Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Widget Atas Posting

Hadirkan 2 Juta Rahilah untuk 200 Juta Jiwa, Ustadz Galan Sandy

Assalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh. Pada kesempatan kali ini abanaonline.com akan menulis ringkasan kajian ruhiyah yang disampaikan oleh Ustadz Galan Nurahman Sandy di Kuttab Al Fatih Bandar Lampung, Senin, 16 April 2018 (selepas jam istirahat siang). Tema kajian beliau kami beri judul,

Baca juga: 3 Motivasi Guru agar Semangat Mengajar, Ustadz Budi Ashari Lc

200 Ribu Rahilah untuk 200 Juta Jiwa di Indonesia


200 Ribu Rahilah untuk 200 Juta Jiwa di Indonesia

Kuttab Al Fatih sebagai lembaga pendidikan untuk melahirkan kembali cahaya para ulama dan ilmuan masih terbilang muqaddimah (permulaan). Kalau dalam karya tulis ilmiah biasanya muqaddimah menjadi salah satu bagian yang penting. Karena berisi maksud/tujuan dari keseluruhan isi tulisan. Dalam kata lain penulis baru menjelaskan arah tujuan dari tulisannya.

Kuttab Al-Fatih sendiri masih seumur jagung. Belum melahirkan alumni-alumni Kuttab. Sehingga kita juga belum tahu bagaimana nanti kedepannya. Tapi dengan bermodal keyakinan dan kebesaran dari kurikulum Kuttab ini, InsyaAllah kita bisa menghadirkan rahilah-rahilah di tanah air.

Apa maksud dari kata "Rahilah"?

Kata "Rahilah" pernah disebutkan dalam hadits Nabi Muhammad -shalallahu alaihi wassalam-,

عن عبد الله بن عمر رضي الله عنهما قال‏:‏ قال رسول الله صلى الله عليه وسلم‏:‏ ‏إنما الناس كالإبل المائة‏‏ لا تكاد تجد فيها راحلة‏.‏ [متفق عليه‏]‏

"Dari Abdullah bin Umar -radhiallahuanhuma- ia berkata, Rasulullah -shallallaahualaihi wasallam- bersabda: Sesungguhnya manusia itu seperti unta yang berjumlah seratus, kalian hampir-hampir tidak mendapati di antara unta-unta tersebut, seekor pun yang layak untuk ditunggangi (Rahilah). [Muttafaqunalaih]

Dari kalimat nabi di atas ada faidah besar yang patut kita renungkan. Rahilah berarti unta yang unggul, dia mampu menahan beban berat saat dalam perjalanan. Artinya nabi memberi petunjuk bahwa hanya dibutuhkan satu rahilah untuk seratus unta.

Apabila di Indonesia ada 200.000.000 (Dua ratus juta) jiwa dan semuanya tidak bermoral (rusak), maka hanya dibutuhkan 2.000000 (Dua Juta) alumni saja untuk memperbaiki negeri ini (masing masing alumni memegang 100 orang). Maksudnya Antum (para guru) harus bisa menghadirkan 2.000.000 kader unggulan terbaik dari para ulama dan ilmuwan bak seperti rahilah di antara 100 ekor unta.

Note: Menurut data dari Menteri Dalam Negeri (Mendagri) RI Tjahjo Kumolo penduduk jiwa di Indonesia pada tahun 2016 ada sekitar 257.912.349 jiwa. Untuk tahun 2018 sudah lebih 262 juta jiwa. (Tribunnews.com)

Makanya sekarang kita harus berlelah lelah dahulu untuk menghadirkan generasi Iqra Bismirabbikalladzi Khalaq, bukan cuma Iqra. Kalau Iqra saja negara Jepang juga mampu. Tapi mereka tidak dengan Bismirabbikalladzi Khalaq (Ateis).

Yang jadi problem saat ini kaum muslimin digoyahkan dengan 3 pilar yang bisa menghancurkan peradaban. Apa saja itu?

