Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Widget Atas Posting

Naskah Drama Islam Tentang Kejujuran dan Merasa Diawasi Allah

Assalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh, Hari ini admin abanaonline.com akan membagi-bagikan naskah drama Islami yang bisa diperanakkan oleh guru guru di kelas atau anak anak. Jumlahnya dapat disesuaikan. Boleh 5, 7 atau 8 orang. Adapun judul drama kali ini adalah tentang kejujuran dan merasa diawasi oleh Allah ta'ala baik di saat sendiri maupun ramai (muraqabatullah).

Insyaallah drama ini akan dipakai di lembaga kami Kuttab Al Fatih Bandar Lampung di saat acara MABIT anak anak kelas kuttab awwal satu dan dua. Biar tidak menjamur di laptop, maka kami share saja ke situs abanaonline.com.

Naskah Drama Islam Singkat


Naskah Drama Islam

Naskah drama Islam di bawah ini terinspirasi dari kisah yang pernah kami tulis berjudul Umar Bin Khattab dan perempuan penjual susu yang jujur. Insyaallah akan diperankan oleh 8 orang:

Pertama seorang raja bernama Sulaiman, kedua pengawal raja bernama Usamah, ketiga anak raja bernama Malik, kemudian keempat dan kelima adalah seorang bapak dan anak yang bernama Abdur dan Hamud. Adapun 3 orang sisanya hanyalah pelengkap (pura pura jadi pedagang).

1. Alur Pertama Drama Islami


Di sebuah negeri bernama Roma, berdiri suatu kerajaan islam yang dipimpin oleh Sulaiman. Raja Sulaiman adalah raja yang bijaksana, adil dan peduli terhadap rakyat rakyatnya. Pada suatu hari, Raja Sulaiman menetapkan sebuah peraturan untuk para pedagang di negri itu. Yang isinya, tidak boleh mencampur susu dan madu dengan air putih. Hal itu untuk menghindari kecurangan dalam jual beli.

Raja pun turun langsung ke pasar-pasar negeri bersama pengawal setianya bernama Usamah, lalu beliau menyampaikan peraturan tersebut melalui pengeras suara. Sambil keliling di antara para pedagang di pasar itu, sang raja menyeru:

"Wahai rakyatku sekalian, Allah telah berfirman dalam Qs. Al muthaffifin (raja membaca suar al-Mutaffifin ayat 1-3). Kedatangan kami di sini ingin menggumumkan bahwasanya mulai hari ini. Peraturan Islam dalam jual beli akan diterapkan, yaitu kalian tidak boleh menjual susu atau madu atau barang-barang lainnya yang sudah tidak murni. Atau sudah dicampur dengan air putih.  Ketahuilah peraturan ini dibuat untuk ditaati. Sekian"

Hari demi hari telah terlewati. Peraturan peraturan yang dibuat raja pun selalu ditaati oleh rakyatnya. Hingga akhirnya terjadi peristiwa menarik antara Raja Siluman dan Pedagang Susu Kambing.

Dimulai saat malam hari. Sebagai raja yang peduli terhadap rakyatnya, Raja Sulaiman memiliki kegemaran mengelilingi daerah pinggiran kota Roma. Sambil melihat kondisi rakyat-rakyatnya. Beliau mengobrol sama pengawal.

Usamah: "Wahai Raja, sepertinya kita sudah berkeliling jauh di pinggiran kota Roma. Ini juga sudah tengah malam".

Raja Sulaiman: "Ya, kita istirahat dulu. Tapi apakah kamu sudah mencatat/mendata warga yang membutuhkan bantuan pemerintah?"

Usamah: "Sudah Raja".

Raja Sulaiman: "Baiklah, mari kita beristirahat sebentar. Di sana ada rumah, kita bisa bersandar di temboknya."

2. Alur Kedua Drama Islami


Setelah berkeliling lama, Raja dan pengawal setianya hendak beristirahat. Mereka berdua bersandar di tembok rumah kecil. Namum tiba tiba saja terdengar suara percakapan antara ayah dan anak.

Hamud: "Ayah hari ini kita hanya mendapat susu kambing sedikit."

Abdur: "Iya Nak, karena bulan ini musim kemarau jadi rumput-rumput pada kering dan susu kambingnya jadi sedikit."

Hamud: "Oh begitu ya. Lalu kapan kira-kira susunya mulai banyak lagi?" tanya Hamud pada ayahnya.

Ayahnya menjawab: "Nanti Nak. Bulan depan, kalau hujan sudah turun dan rumput-rumput mulai menghijau pasti kambing-kambing kita akan gemuk dan kamu bisa memerah susu sebanyak-banyaknya."

Setelah itu tiba-tiba Abdur berbisik-bisik pada anaknya si Hamud:

"Nak..Naaak ke sini, ke sini. Ayah pengen ngomong sesuatu sama kamu"

Hamud: "Mau ngomong apa Ayah? Kok kayak rahasia sekali."

