah selalu mengawasi apa yang kita lakukan". Lanjut anak itu.

Akhirnya sang ibu diam. Namun di sisi lain ternyata ucapan anaknya itu telah menghujam hati Umar bin Khattab yang mendengarnya dari luar. Maka timbulah kekaguman atas kejujuran dan sifat muraqabah anak perempuan tersebut.

Perempuan Penjual Susu Dinikahkan dengan Putra Khalifah Ashim bin Umar


Di pagi harinya, Umar bin Khattab memanggil anaknya yang bernama Ashim bin Umar. Kemudian diceritakanlah pada Ashim terkait ciri-ciri anak penjual susu dan tempat tinggalnya. Beliau pun memintanya untuk pergi ke rumah wanita itu.

Khalifah berkata: "Pergilah, wahai anakku dan nikahlah dengan anak yang aku sebutkan tadi."

Akhirnya menikahlah anak Umar bin Khattab, Ashim dengan wanita penjual susu yang jujur. Atas kebesaran Allah, lahirlah seorang anak perempuan, yang darinya kelak akan lahir Khalifah sangat mulia, Umar bin Abdil Aziz.

Dialog iman yang dapat kita ambil dari cerita di atas:

  • Orang tua atau guru selalu menanamkan sifat muraqabatullah yaitu selalu merasa dilihat dan diawasi Allah ta'ala baik ketika sendiri maupun saat ramai.
  • Menanamkan sifat jujur dan amanah dalam segala urusan.
  • Jangan pernah takut memberi nasehat kepada orang tua. Namun harus dengan cara yang baik.

Penulis: Abu Zaid, Sumber: Majalah As-Sunnah, edisi 04/2007. Penggalan kisah ini disebutkan dalam sirah Umar bin Abdil Azis (Juz 1, hlm 23).

Posting Komentar untuk "Kisah Umar bin Khattab dan Penjual Susu yang Selalu Merasa Diawasi Allah"