  • Menghancurkan rumah tangga
  • Menghancurkan pendidikan atau merusak para guru
  • Dan merusak panutan

Baiklah kami akan mendetailkan satu persatu:

1. Menghancurkan Peran Ibu sebagai Rumah Tangga


Pada masa peradaban peran ibu dalam rumah tangga sangatlah penting. Karena ibu merupakan madrasah pertama bagi anak. Namun bagi yang tidak suka dengan kebangkitan Islam, mereka membuat sedemikan rupa agar pekerjaan rumah tangga di pandang rendah.

Lihatlah banyak sekali hari ini wanita-wanita yang menjadi tulang punggung keluarga atau menjadi wanita karir. Di Jakarta saja kereta KRL hampir dipenuhi oleh wanita. Bahkan sampai gerbong wanita saja tidak cukup ruangannya.

Ironis memang. Tapi inilah tugas kita. Makanya di Kuttab ada kajian orangtua. Tujuannya supaya mereka belajar kurikulum dan sejarah. Disebutkan oleh DR. Khalid Asy-Santut (Afwan koreksi kalau salah, soalnya agak lupa beliau menyebutkan namanya), "Profesi paling cocok buat wanita adalah guru". Makanya di Kuttab Al-Fatih ummahat/guru wanita boleh membawa anak sendiri. Tidak dilarang.

2. Menghancurkan Pendidikan atau Merusak Peran Guru


Selain menghancurkan peran ibu, saat ini peradaban Islam juga sedang dirusak melalui sisi pendidikan. Kalau dahulu ada orang yang mencari rumah seorang guru biasanya masyarakat akan menjawab, "Oh rumahnya ibu guru". Seolah-olah nama guru lebih melekat dibandingkan namanya sendiri.

Tapi lihatlah hari ini. Ironis sekali. Peran guru dan kehormatan seorang guru telah dirusak, bahkan ada kasus murid yang memukul gurunya sampai meninggal. Karena memang konsep hari ini guru tidak dimuliakan. Tidak boleh menghukum, tidak boleh memukul dan lain lain.

Baca: Cara Menghukum Anak dalam Islam yang Mendidik

Di Kuttab, guru sangat dimuliakan di hadapan orang tua. Tidak boleh orangtua memprotes gurunya, kecuali harus datang langsung ke manajemen dan menyampaikan keluhanya pada kepala Kuttab.

Guru tidak dibebani keluhan orangtua agar Izzah (kehormatan) guru terjaga. Dahulu gaji guru sama dengan gaji dokter, yaitu 23-40 an juta. Namun saat ini para artis yang tugasnya merusak moral digaji tinggi sedangkan para guru yang tugasnya memperbaiki moral digaji kecil. Akhirnya pendidikan dipandang sebelah mata.

"Tidak akan hadir peradaban ini jikalau bintang-bintang hiburan masih bersinar"

3. Merusak panutan


Di poin ini beliau (Ustadz Galan) tidak menjelaskan secara detail karena waktu sudah ashar dan cuaca saat itu hujan deras. Tapi yang pasti kita sudah melihat sendiri di mana para ustadz dan para ahli ilmu mulai dirusak panutannya. Banyak yang menghina dan mencemooh. Naudzubillahiminzalik

Oleh sebab itu terus berjuang untuk menghadirkan 2.000.000 rahilah di tanah air. Terus yang jadi pertanyaan, Antum yang di sini (di tempat kajian) termasuk dari rahilah atau tidak?

Alhamdulillah, selesai juga ringkasan kajian ruhiyah yang bisa menggugah semangat para guru (termasuk saya). Karena beliau menyampaikan agak lirih, sebagian besar bahasa tulisan di atas berasal dari saya pribadi. Tapi InsyaAllah maknanya sama persis.

1 komentar untuk "Hadirkan 2 Juta Rahilah untuk 200 Juta Jiwa, Ustadz Galan Sandy"

Anonim 6 Desember 2022 pukul 04.58 Hapus Komentar
The most simple form of this setup includes progressive jackpots would possibly be} shared between the financial institution of machines, but could embody multiplayer bonuses and different features. Video slots have been the forerunners of on-line slots since they're your typical slot machine in a land-based casino that comes with a video screen instead of mechanical reels. So, five-reel slots are an development of the traditional bet365 machines. They are thought-about the most typical among the many greatest on-line casinos.