Abdur berkata dengan nada sedikit pelan,

"Nak, Kamu campurkan saja susu kambing yang tadi kamu perah. Dicampur dengan air putih. Supaya susunya jadi banyak sehingga  saat dijual besok, kita bisa mendapat uang yang banyak." Ucap ayah sambil senyum.

Mendengar ucapan ayahnya, Hamud langsung tercengang dan kaget. Lalu segera Hamud menolak ajakan ayahnya dengan lembut dan hikmah.

Hamud: "Maaf Ayah, aku tidak bisa melakukan itu. Karena Raja Sulaiman sudah melarang kita menjual susu untuk mencampur dengan air."

Ayahnya kecewa dan menjawab, "Ah Kamu ini. Tidak usah dengarkan apa yang dikatakan oleh raja. Kita ini hidup miskin jika tidak melakukan seperti itu kita tidak akan kaya. Tidak bisa punya rumah besar dan tidak punya kendaraan bagus."

Kemudian Hamad menolaknya lagi,

"Ayah saya juga mau jadi orang kaya. Saya juga mau punya mobil. Saya juga mau punya rumah besar. Tapi apakah karena kita ingin menjadi orang kaya lantas kita melakukan kecurangan pada pembeli. Tidak ayah saya tidak akan melakukan itu. Lagipula Raja Sulaiman sudah melarang dengan keras" Hamud mencoba menjelaskan ayahnya.

Tapi ayahnya tetap menolak. Ia berkata dengan nada agak tinggi:

"Kenapa kamu takut sama Raja Sulaiman. Bukankah sekarang sudah tengah malam? Tidak ada yang melihat kalau kita mencampurkan susu dengan air ! Raja Sulaiman pun tidak akan melihat perbuatan kita malam ini. Ayolah campurkan saja." Ucap Abdur dengan nada memaksa

Melihat jawaban ayahnya, Hamud dengan tegas menjawab:

"Ayah Meskipun tidak ada orang yang melihat. Meskipun Raja Sulaiman tidak tahu perbuatan kita. Tapi Rabb-nya Raja Sulaiman tetap melihat. Allah pasti tahu segala perbuatan kita. Karena Dia Maha Mengetahui dan Dia Maha Melihat."
"Aku tidak mau melakukan kecurangan dan ketidakjujuran. Baik saat ramai maupun saat sepi. Aku percaya Allah itu mengawasi gerak-gerik kita ayah."

Jelas Hamud pada ayahnya. Agar jangan berbuat curang.

3. Alur Ketiga Drama Islami


Mendengar jawaban anaknya tersebut, sang ayah pun mengalah dan pergi ke kamar. Namun di samping itu ternyata Raja Sulaiman yang berada di balik tembok tersebut mendengar semua percakapannya. Kemudian Raja Sulaiman dan mengawal itu kembali ke rumah sambil berbincang-bincang.

Pengawal Usamah: "Wahai Raja, sungguh ucapan anak tadi sangat luar biasa. Dia takut sekali sama Allah meskipun sedang di tempat yang sepi. Dia merasa diawasi oleh Allah taala dan berbuat jujur.

Raja: "Ya saya sangat kagum sekali dengan anak tadi. Anak itu berhak mendapat hadiah"

Keesokan harinya Raja menyuruh anaknya yang bernama Malik untuk pergi ke rumah penjual susu bersama pengawalnya.

Raja Sulaiman: "Nak, Pergilah ke rumah penjual susu kambing yang tadi malam aku temui. Pergilah bersama pengawalku ini, lalu berikan satu kantong emas ini kepadanya"

Mendapat perintah dari ayahnya, Malik pun mentaati dan pergi bersama pengawal. Sesampainya di rumah, Malik mengetuk pintu dan berkata pada anak penjual susu tersebut.

Malik: "Assalamualaikum..."

Hamud membuka pintu dan menjawab:

"Wa'alaikumussalam Warahmatullahi Wabarakatuh. Ada apa Putra Raja datang ke sini?" tanya anak penjual susu.

Malik: "Saya datang ke sini ingin memberikan hadiah dari Raja untuk kamu"

Hamud bertanya, "Apa ini?"

Malik: "Itu adalah satu kantong emas"

Hamud kaget, rasanya seperti mimpi lalu berkata,

"Masya Allah, Subhanallah..Banyak sekali. Eh, kenapa raja memberikan ini kepada saya?"

Malik: "Saya tidak tahu. Cukuplah Allah yang tahu"

Hamud: "Jazakumullah Khairan. Semoga Allah membalas kebaikan kepada raja Sulaiman"

Akhirnya anak tersebut memiliki rumah yang bagus dan mobil serta kendaraan yang bagus. Tentunya itu semua tak lepas karena kejujuran dan rasa muraqabatullah dari anak tersebut. Selesai.

Baca juga kumpulan drama di situs abanaonline.com.

Itulah contoh naskah drama islam yang bisa kami bagikan. Naskah ini tidak ada unsur lucu lucunya. Tapi penuh hikmah. Wassalamualaikum Warahmatullahi Wabarakatuh.

Posting Komentar untuk "Naskah Drama Islam Tentang Kejujuran dan Merasa Diawasi Allah"